webnovel

Dua sisi

Jay POV

Setelah aku tahu bagaimana perasaan Alyssa padaku, jujur aku tak tahu langkah apa yang harus aku ambil?mengatakan cinta padanya?ah...jangan. Kay bilang dia sudah memberitahu Alyssa tentang keadaanku jadi...mungkin aku akan melihat responnya terlebih dahulu tapi...belakangan ini aku belum melihat keberadaan Alyssa dirumahnya. Sudah berhari-hari aku menunggu di depan Balkon namun belum juga ada tanda-tanda keberadaan Alyssa. Dia kemana?apa dia masih menghindar dari wartawan?atau dia ada jadwal syuting?. Aku benar-benar bodoh tak mengerti setiap tanda-tanda yang diberikan Alyssa. Aku harus bagaimana?. Eh tapi harusnya aku tak boleh berharap banyak. Siapa yang bilang Alyssa menerima kondisiku?mungkin dia tak ada dirumah karena menghindariku. Ya...mungkin karena itu. Lagian artis macam dia pasti lebih menyukai lelaki yang keren, yang mungkin juga hanya ada dikalangan entertainment. Ya...aku tak boleh terlalu percaya diri. Siapa aku?. Aku kini menyeret kursi yang ada dibalkon kamarku. Mendudukinya dengan tenang sambil membuka handphoneku. Kalo dilihat-lihat kenapa di Handphoneku masih banyak potret Tiara. Oh iya aku lupa, aku yang selalu memintanya untuk berfoto dulu dan mengirimkannya padaku. Ah...Tiara kamu itu terlalu sempurna. Kamu baik, pintar, cantik lagi. Kamu harus nemu cowok yang sepadan juga. Aku bisa malu-maluin kamu kalo kamu milih aku. Andai aja aku seberani Kay, aku mungkin bakalan ngejar kamu. Entah kenapa meskipun aku sadar akan kekurangan aku dan ga bisanya aku memiliki Tiara aku benar-benar tak sampai hati jika harus menghapus fotonya begitu saja dari handphoneku. Bukan hanya itu bahka setiap fotobox yang kami cetak dulu masih aku simpan di laci lemariku. Aku sepertinya akan susah move on. Alyssa bukan wanita yang bisa membuat aku lupa begitu saja dengan Tiara. Mungkin aku dan dia sama-sama kesepian aja makannya kita nyambung. Kalau aku takut membuat Tiara malu apa kabar dengan Alyssa?. Dia kan artis segala sesuatunya bisa dibuat berita dan bahkan se-Indonesia bisa tahu. Apa kata dunia kalau Alyssa punya pacar kaya aku?. Ah...iya harusnya aku mikir sampai sana. Itu bakalan buat Alyssa kesusahan. Karir dia kan segala-galanya. Hanya itu cara dia menafkahi kedua orang tuanya. Aku ga boleh mutusin rejeki orang. Hubungan ini pasti bakalan bawa dampak buruk bagi karir Alyssa. Oke Jangan dilanjutin, cukup disini aja. Aku sempat melihat beberapa cuplikan wawancara Alyssa dimana dia ditanya tipe idealnya. Dia bilang, dia suka lelaki yang dewasa, smart, dan mengerti kerjaanya. Sepertinya kriteria itu sulit untukku. Mungkin aku smart tapi aku ga pernah bisa bersikap dewasa, dan aku tak bisa menerima pekerjaan Alyssa sebagai artis. Bagaimana bisa aku melihat pacarku dicium pria lain yang bisa saja berbeda dalam setiap flimnya, meskipun itu hanya akting sepertinya aku tak bisa menerima itu. Itu sulit untukku. Sebenarnya bagaimana kisah cintaku akan berakhir?.

