webnovel

Perekam Suara

Bel sebentar lagi berbunyi, semua siswa sudah mulai beranjak menuju kelas masing-masing, "Leo bangun! kelas selanjutnya akan segera di mulai". Sandi membangunkan Leo yang sedang asyik berbaring di bawah pohon halaman yang jaraknya tidak terlalu jauh dari ruang guru.

"Santai saja San, tidak akan ada pelajaran untuk kelas kedua". Jawab Leo dengan santai, "Apa maksudmu". Sandi mengangkat tangan Leo yang menutupi wajah dan menatapnya dengan bingung.

Leo membalas tatapan sandi, "Mmmm ... gak ada, ayo ke kelas!" Jawab Leo ringan dan langsung berdiri, membersihkan pakaian dan merapikannya, sedangkan Sandi masih kebingungan namun memilih untuk melupakan ucapan Leo.

Sesampainya di lorong lantai dua yang tidak jauh dari ruang kelas, "Huh, mereka seperti bebek minta makan saja" Gumam Leo dengan lemas, Sandi mendengar Leo namun tidak begitu jelas, jadi dia hanya menggelengkan kepala dan tidak menanggapi Leo.

Tepat ketika sandi dan Leo masuk ke ruang kelas, Geral dan dua temannya Beni dan Rian sudah menunggu mereka dengan para siswi yang sedang berkerumun di dekat Geral.

"Apakah si tampan pemberani sudah datang" Geral dengan nada menghina kepada Leo yang baru datang, "Tidak buruk juga, ternyata rumornya tidak berlebihan, kamu cukup pantas untuk menjadi pelayan pribadiku" Sambungnya dengan ringan sambil memandang tubuh Leo dari atas hingga bawah.

Leo tidak peduli dengan ucapan Geral, ia dengan santai berjalan ke tempat duduknya, sementara murid yang lainnya terdiam takut, sandi yang berdiri di dekat Leo pun tidak berani bergerak sedikit pun.

Ia sudah tahu kalau Geral adalah murid laki-laki paling populer di sekolah, ia juga memiliki kuasa untuk melakukan sesuatu di sekolah yang merupakan salah satu dari sekian banyak kekayaan ayah Geral.

Geral mendekati Leo yang sudah duduk manis menghadap jendela, Ia sudah berdiri di depan Leo Tapi pandangannya  berubah ke arah Karin, dalam sekejap Karin terlihat ketakutan dengan tatapan Geral yang memberinya kode untuk menyingkir, namun Karin terlalu takut hingga tidak bisa bergerak.

Rian yang melihat kode dari Geral langsung bertindak, "Brukkk ... Aaaaaa". Suara Karin yang terjatuh ke lantai dan sedikit menjerit karena di tarik oleh Rian.

Leny dan Clara yang melihat Karin terkapar di lantai dengan cepat meraih Karin, Leny dan Clara hanya berani memandang Geral dan mencibir dalam hati tidak berani mengeluarkan kata sedikitpun.

Leo sedikit terkejut, namun ia tidak mengubah sikapnya, ia sedikit melempar tatapan tajam dengan singkat ke arah Rian, Rian melihat tatapan Leo, "Apa-apaan dengan tatapannya, itu bahkan lebih mengerikan di bandingkan tatapan marah Geral" Ungkap Rian untuk sesaat merasa sangat ketakutan.

Geral tidak melihatnya karena terjadi begitu cepat, ia hanya melihat wajah Leo yang terlihat acuh tanpa peduli dengan keberadaannya di sana, membuatnya sangat kesal namun masih bisa mengontrol diri.

"Haha seperti yang di harapkan kamu memang pantas mendapatkan gelar si tampan pemberani, bahkan kamu berani bersikap acuh kepadaku ataukah kamu hanya takut sekedar melihat ku". Geral coba memancing amarah Leo dengan nada menghina.

Namun Leo tetap tidak peduli, ia mengambil headset dari sakunya dan memasangnya tanpa dosa, Geral yang melihat sikap Leo kini mulai tidak terkontrol, "Hey, Apa kamu sengaja ingin membuat masalah denganku?" Tanya Geral dingin dengan suara dalam.

"Ini peringatan pertamamu, Jangan sampai aku mendengar kamu memiliki masalah lagi dengan kelas elite, khususnya Niza, Satu hal lagi, aku tidak begitu baik hati untuk sampah buangan sepertimu". Ancamnya dengan suara dingin menatap tajam ke arah Leo.

Mendengar Geral menghina seperti itu, Leo sepenuhnya mengerti maksud dari hinaan Geral, Dengan wajah hitam Leo perlahan menoleh kearah Geral melepaskan headset, menatap tajam ke arah Geral sambil memajukan wajahnya.

"Bahkan Cicak itu tahu siapa yang sedang membuat masalah sekarang, dan kamu tidak layak untuk menggonggong di sini". Tegas Leo dengan wajah hitam, "Sekolah ini adalah milik ku dan menjadi sekolah terbaik di daerah ini dan kamu sampah berani menantang ku". Tegas Geral dengan senyum licik.

"Inilah kenapa sekolah ini membiarkan binatang menggonggong di dalam kelas" Balas Leo dengan ketus, Geral sudah menunggu jawaban Leo, Ia tidak membalas namun tersenyum licik seakan memenangkan pertarungan.

Sebenarnya Geral sengaja memancing amarah Leo, dengan begitu ia bisa mendapatkan rekaman suara Leo yang dengan terang-terangan menghina dirinya dan sekolah, kemudian ia bisa menggunakannya rekaman suara tersebut kapan saja untuk mengeluarkan Leo dari sekolah.

Alat perekam suara itu berbentuk pulpen  yang sebelumnya sudah di siapkan di saku bajunya, kini Geral merasa puas telah mendapatkan keinginannya, dengan senyum licik penuh kemenangan, ia pun segera berdiri.

"Ayo pergi, semuanya sudah selesai, dan kamu! tunggu saja, aku punya hadiah menarik untukmu!" Tegasnya kepada Beni dan Rian sambil menunjuk Leo dengan senyum liciknya.

"Hahaha" Suara tawa keras penuh kemenangan dari Geral meninggalkan ruang kelas Leo, ia sudah tidak sabar ingin memberi kejutan untuk Niza, Geral berniat untuk membagikan rekaman suara itu untuk Niza, dengan begitu ia bisa mendapatkan perhatian lebih dari Liza karena telah membalaskan dendam Niza kepada Leo.

Sementara itu Leo menatap Karin yang masih duduk tergeletak di lantai, Karin membalas tatapannya, namun Leo langsung mengalihkan pandangannya tanpa ekspresi ke arah jendela.

Karin sudah tidak bisa menahan diri, perasaannya bercampur aduk, di satu sisi ia sangat terkesan dengan keberanian Leo namun di sisi lain ia sangat kesal dengan sikap Leo yang telah melawan Geral, ia berasumsi Leo tidak mengerti keadaan.

Kini Karin berdiri dan mendekati Leo "Apakah kamu meminjam keberanian dari singa, bagaimana mungkin kamu bisa begitu berani di hari pertamamu melawan Geral yang dengan jelas ingin menghapus mu" Tegas Karin dengan mata yang sedikit berkaca.

Leo menatap mata Karin dengan tajam, namun segera melunak ketika melihat ekspresi Karin, memilih diam dan mengurung niatnya untuk membalas ucapan Karin kemudian kembali menghadap jendela dan memasang headset di telinganya.

次の章へ