Dengan sekuat tenaga Khanza pergi mengayuh sepedanya, dia menangis sesenggukan hingga rasanya hampir kehabisan napas karena begitu sesak terasa.
Hari sudah mulai gelap, dia berhenti sejenak di sisi jalan. Dia kebingungan menoleh ke kanan dan ke kiri, seakan mencari-cari tempat yang bisa dia singgahi untuk menenangkan hatinya. Sangat tidak mungkin jika dia harus pulang ke rumah dengan kondisi yang kacau.
Tidak ada tempat yang bisa dia singgahi, semua seakan buntu dan enggan dia pilih. Khanza kembali mengayuh sepedanya, dia terus saja melaju tanpa tahu akan pergi kemana.
"Kenapa? Kenapa kejujuran itu selalu membuahkan hasil yang menyakitkan? Bukankah aku sudah mencoba untuk tidak menyakiti Devano? Tapi apa hasilnya? Kenapa justru aku begitu buruk? Kenapa???" ujar Khanza dengan geram. Dia merasa benci, benci dengan dirinya dan keadaan yang menyudutkannya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください