"Kalau kau keberatan, aku tidak akan memaksa, Tasia." Hadyan membuyarkan lamunan sang permaisuri.
"Aku bersedia, Hadyan." Jawabnya cepat. Meski merasa takut, namun Tasia tidak ingin selamanya seperti ini.
Pria itu mengangguk sambil tersenyum lembut. Ia menarik lengan Tasia agar duduk di atas karpet itu dan menatapnya dalam. "Anastasia, dengarlah.. Aku akan melakukannya perlahan. Mataku juga tidak akan berpaling dari wajahmu. Jika kau merasa ketakutan itu datang lagi, aku ingin kau langsung mengatakannya padaku. Maka aku akan berhenti saat itu juga." Jelasnya.
"O.. Oke.." Angguk Tasia gugup. Hadyan tersenyum lalu mengusap pipi sang permaisuri. Perlakuan lembut pria itu ampuh membuat perasaan Tasia menjadi tenang.
Begitu melihat raut gugup di wajah Tasia sudah sirna, Hadyan mulai merangkak ke atas tubuhnya, membuat wanita itu perlahan merebahkan punggungnya karena kini ruang geraknya kian mengecil. "Apa yang kau rasakan sekarang? Apa kau takut?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください