webnovel

Perjalanan Pulang

Krista mendengar suara yang di kenalnya dan melihat kebelakang.

Arima segera menghampirinya sambil tersenyum."Untung tidak terjadi apa-apa kepadamu."

Krista tersenyum sambil mengangguk."Arima juga."

Arima dan Krista berbicara selama beberapa saat, setelah itu, Arima di tugaskan untuk menjadi regu pelindung sementara, oleh Erwin Smith, karena kemampuan bertarung Arima yang tinggi.

"Arima, ayo kita Masuk kembali ke dalam hutan, regu pengintai ada yang melihat jasad tewas di beberapa tempat, dan kami butuh dukungan jika ada Titan yang mendekat."Salah seorang Prajurit senior berkata Kepada Armin.

"Dipahami."

Arima memasuki hutan tersebut kembali, tetapi misi ini hanya untuk mengambil mayat dari Survey Corps yang sudah tewas.

Arima diperintahkan untuk menjaga, dan tidak Menggangkat tumpukan mayat yang berada di tanah.

Darah dan mayat yang bertebaran di tanah, melihat pandangan ini Arima hanya bisa menggelengkan kepalanya karena kekalahan ini."Cihh.. Aku tidak akan terbiasa dengan ini."

Setelah beberapa saat, seorang Prajurit Survey Corps segera berteriak."Dari arah utara Abnormal Titan mendekat dengan cepat!."

Arima yang berjarak tidak jauh segera melihat Titan yang berlari menuju Regu pasukan pengintai.

"Biar aku yang bereskan!, kalian fokuslah mengumpulkan Tubuh Korban."setelah mengatakan itu Arima bermanuver mendekati Titan Setinggi 15meter tersebut.

"Tu-Tunggu Arima kau terlalu gegabah!."Salah satu pemimpin regu berteriak Melihat Arima mendekati Titan Abnormal.

Arima mengabaikannya, dan fokus kepada Titan yang ada di hadapannya.

Titan tersebut locat dan ingin segera memakan Arima, tetapi Arima yang sudah memperkirakan gerakan lambat Titan tersebut segera menghindar.

Arima dengan cepat menembak Tali ODM Gear, menuju arah Tengkuknya, dan segera menebas Titan Tersebut selum sampai tanah.

*slash*

*bukk*

Titan setinggi 15meter tersebut segera Terjatuh dan tidak bangkit kembali.

"Cih.. darah ini Merepotkan."Arima segera Membersihkan darah yang berada di Tangan dan Pedangnya.

Ketua Regu yang melihat Aksi Arima segera Tertegun kaget melihat kecepatan yang ditunjukan Arima."apakah benar dia pasukan baru?!."

Beberapa saat kemudian setelah mengumpulkan mayat yang terlihat, Perintah Erwin segera meninggalkan tempat dan Mundur secara berasamaan menuju tembok.

"Ayo! Segera kita tinggalkan tempat ini."

"Dipahami!."

Survey Corps melaju dengan cepat, ke arah tembok Karanes, dikarenakan Hari sudah menjadi sore, pasukan pengintai harus bersiaga, dikarenakan tidak membawa peralatan dimalam hari.

Setelah Beberapa saat, Ketika Survey Corps melaju, Ada 3 Titan Abnormal yang mendekat.

"Titan!. Dengan kecepatan itu Titan tersebut akan menyusul!."Salah seorang pasukan berteriak

Erwin yang melihat suar di tembakan segera berteriak."Maju dengan Kecepatan penuh!."

Arima yang melihat Ke arah barisan belakang segera berbicara."Komandan Erwin Tolong serahkan kepada saya."

Erwin segera melihat kepada Arima."Tidak, kemampuan mu sangat diperlukan di dalam Survey Corps, jika sesuatu terjadi kepadamu, itu tidak setimpal."

Arima yang mendengar ini segera memasang wajah kesal."Tidak akan lama lagi kumpulan Daging itu akan mengejar, jika tidak ingin membuang mayat teman-teman kita, kita tidak bisa menjauh dari Titan tersebut."

Erwin yang melihat kedepan berbicara kembali."Jika kau melanggar perkataan ku, tidak akan ada hukuman."

Arima melihat Beberapa penyesalan di balik Wajah tegas Erwin, dan Arima sedikit memikirkan beberapa beban yang Erwin tanggung.

Arima segera keluar dari barisan, dan langsung menuju ke barisan Belakang sendiri.

Levi yang melihat Arima meninggalkan barisan dan bergerak ke belakang segera memerintahkan."Oluo, Eld, ikuti bocah itu."

"Dipahami!."Oluo, dan Eld segera mengikuti Arima.

"Oi... Erwin, aku tidak melihat pepohonan tinggi maupun Bangunan. Bertarung di sini pasti akan sulit baginya."Levi segera mempertanyakan Kenapa Erwin menyetujui permintaan Arima.

"Levi ingat kembali, dia adalah lulusan Baru tahun ini, Dengan pengalamannya yang terbilang sedikit, Arima telah medapatkan Pencapaian yang banyak, apakah kau bisa membayangkan jika Arima memiliki Segudang pengalaman bertempur?."Erwin membalas perkataan Levi.

Levi hanya mempercayai Pengelihatan Erwin, dan berdiam saja. Levi Segera melihat Ke arah Arima yang Berada di Barisan belakang.

Arima yang Sudah sampai di barisan belakang melihat Titan yang berjejer sambil mengejar barian belakang Pasukan pengintai.

