WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini.
"Ahhh...Ahhh...." Desah Kiran sedikit tertahan. Dia tak mungkin mendesah terlalu keras. Bisa-bisa suaranya membangunkan Keyla. Sesekali mata Kiran melirik kearah ranjang anaknya. Dia masih tidur. Sekarang Keyla bahkan memunggungi mereka. Itu bagus. Dia tak ingin ketika anaknya membuka mata pemandangan tak pantas dia lihat. Kay masih asyik menggerakan pinggulnya naik dan turun. Dia seakan tak bisa menghentikan setiap aksinya itu. Kedua tangan Kiran berada dibelakang punggung Kay. Mengusapnya dengan sayang dan sesekali mereka berciuman untuk membuat percintaan semakin menggairahkan. Kay berguling kesamping membuat Kiran berada diatasnya sekarang. Kini giliran Kiran yang menarik turunkan pinggulnya. Tangan satunya dia simpan diatas perut Kay sementara tangan satunya menggenggam tangan Kay.
"Ahhhhh..." Desah Kiran lagi dengan nada yang begitu menggoda. Wajah keenakannya membuat Kay semakin bernafsu. Tangannya meremas-remas payudara yang paling dia sukai. Menekan kecil puncaknya. Dia suka ketika puncak itu menegang. Kini Kay sedikit bangkit. Dia ingin merasa payudara sang istri dengan mulutnya. Dia mengemutnya, menggigit kecil dan tentu saja memainkan dengan lidahnya. Kiran dibuat semakin basah.
"Terus sayang...ahhhh..." Kay meraih pinggang Kiran dengan tangannya. Dia suka gerakan itu. Payudara yang naik turun dihadapannya semakin menggetarkan miliknya. Kiran benar-benar seksi sekali. Puas dengan hal itu. Kini Kay turun dari ranjangnya. Dia berdiri dan menarik kaki jenjang Kiran. Kaki itu dia angkat sampai bahu dan dalam hitungan detik kejantanannya sudah masuk kembali. Gerakannya dia mulai dengan cepat. Kaki Kiran yang panjang itu sesekali dia ciumi sementara tangannya tentu tak luput menggapai bulatan kenyal yang menggoda. Ini nikmat sekali. Rasanya dia sudah lama tak bercinta dengan Kiran seperti ini. Kemarin-kemarin akibat kelelahan mereka sudah tak pernah bercinta. Mereka lebih memilih beristirahat.
"Ahhh...." Kay menaikan kepalanya keatas sambil memejamkan matanya. Dia mencoba menikmati setiap sensasi yang ditimbulkan akibat peraduan mereka. Kay menata lagi tempat tidurnya. Dia mengambil dua bantal dan menyuruh Kiran tidur miring didepan bantal itu. Kini punggungnya dapat merasakan empuknya bantal yang membuat Kiran nyaman. Setelah itu Kay kembali memeluknya. Kedua kaki Kiran dia arahkan untuk melingkar di pinggangnya. Melihat tak ada jarak antara mereka. Kiran segera menciumnya. Dia ingin menikmati bibir tipis suaminya yang begitu pandai memuaskan hasratnya. Kay dengan senang hati memberikan ciuman terbaiknya. Ciuman apapun dia akan lakukan selama Kiran mau.
"Gerak lagi.." Kiran menatap dalam bola mata Kay.
"Oke sayang..." Kay dengan suara kecilnya. Lagi-lagi dia melakukan pergerakan yang luar biasa membawa kenikmatan. Kiran hanya bisa memeluk Kay dengan erat. Desahannya jadi terdengar jelas di telinga Kay. Itu menggoda sekali. Kay suka mendengar Kiran mendesah-desah saat mereka bercinta. Semakin Kiran banyak mendesah semakin Kay yakin bahwa itu nikmat.
"Ahhh..Mashhhh akuhhhh..." Kiran memanggil. Kay hanya memberikan ciuman.
"Keluarin sayanghhh...." Kay semakin cepat melakukan penetrasinya. Dia tahu Kiran sudah hampir mencapai klimaksnya. Cengkraman tangan Kiran dipunggungnya terasa kuat saat pelepasannya terjadi. Begitupun Kay yang memuntahkan cairan itu di dalam sana. Matanya terpejam, keringat sudah membasahi badannya tapi itu sangat memuaskan. Merasa sudah mengeluarkan apa yang dia punya. Kay sedikit demi sedikit berguling ke arah lain. Dia mengatur nafasnya sendiri yang terengah-engah akibat gerakan hebohnya.
