Luna masih sadar walau ia ditelan bunga merah milik Rishi, merasakan tubuhnya berguncang selama beberapa saat lalu semuanya menjadi hening.
Luna tidak tahu kemana Istvan, mungkin dia menyelamatkan Larson, atau mungkin juga ia dikalahkan oleh Rishi dan tidak bisa menolongnya lagi. Wanita itu menghela napas, tidak menyesal sama sekali mengikuti Istvan untuk menyelamatkan Aodan walau ia harus berakhir di ambang kematian seperti ini.
"Aodan, kalau kau tidak keluar … aku akan mati." Luna merasa hidungnya pedih dan air matanya tidak bisa ia bendung lagi dan menetes di pipinya, menembus kain yang menutupi hidungnya.
Bunga yang Luna peluk tidak bergerak, tetap sama seperti tadi.
Luna menggigit bibirnya, walau pun sekarang ia tidak punya seseorang yang mengasihinya, tapi ia merasa sangat sedih harus mati tanpa ada seorang pun yang mengingatnya.
Ia tidak ingin berakhir seperti Grace.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください