Mungkin, jika ada bangunan mewah di desa yang dapat menarik perhatian, maka Gubernur setempat yaitu Tuan Andreas dapat mengalihkan perhatiannya ke desa ini. Meskipun sampai sekarang dukungan makanan dari Tama adalah sesuatu yang baik, membangun pemandian umum adalah sesuatu yang sangat mencolok dan mungkin kedepannya akan menyebabkan sebuah masalah.
Setelah memikirkannya, Tama lalu memperhatikan satu masalah serius. "Hah? Jadi itu berarti, memasang kincir air itu sesuatu yang buruk, bukan.!?"
"Ya. Kincir air. Hal itu adalah sesuatu yang bahkan mungkin tidak ada di dunia ini. Dalam hal itu, ketika keberadaannya terekspos, maka Anda sebagai kepala desa pasti akan dipertanyakan. Bahkan jika kincir air adalah alat yang sudah ada di dunia ini, tentu saja mereka akan menanyakan tentang asalnya.!" ungkap Tama yang merasa khawatir akan hal itu.
"Itu benar. Tapi, jika kincir air itu tidak ada maka ladang desa mungkin benar-benar hancur. Untuk itu kami sangat berterima kasih kepada nak Tama.!!"
"Tidak perlu melakukan hal itu. Tapi, jika Tuan Andreas ini tahu tentang kincir air maka ...."
"Aku pikir itu mungkin aman. Utusan Rizal yang memeriksa kondisi desa tempo hari, tidak membuat pertanyaan mendalam tentang saluran air.!" ungkap kepala desa yang mengingat saat kedatangan utusan Rizal.
"Hmmmm, benarkah.?" tanya Tama yang keget mendengar ucapan dari kepala desa.
Hari itu, seseorang utusan dari gubernur yang dipanggil Rizal datang untuk memeriksa kondisi desa, jadi dia mungkin tidak melihat hubungan antara desa dan sungai. Dari kisah Kepala Desa, pemeriksaan hari itu entah bagaimana caranya bisa berakhir tanpa masalah, tetapi tuan gubernur Andreas, yang akan menerima informasi, mungkin menjadi curiga. Setelah itu keberadaan kincir air mungkin akan segera diketahui olehnya.
Selain itu, dengan satu atau lain hal, kincir air akan diketahui cepat atau lambat. Ini adalah pemikiran Tama. Jika keberadaan kincir air diketahui maka keberadaan Tama yang membawanya juga akan sangat jelas ketahuan.
Dalam kasus terburuk, ada kemungkinan Tama akan ditahan oleh Andreas. Dia sudah terbiasa dengan desa ini, rencananya untuk menikmati kehidupan di dunia lain akan menemui rintangan besar. Lebih penting lagi, tujuan pertamanya untuk menjelajahi dunia lain ini juga bisa hancur! Sama seperti orang-orang di desa ini, Nelson tidak tahu tentang negara tempat Tama berasal sehingga tidak akan menjadi masalah, tetapi kemungkinan itu tidak akan menjadi masalah.
"Pak kepala, saya punya rencana …." Untuk menyelesaikan masalah ini dikemudian hari dan demi masa depan yang tinggal di desa ini, Tama mengusulkan sebuah rencana kepada Kepala Desa.
-------
"... Bagaimana dengan rencana barusan.?"
"Memang benar bahwa Nadin adalah gadis yang cerdas, terutama bantuannya sejauh ini. Tapi apakah itu benar-benar tidak apa-apa.?"
Setelah mendengar rencana yang Tama usulkan, ekspresi wajah kepala desa setengah senang dan setengah terkejut, sementara Nadin, yang baru saja selesai mencuci diri, memasuki ruangan. Rambut basahnya yang menjuntai di lehernya dan anehnya itu terlihat sangat seksi dan erotis.
"Wah, Aku merasa segar sekarang. Sabun ini benar-benar memiliki aroma yang bagus, aroma pupuk kandang yang melekat di badan akhirnya hilang.!! Eh, Apakah ada sesuatu yang terjadi.?" Nadin bingung setelah melihat Ayahnya dan Tama, yang dimana mereka memiliki ekspresi serius.
"Nadin, bukankah telah lama kamu mengatakan bahwa kamu ingin pergi ke kota dan belajar berbagai hal di sana.?" tanya kepala desa.