"Kayanya enakan pagi-pagi Mas."
"Pagi?"
"Iya, kalo malem udah cape, udah mumet pokoknya jadi sedikit ga enak. Kalo pagikan masih fresh.." Kiran lalu menarik selimutnya sementara Kay kini mulai menarik bantal guling. Dia letakkan di belakang kepalanya setelah itu dia membiarkan Kiran berada dalam pelukannya.
"Kalo pagi tenaga aku masih kenceng."
"Oh...kalo malem berarti udah loyo ya.."
"Enak aja, aku pagi, siang, malem bisa kalo kamu mau."
"Gila aja, mau bikin badan aku remuk apa?."
"Enggalah. Aku kan orangnya lembut." Kay mengusap-usap bahu polos Kiran.
"Lembut?" Kiran sambil senyum-senyum.
"Emang ga ngerasa kelembutan aku?" Pertanyaan Kay hanya disambut tawa kecil oleh Kiran.
"Kalo gitu aku bakalan biasain untuk morning seks."
"Ih..mulutnya kalo ngomong gitu lancar. Disamarin kek kalo Keyla denger bahaya."
"Dia masih tidur." Kay memandang Keyla lagi. Wajah malaikatnya itu kini menghadap kearahnya sambil memeluk guling.
"Aku pingin hubungan kita lebih baik lagi."
"Aku juga." Kay mengecup kepala istrinya.
"Aku ada undangan ke London, Mas sama Kay ikut ya."
"Oke, kita liat tanggal berapa. Lama-lama kamu jadi artis."
"Bukannya dulu suka artis?"
"Engga, dulu sukanya designer." Jawab Kay dengan cepat. Kepalanya dia tundukkan untuk meraih bibir Kiran. Mereka berciuman lagi.
"Mau lagi?" Tanya Kiran mengetahui ada yang berbeda dari ciuman itu. Kay naik lagi ke atas badan Kiran. Dia menatapnya dalam. Tak lupa dia mengusap-usap rambut Kiran dengan sayang. Melihat perlakuan Kay, kini Kiran mengalungkan lagi kedua Tangannya di leher suaminya.
"Hari ini aku cuman pingin mesra-mesraan sama kamu. Rasanya udah lama ga pernah gitu. Aku kangen.." Ucapan Kay membuat Kiran menarik dirinya. Kali ini dia yang mencium suaminya. Pahanya dibawah ia buka lebar lagi agar Kay lebih nyaman untuk berada dalam dekapannya.
"Kamu cantik banget."
"Iyalah aku harus ekstra perawatannya. Kalau engga Mas Kay yang playboy ini bisa ke goda sama cewek lain. Mas kan sukanya yang cantik-cantik."
"Dari semua mantan aku cuman kamu yang paling cantik, paling seksi lagi."
"Seksi?Mas udah liat mereka emang?."
"Engga, engga. Jangan salah paham sayang."
"Mas udah ga main cewek kan?ke Jogja beneran buat kerja?"
"Beneran sayang, ga ada cewek lain."
"Inget loh Mas, Mas punya anak perempuan."
"Iya aku punya anak perempuan dan istri super hot jadi ga mungkin aku selingkuh." Kay mulai mencium area dada Kiran.
"Mas jangan kasih tanda disitu, aku pake baju keliatan nanti." Protes Kiran membuat Kay lebih turun. Saat melihat puncak payudaranya dia langsung melahapnya lagi. Menghisapnya terus menerus. Kiran memejamkan matanya menikmati permainan itu.
"Mas satu lagihhhh.." Pinta Kiran membuat Kay beralih ke payudara satunya. Dia melakukan hal yang sama. putingnya kini tampak basah. Kiran menarik lembut rambut-rambut Kay yang ada di dadanya.
"Bu..na..." Suara Keyla terdengar membuat Kay menghentikan aksinya dan menatap ke arah Kiran.
"Celana aku yang..." Kay segera mencari celana pendeknya. Ronde kedua gagal. Mata Keyla kini mengedip-ngedip seakan mencari dimana orang tuanya. Kini dia terperanjat duduk, dia bingung dengan wajah hampir menangis.
"Disini sayang." Panggil Kay membuat Keyla menoleh. Anak itu turun dan menghampiri orang tuanya. Kay segera meraih anaknya dan memangkunya.
***To Be Continue