****

Alyssa POV

Setelah mendengar cerita Kay, aku benar-benar dibuat tak percaya?apa benar Jay pernah mengalami hal itu?apa dia tak berlaku normal?padahal dibagiku dia hanya lelaki yang bertindak manis dan romantis. Dia lembut dari tutur kata maupun perbuatannya. Ya...aku menyukai bagaimana dia berbicara pertama kali padaku. Ish....kenapa sih dia ga peka-peka setiap kali aku menatapnya?apa ini ada hubungannya dengan kondisinya itu?Aku benar-benar dibuat pusing tujuh keliling hanya dengan memikirkan anak itu. Aku masih menerka-nerka tentang dia. Kay bilang aku tak boleh bermain-main dengannya. Aku tak boleh menyakitinya. Dia mungkin akan mudah terluka seperti yang dialaminya dengan cinta matinya itu. Tiara. Aku jadi ingin melihat wanita itu. Wajahnya seperti apa?kenapa Jay bisa begitu menyukainya sampai dia rela menunggu 7 tahun?aku penasaran. Aku mundur sajalah. Daripada aku harus dihantui bayang-bayang Tiara. Mungkin tak mudah juga bagi dia melupakan Tiara begitu saja. Lagian Jay tak suka memacari artis, dia bahkan tak suka dengan film-filmku. Aku tak mungkin menyeret dia dalam masalah dunia keartisan. Dia pasti tak suka. Aku ingat dia sempat marah gara-gara banyak wartawan yang menungguku diluar rumah. Dia pasti tak nyaman dengan itu, insiden kemarin pasti membuatnya tambah menyukaiku. Ya...aku selama ini banyak mengganggunya, banyak merepotkannya, harusnya aku tak boleh begitu. Wajah polosnya selalu membuat aku senyum-senyum sendiri. Aku bahkan menyimpan fotonya di Handphoneku. Tentu saja bukan foto yang bagus karena aku diam-diam memotretnya saat dia berdiri di balkon rumahnya. Balkon yang menjadi favoritku sekarang. Hanya didepan balkon itu aku bisa mengobrol sambil memandang wajahnya tapi sepertinya hal itu aku harus hentikan mulai sekarang. Bukan aku tak mau, aku hanya tak ingin memberikannya sebuah harapan. Bersama diriku bukanlah jalan yang terbaik untuk Jay. Ya sudahlah aku lupakan saja.

****

Suasana dikantor Ara mendadak heboh kembali padahal sebelumnya situasi sudah mereda akibat statement yang dilakukan Alyssa dan tim managementnya. Kenan yang sebelumnya berada dikantornya langsung beranjak menuju SC tak peduli pekerjaannya sudah selesai atau belum. Dia bahkan meninggalkan meeting pentingnya hari ini. Dia tak suka dengan berita kali ini atau tepatnya dia marah. Karyawan yang ada di SC yang melihat Kenan berjalan dibuat terkejut dan takut. Dia tak pernah melihat Kenan semarah itu. Matanya seolah menimbulkan api sementara tangannya dia kepal siap memukul siapapun yang menganggunya. Tidak hanya Kenan, Riko dan Dikta yang juga datang kesana sudah tahu dan mengerti jika Kenan akan murka sekarang. Berita itu bukan hanya membuat Kenan marah tapi seluruh anggota Seazon aku marah jika mendengarnya. Ini benar-benar kacau dan memporak-porandakkan seisi gedung. Apa yang selama ini dia jaga kini hancur dalam sekian detik hanya karena berita murahan. Kenan masih bertanya-tanya kenapa hal itu bisa terjadi. Apa maksudnya?apa yang diincarnya?dan ke apa harus keluarganya?orang yang membuat berita itu sungguh biadab menurut Kenan. Tangan Kenan kini membuka pintu ruang meetingnya. Disana sudah berdiri kakak-kakaknya termasuk ayahnya berada disana. Ara duduk bersama sepupunya yang lain.

"Ken... tenang..." Panggil ayahnya yang tahu jika anaknya sudah dipenuhi dengan amarah yang mungkin tak akan bisa dipadamkan oleh siapapun.

"Aku ga akan bisa terima yah, orang itu harus datang kesini mau hidup atau mati. Aku bakalan bikin dia bersujud dikaki aku sendiri. " Ucap Kenan di dekat ayahnya. Dia ingin mencari si pendosa yang menganggu ketenangan keluarganya dan kali ini tak ada ampun. Siapapun orangnya mungkin akan hancur di genggaman Kenan. Orang itu sudah membangunkan macam yang tengah tertidur.

***To Be Continue

Kali ini udah mulai ceritain Jay dan Alyssa. Kalo mereka endingnya gimana ya??

Keyatmacreators' thoughts
次の章へ