webnovel

bab 51 Menikahkan Ayya

ayya sedang berlatih dengan grup rebana santri putri, ini adalah kegiatan rutin setiap hari jum'at di pesantren Al- Buruj, santri dan santriwati libur hari ini jadi, untuk mengisi waktu luang mereka menjadwalkan aneka kegiatan untuk mengisi kekosongan dan juga untuk menggali bakat mereka. sebenarnya baik santri putra maupun putri sudah memiliki vokalis, ada lima orang vokalis inti dan sepuluh backing vokal untuk masing- masing grup, tetapi saat ayya dan ahfaz dirumah, keduanya yang akan menjadi vocalis utama, seperti malam ini,ayya yang menjadi vokalis utama dalam latihan kali ini.

suara tabuhan rebana mengalun melalui pengeras suara yang terdengar keseluruh pondok.jadwal latihan santri putra dan putri selisih satu hari, jadi tidak bertabrakan, gunanya adalah untuk saling mengoreksi, tetapi koreksi disini hanya sebatas mendengarkan, karena antara santri putra dan putri tidak boleh saling bertemu kecuali kang dan mbak ndalem, itu pun hanya pada acara khusus seperti pengajian, hataman atau haul.

"maula ya sholli wassalimda'iman abada...

'ala habibika khoiril kholqi kulihimi...

oh abang adik juga rindu...

dengan abang yang tampan itu...

salam balik untuk ayah ibu..

adik siap jadi menantu...

maula ya sholli wassalimda'iman abada

'ala habibika khoiril kholqi kulihimi..

abang jangan lama disitu...

adik sudah lama menunggu...

berdo'a semoga Allah bantu...

supaya cepat kita bersatu...

suara ayya sangat merdu, meski belum bisa mengalahkan suara uminya tetapi suara ayya juga memiliki keunikan yang tidak dimiliki orang lain.

rafi yang baru saja datang bersama abah dan uminya, kyai bashori dan juga umi hana tersenyum dan menggelengkan kepalanya mendengarkan suara ayya.

" gadis kecil itu, semakin menggemaskan.." kata hatinya, dan tanpa dia sadari sikapnya itu tertangkap oleh abah dan uminya yang ikut tersenyum.

"assalamu'alaikum..." kyai bashori dan umi hana yang rencananya akan datang menjemput ayya besok pagi memajukan jadwalnya karena permintaan putranya rafi, putranya itu menyampaikan hal penting kepada kyai bashori dan umi hana, akhirnya mereka bertiga berangkat siang itu juga dan sampai di sini malam hari ini.

" wa'alaikum salam....kyai...umi...." kirana sendiri yang membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk, kirana langsung mencium tangan umi hana dan mereka berpelukan.umi hana adalah istri dari keponakan umi farida, usianya hanya selisih lima tahun dari kirana, mereka seperti kakak adik, tetapi kirana sangat menghormatinya sehingga kirana dan ziyad sudah terbiasa memanggilnya umi.

" tetapi bukankah kalian akan kesini besok?" kirana bertanya- tanya.

" rencananya sih gitu kiran, tetapi ada yang sudah tidak sabar ingin bertemu seseorang." kyai bashori melirik rafi yang sedang melihat ponselnya.

" oh...silahkan duduk kyai, umi, nak rafi, saya panggilkan kak ziyad dulu." kirana kemudian masuk kedalam memanggil suaminya dan membuatkan minum.

" selamat datang kyai..umi..rafi..." ziyad mencium tangan kyai bashori yang langsung memeluknya.

" ustadz ziyad..sebenarnya ada yang mau kami sampaikan..." kyai bashori membuka obrolan mereka langsung ke pokok.

" silahkan kyai..." ziyad tersenyum, kirana meletakkan empat buah cangkir teh dan ikut mendengarkan yang akan disampaikan oleh kyai bashori.

" rafi...silahkan kamu ngomong sendiri..." kyai bashori melirik putranya yang langsung mengangguk.

