webnovel

Tidak Mengenali Kakak?

編集者: Wave Literature

Ye Qiao terbangun oleh suara terompet yang terdengar jauh dan asing. Suara itu membuktikan bahwa dirinya memang sedang hidup kembali. 

Markas itu merujuk pada kompleks keluarga departemen ahli perang. Kakek Ye Qiao adalah instruktur senior. Setelah pensiun, ia tinggal di sini.

Kemarin sore setelah keluar dari hutan, Ye Qiao menemukan rumah kakeknya setelah mencarinya begitu lama. Ia pun pergi ke kamarnya untuk mandi, lalu tidur dengan lelap.

Ye Qiao berjalan dengan kaki telanjang menyusuri ruangan yang asing dan familier baginya. Perabotan rumah yang sudah tua dan terbuat dari kayu mengeluarkan aroma wangi natural. Sesaat setelahnya, Ye Qiao berhenti di sebuah cermin rias. Ia menyentuh permukaan meja kayu yang ada di depannya dengan perlahan. Sungguh, tangannya bisa merasakan kehalusan meja itu.

Dalam cermin itu, ia melihat sesosok gadis cantik beralis melengkung indah. Kedua bola matanya berkilau seperti bintang. Kulitnya halus, bibirnya lembut dan lembab seperti buah ceri. Ketika tersenyum, sepasang lesung pipit muncul di kedua ujung bibirnya.

Beginilah penampilan Ye Qiao di usia 18 tahun, bukan Ye Qiao 38 tahun yang telah mendapatkan tekanan mental dan dipenjara ketika usia 20 tahun ke atas.

Menyadari dirinya hidup lagi, ia masih merasa ingin menangis.

Di lantai bawah, terdengar suara piano.

Ye Zhenzhen sedang latihan bermain piano. Ia adalah saudara seayah dengan Ye Qiao namun berbeda ibu. Dialah putri kecil dari keluarga Ye dan menjadi anak yang paling disayangi dalam keluarga itu. Ia sangat sombong, suka memandang rendah Ye Qiao yang berasal dari desa, bahkan tidak pernah memanggil Ye Qiao dengan sebutan 'Kakak'.

Ye Qiao ingat, Ye Zhenzhen selalu berada di sini selama musim panas.

Ibu tiri Ye Qiao, Qin Lan, menyuruh Ye Zhenzhen menemani kakeknya, karena sebenarnya ia takut Ye Qiao memonopoli kasih sayang kakek.

*****

"Nona Ye Zhezhen, ketika kau bermain piano, kau terlihat seperti angsa putih yang anggun bermandikan cahaya pagi. Sangat cantik!" Seorang pembantu bernama A Fang mempunyai anak bernama Chen Ya. Chen Ya sedang memuji permainan majikannya.

Ye Zhenzhen yang masih berwajah angkuh, menutup piano itu. Tingkahnya seperti tidak butuh pujian dari Chen Ya. Sejak awal, ia sudah merasa seanggun angsa putih sejak kecil hingga sekarang ini. Ia selalu membawa kehormatan sebagai putri keluarga Ye. Namun di mata para tetangga, ia adalah anak orang lain. Jadi, ketika mendengar pujian dari Chen Ya, di telinganya seperti dipenuhi kapas yang menyumbat telinganya.

"Ah iya, tapi sepertinya tidak adil. Kau sangat luar biasa, tapi kakek masih saja pilih kasih pada gadis udik itu! Kemarin kakek secara spesial menyuruh ibuku memberinya beberapa kotak soda Beibingyang karena itu minuman kesukaannya!" Ujar Chen Ya.

Mendengar cerita itu, Ye Zhenzhen marah.

Gadis udik itu, walaupun ingin jadi cantik, hebat, dan bermoral, ia tidak akan mendapatkannya. Apalagi Ye Qiao adalah anak haram dari ayahnya, jadi atas dasar apa Ye Zhenzhen bisa dibandingkan dengan gadis udik itu?

"Dia itu sangat hina, kakek hanya kasihan padanya!" Jawab Ye Zhenzhen dengan suara tinggi dan angkuh. 

Percakapan mereka berdua terdengar oleh Ye Qiao yang tiba-tiba turun dari tangga. Saat itu juga, Ye Zhenzhen dan Chen Ya langsung tertegun menatap gadis itu. Tentu saja mereka tidak takut Ye Qiao tahu mereka membicarakan hal buruk tentangnya, karena hal itu sudah setiap hari dilakukan oleh mereka berdua.

Ye Qiao yang turun dari lantai atas memakai kaos kaki dan sepatu olahraga warna putih. Celana pendek hitam yang ia kenakan menampakkan kakinya yang jenjang. Kaos lengan pendek warna merah mawar menambah pesona gadis yang rambutnya diikat seperti ekor kuda itu. Sayangnya, Ye Zhenzhen dan Chen Ya belum sadar bahwa itu Ye Qiao. Mereka ternyata penasaran, siapa gadis yang tiba-tiba muncul itu?

Chen Ya dan Ye Zhenzhen yang angkuh, masih tertegun melihat gadis cantik itu!

"Zhenzhen, kau tidak kenal kakak?" Sapa Ye Qiao ketika sampai di depan Ye Zhenzhen yang berdandan seperti boneka. 

Terlepas dari latar belakang orang tuanya, harus dikatakan bahwa kali ini Ye Zhenzhen adalah seorang putri. Semua lelaki yang ada di komplek ini, siapa yang tidak suka padanya?

"Kakak....?" Ye Zhenzhen yang masih syok hanya bisa mengucapkan itu. Ia sebenarnya tidak ingin memanggilnya kakak, hanya saja karena syok, ia jadi menyebut kata itu.

Ye Qiao yang cantik itu pun tersenyum mendengar ucapan Ye Zhenzhen. Ia yang lebih tinggi dari Ye Zhenzhen pun memuji, "Pintar!"

Ucapan itu membuat Tuan Putri Ye Zhenzhen tampak rendah. Jika tidak kembali di kehidupan sekarang, Ye Qiao sudah berusia 38 tahun. Melihat Ye Zhenzhen di depannya itu masih berusia 16 tahun, ia merasa seperti bibi dan keponakannya.

Walaupun selisih usia mereka berdua sekarang tampak sekitar dua tahun saja!

次の章へ