"Hmmmm, Aku memang mengatakan itu sebelumnya. Tapi sekarang Aku tidak punya niatan untuk meninggalkan desa, bukankah ayah tahu.?" ungkap Nadin setelah mendengar pernyataan dari ayahnya.
Ayah Nadin tersenyum setelah mendengar kata-kata putrinya dan keinginannya untuk tinggal di desa, dia lalu berkata: "Sebenarnya, kamu juga bisa belajar tentang banyak hal di desa. Sepertinya Nak Tama dengan ramah menawarkan untuk mengajarimu.!".
"Heh.!?" sontak Nadin menjadi terkejut dan kemudian memandang kearah Tama yang mulai berbicara tentang tawarannya untuk mengajari dirinya.
"Ya, tapi, selama Dek Nadin baik-baik saja dan tidak keberatan untuk diajari olehku. Dan juga untuk ....."
"Benarkah.!? Terima kasih banyak Mas Tama.! Tentu saja, Aku ingin melakukannya dan senang hati menerima pembelajaran dari mas Tama.!" Nadin menerima sambil memotong kata-kata Tama. Mungkin karena dia sangat bahagia, melihat matanya yang bersinar.
Meskipun ia diliputi oleh kesenangan dari Nadin, bagaimanapun juga, Tama terus melanjutkan penjelasannya yang terputus. "Ah, ya, Aku mengerti. Sekarang kembali ke diskusi kita. Aku ingin dek Nadin berpura-pura bahwa itu adalah ide Kamu untuk membuat kincir air yang kita buat beberapa hari yang lalu.!" ungkap Tama yang menjelaskan maksud dan tujuannya.
"Eh.?!" Ekspresi Nadin tiba-tiba menegang setelah mendengar usulan yang Tama katakan, tapi dia melanjutkan penjelasannya.
"Dari kisah Kepala Desa, Tuan Rizal, yang memeriksa kondisi desa beberapa hari yang lalu, tidak memiliki informasi yang cukup tentang hubungan antara desa dan sungai. Tetapi di masa depan, jika Tuan Andreas menerima laporan dari Rizal dan menjadi curiga, ia mungkin melihat kincir air setelah mengikuti saluran air. Jika itu terjadi maka, fakta bahwa asal kincir itu adalah ide dariku akan terungkap, dan itu ..... baik, itu akan sangat merepotkan bagi diriku sendiri.!!" Jadi, Tama menyelesaikan penjelasannya, gaya bicaranya dengan nada yang tidak pasti.
"Hmmm, ya. Seperti itu.!!" Nadin mengangguk. Sampai sekarang, mengenai negara tempat Tama berasal, penduduk desa tidak terlalu membukanya. Nadin dan ayahnya tidak terkecuali, justru merekalah yang menginstruksikan kepada penduduk desa untuk tidak pernah menanyakannya.
Mereka memiliki alasan yang tepat mengapa mereka melakukan ini, tetapi sampai sekarang Tama sama sekali tidak menyadari akan alasan itu.
"Dengan itu, jika Kamu menerima usulan itu sebagai kompensasi, tidak hanya saya akan memberitahu Anda tentang cara membuat kincir air, di samping itu, saya juga akan mengajari Anda tentang banyak hal. Jadi, apakah Anda menerima kerja sama ini.?" tanya Tama sekali lagi kepada Nadin dengan tatapan yang serius.
"Pastinya, saya dengan senang hati akan menerima apa pun, .... Tapi, apakah ini akan baik-baik saja.?" Nadin memasang ekspresi gelisah, tetapi setelah Tama memberikan jawaban 'tidak apa-apa', dia menjawab ya.
Meskipun dia telah menyetujui usulan yang sangat tidak masuk akal ini, sampai saat ini, masih belum ada langkah yang direncanakan. Untuk saat ini mereka hanya harus mencoba dan melakukannya. Selain itu, keberadaan kincir air tidak akan langsung terekspos. Masih ada waktu untuk membuat rencana.
"Anu, Mas Tama. Aku hanya punya ide, tapi ...." Tama bergumam tentang "Apa yang akan terjadi jika mereka bertanya dengan bagian dari kincir air ....." Dan tampak sangat bermasalah.
Melihatnya seperti ini, tiba-tiba Nadin memiliki bola lampu yang bersinar di benaknya dan kemudian mulai memanggil Tama.