"Arima!."

"Oi.. apa yang kau lakukan di sini?!."

Arima mengabaikan Teriakan dari Armin dan Jean, segera bermanuver kearah wajah Titan.

Oluo dan Eld segera terkejut, bahkan mereka saja tidak berani langsung bermanuver kearah Wajah Para Titan dengan kecepatan yang arima tunjukan.

Tetapi pemandangan Yang dilihat mereka sama sekali tidak bisa mereka percayai.

Kecepatan akselerasi yang Arima tunjukan sangat Cepat, Arima memotong Jari Titan yang ingin meraihnya, Setelah itu Beputar di bagian tanggan Titan, sampai ke ujung pundaknya.

Sesampai nya di belakang, Lengan dari Titan tersebut segera Terpotong menjadi beberapa bagian.

"Rahh!!!."

Arima segera berputar dengan kecepatan tinggi dan dengan cepat Memotong ketiga Tengkuk dari Titan tersebut.:

*slash*slash*slash*

*bom*bom*bom*

Ketiga Titan, ataupun Survey Corps yang melihat Gerakan Arima tersebut segera bengong, karena mereka tidak melihat Apa yang sedang terjadi.

"Oi... apa yang terjadi!."Oluo yang tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya segera berteriak.

"Kecepatan apa itu, aku bahkan hanya melihat bayangan pedang yang sedang berputar saja!."Eld juga tidak bisa menahan keterkejutan di wajahnya.

Arima yang melihat Pekerjaannya sedikit tersenyum, karena melampiaskan Kemarahannya kepada Titan tersebut.

Arima marah karena ini adalah kekalahan pertamanya semenjak bereinkarnasi di dunia ini, dengan kekutaan nya yang besar dan nyata.

Beberapa Harga diri Arima terluka, dan segera melampiaskan Emosinya kepada ketiga Titan tersebut.

Awalnya Tidak mungkin bahkan bagi Arima mengeluarkan gerakan memotong Instan seperti itu, tetapi ketika berada di barak Survey Corps, Arima melihat pengalaman Levi selama bertahun-tahun lamanya di dalam pasukan pengintai, Arima hanya butuh beberapa pertarungan nyata untuk membiasakan diri dengan Teknik pembunuhan Titannya.

Levi yang melihat Gerakan Arima segera mengerutkan kening."Bocak ini, semakin membaik." Lalu mengabaikannya seperti biasa dan menghadap kedepan kembali.

Erwin lebih buruk, setelah mendengar Levi berkata seperti itu, Erwin segera melihat ke arah Titan yang mengejar Survey Corps dan tidak bisa menahan kejutkan di Wajahnya.

Tapi setelah itu Erwin segera menenangkan dirinya dan memasang wajah tegas kembali."Tampaknya Survey Corps mendapat Bakat yang sangat Bagus di tahun ini."

Arima melakukan Beberapa BackFlip agar menstabilkan tubuhnya lalu mendarat di tanah, Nigo dengan kecepatan nya segera menghampiri Arima seolah memiliki kecerdasannya sendiri.

Arima segera menaiki kudanya tersebut, dan menyusul Barisan Belakang Survey Corps yang tidak jauh dari tempatnya.

Arima melihat tumpukan mayat yang ditumpuk di gerobak pengangkut dan tidak bisa menahan persaaan sedihnya lalu berkata."Tetap bawa, tidak usah membuang jasad Teman-teman kita yang sudah mengorbankan nyawanya."

Arima segera berkata kepada Prajurit yang Menagngkat kedua pedang nya dengan waspada.

Setelah memproses selama beberapa saat, Mereka melihat satu sama lain dan mengangguk."Baik Arima-san." Secara bersamaan.

"Tidak perlu memakai (san). Aku lebih muda dari kalian."Arima berkata. Dan mereka berdua segera melihat satu sama lain kembali.

"Baiklah."Nada kedua orang itu begitu hormat. Survey Corps hanya menghormati yang kuat, oleh karena itu mereka tanpa sengaja bersikap formal kepada Arima.

Arima mengangguk."Perintah komandan, aku yang akan mengawasi Barisan Belakang."

"Oi.. Arima aku juga akan menemani."

Arima melihat ke arah suara tersebut dan melihat Oluo bersama Eld mendekati Arima.

"Oluo, kenapa memanggilku dengan Namaku, aku tidak ingat kau sedekat itu dengan ku, dan juga bukankah kau sering memanggil ku bocah,nak,dan anak sialan?."Arima memasang wajah Heran Karena perilaku Abnormal Oluo.

Oluo yang mendengar Arima berkata seperti itu segera memerah malu."Berisik!, sialan!, terserah aku ingin memanggilmu seperti apa!, bodoh! Bodoh!."

Eld yang melihat Tingkah Oluo segera tersenyum dan melihat ke arah Arima."Tampaknya selain Kapten Levi, Oluo sudah mengagumi pasukan yang lainnya."Kata Eld sambil Menggoda Oluo.

"Berisik! Bodoh!, bodoh!."Oluo segera berteriak.

Arima yang melihat Ini memasang wajah tidak perduli, dan menghadap ke depan, mengabaikan kebisingan yang Oluo ciptakan.

--------------------

A/N. Kepada Teman-teman pembaca silahkan berdonasi dan Membaca secara santai. Bantuan anda akan sangat bermanfaat bagi saya.

Link nya di bawah ini.

https://saweria.co/Davidsohay

Terimakasih atas Dukungan kalian.

次の章へ