" bismillah...om ziyad, pada kesempatan ini saya mau meminta ijin kepada om dan tante untuk meminang ayya untuk rafi jadikan istri.." rafi sangat pandai dan dia juga tidak grogi menyampaikan maksud kedatangannya malam ini.

"apa alasanmu rafi..." ziyad melihat kearah kyai bashori yang menggelengkan kepalanya dan juga mengangkat bahunya tanda tidak mau ikut campur, kyai bashori percaya akan kemampuan rafi dan juga mengajarkan putranya untuk bertanggung jawab dengan keputusannya, beliau ingin tahu seserius apa putranya itu saat meminta ayya kepada abinya secara langsung.

" sebenarnya saya sudah mencintai ayya sejak pertama kali saya melihatnya ketika dia tinggal bersama abah dan umi, dan perasaan itu tidak pernah berubah hingga sekarang, saya dan ayya akan berada dipesantren yang sama, agar saya bisa melindunginya saya ingin menghalalkan ayya untuk diri saya om...tetapi om ziyad dan tante kirana tidak usah khawatir, saya hanya ingin melindunginya, saya tidak akan menyentuh aya untuk hal- hal yang "itu" sampai usia kami matang dan benar- benar siap om...saya juga mohon untuk merahasiakan ini dari ayya agar dia tidak terbebani dengan kewajiban menjadi seorang istri, demikian om, tante, keputusan akhir tetap berada di pihak anda..." rafi baru saja mulai menjadi siswa sekolah menengah atas, tetapi IQ nya tidak kalah dari ayya dan ahfaz, dia juga seorang hafidz.ziyad dan kirana saling pandang dan keduanya tersenyum.

" umi...tolong panggil mbak ndalem dua orang, kang ndalem dua orang.." kirana langsung melaksanakan perintah suaminya.rafi yang sudah memahami apa yang dilakukan ziyad tersenyum dan mohon ijin untuk mengambil sesuatu,dan kembali sesaat kemudian dengan membawa mahar yang telah dipersiapkannya.maka syarat pernikahan pun sudah terpenuhi.ziyad sendiri yang menikahkan ayya dengan rafi, rafi juga benar- benar telah siap karena dia mengucap ijab qobul dengan sangat lancar, bahasa arabnya cukup fasih,,tak mengherankan karena rafi adalah putra dari kyai bashori. nasabnya jelas bahwa rafi memiliki kemampuan seperti itu. semua orang berbahagia dan keadaan seperti mereka sedang menerima tamu seperti biasa saat ayya kembali dari latihannya, saat melihat kehadiran kyai bashori bersama umi hana dan rafi,senyumnya mengembang, ayya langsung mencium tangan kedua orang tua angkatnya denga takdzim, hana memeluknya, saat hendak kembali duduk dekat uminya, rafi mencekal pergelangan tangan ayya dan menjabat tangan ayya dan mendorong tangannya hingga tercium oleh ayya, kemudian rafi mengusap kepala ayya dengan lembut sambil mengucap do'a.

" maaf...ayya masuk kedalam dulu..." ayya agak canggung dan pamit undur diri untuk membereskan barang- barangnya yang akan dibawa besok.setelah kepergian ayya, keempat orang diruang tamu saling pandang dan tersenyum sementara rafi tertunduk malu.

" kyai bashori, sudah malam, silahkan kalian istirahat dulu, agar besok fresh karena harus menempuh perjalanan jauh, rafi kamu mau tidur dimana?" goda ziyad..rafi pun membelalakkan matanya saat mertuanya menggodanya.semua orang beristirahat pada akhirnya.

" bii...ayya sudah bukan tanggung jawab kita lagi..." kirana menitikkan airmata bahagianya.

" iya sayang, itulah akibatnya kalau memiliki putri yang terlalu cantik..." ziyad mencubit hidung istrinya. pasangan itu saling berpelukan, mereka mengingat saat- saat si kembar lahir, keduanya terlelap dalam senyum kebahagiaan.

次の章へ