Keesokan harinya, Tang Li terbangun karena ada pesan teks yang masuk. Ketika ia kembali membuka matanya dan melihat kamar keluarga Li, ia merasa bahwa semua ini lebih nyata. Ia benar-benar terlahir kembalinya. Ini bukan hanya sekedar ilusi.
Tang Li duduk, lalu mengambil ponsel slider-nya. Ponsel ini dibelikan oleh Tang Yin untuknya sebelum ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Jika dibandingkan dengan provinsi dan kota lain di negara S, tingkat kesejahteraan hidup di Yunnan jauh lebih rendah, terutama di desa yang berbatasan dengan Myanmar dan Vietnam.
Sebelum Tang Li berusia delapan tahun, Tang Yin pernah menjadi perawat di sebuah rumah sakit yang terletak di Yunnan selatan. Sayangnya, Tang Yin terinfeksi HIV saat menyelamatkan pasien. Setelah diberhentikan oleh rumah sakit, Tang Yin dan putrinya pindah ke sebuah desa kecil yang terpencil.
Walaupun mereka belum punya pekerjaan dan hidup dalam kemiskinan, mereka juga bisa hidup mandiri. Saat itu, Tang Yin membelikan Tang Li ponsel dan tiket kereta api, lalu menyuruhnya pergi ke wilayah utara. Padahal, saat itu mereka hanya mengandalkan uang tabungan untuk bertahan hidup. Karena itulah, meskipun Tang Li telah tinggal di rumah keluarga Li selama dua tahun, ia tidak akan mengganti ponsel lamanya.
Terdapat dua pesan masuk yang belum terbaca dari kontak yang diberi nama 'Wu Xuehan'.
Wu Xuehan: Tang Li, apakah hari ini kamu kembali ke kampus?
Wu Xuehan: Tadi, guru bahasa Inggris berkata di kelas bahwa siapa yang tidak mengikuti kelas bahasa Inggris selama tiga kali akan otomatis gagal di ujian akhir. Kamu sudah tidak ikut kelas dua kali. Jadi, hari Kamis nanti, kamu harus ikut kelas.
Melihat pesan Wu Xuehan, Tang Li tertegun sesaat. Wu Xuehan adalah teman sekelasnya di sekolah seni dan juga teman satu asramanya. Tang Li telah berpartisipasi dalam ujian perguruan tinggi bulan Juni lalu. Setelah ia kembali ke keluarga Li, Li Wenyan memasukkannya ke sekolah menengah swasta tempat Li Yuan'er juga bersekolah.
Tang Li berusia setahun lebih tua dari Li Yuan'er sehingga seharusnya ia bisa lebih hebat dari Li Yuan'er. Namun, karena kesehatan ibunya di Yunnan memburuk, ia tidak belajar dengan baik saat mulai menginjak tahun kedua di sekolah menengah. Ketika Tang Li masuk ke proses pembelajaran di Ibukota, ia tidak bisa lagi bersaing dengan siswa-siswa lainnya. Belum lagi, ia juga hidup tertekan di rumah keluarga Li. Karenanya, meskipun ia mengulang sekolahnya lagi setahun, hal itu tetap tidak bisa memperbaiki nilainya. Pada akhirnya, Li Wenyan mendaftarkannya ke tiga perguruan tinggi sedangkan Li Yuan'er diterima di sekolah film internasional.
Tang Li: Nanti aku akan ke kampus.
Setelah Tang Li membalas pesan dari Wu Xuehan, ia bangkit dari tempat tidurnya dan mencuci pakaiannya. Ia tidak membawa banyak pakaian ketika datang di rumah keluarga Li. Ketika ia membuka lemari, matanya tertuju pada kardigan abu-abu. Ia pun mengambil kaos berwarna biru, kardigan itu, dan ponselnya, lalu turun ke lantai bawah.
Saat ini waktu menunjukkan pukul 06:55 pagi dan keluarga Li yang lain masih belum bangun. Di dapur, pelayan sedang menyiapkan sarapan. Tang Li berjalan ke arah meja makan dan melihat ada sandwich isi telur dan daging yang diletakkan di atas meja. Setelah itu, ia duduk di kursi dan bersiap memotong sandwich itu. Namun, tiba-tiba terdengar teriakan, "Hei!"
Suara itu terdengar seperti celaan di telinga Tang Li. Ia mengangkat kepalanya dan melihat Bibi Wu yang meletakkan susu di atas meja.
"Sandwich itu dibuat untuk Nona Li," kata Bibi Wu sambil sedikit mengernyitkan dahi dan menatap Tang Li dengan tatapan tidak senang. "Jika Nona Li bangun, lalu mendapati sandwich-nya sudah tidak ada, entah saya harus berkata apa padanya."
Mendengar hal ini, Tang Li meletakkan pisaunya dan garpunya tanpa mengatakan sepatah katapun. Namun, alih-alih menyerahkan sandwich itu, Tang Li pagi ini kembali mengambil garpu dan pisau lalu perlahan memotong ujung sandwich itu. Tang Li tersenyum saat melihat bibir Bibi Wu yang melengkung ke bawah.
"Aku juga seorang Nona di keluarga ini. Jika Li Yuan'er bisa makan sandwich ini, lalu kenapa aku tidak boleh makan?"