webnovel

08 - This is my Plan

<3rd POV>

Ditaman dekat dengan rumah sakit terlihat tiga orang yang sedang mengobrol serius. Tentu saja tiga orang itu adalah para senior yang menyerang Ren beberapa hari yang lalu. Mereka sudah tahu hukuman apa yang akan mereka terima, dan mereka akan menerima hukuman itu saat rapat nanti.

"Hei, bagaimana nasib kita nanti?" Ucap salah satu dari mereka dengan nada lemah.

"Aku tidak tahu, tapi aku yakin pasti kita akan dikeluarkan" Balas salah satu dari mereka yang tahu hukuman apa yang mungkin mereka terima.

Sekolah ini menilai muridnya dari perilakunya, jika mereka melukai orang lain bahkan membahayakannya sudah pasti tidak layak disekolah ini. Kondisi Ren saat itu bisa dibilang membahayakan karena kehilangan banyak darah, belum lagi karena luka lamanya terbuka. Ren bisa saja kehilangan nyawanya jika pendarahannya lebih parah dari beberapa hari yang lalu.

"Ini semua salahmu, mengapa kau memukulnya dengan keras"

"Aku tidak sengaja, dan juga aku hanya mengikutimu untuk menyerangnya"

"Mengapa kita sampai menyerang dia hanya karena dua kata itu"

Mereka berdebat tentang masalah beberapa hari yang lalu, yang bisa jadi akhir mereka disekolah ini. Mereka saling menyalahkan, itu juga adalah sifat manusia, selalu menyalahkan orang lain dan tidak melihat dirinya sendiri. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa manusia adalah makhluk yang egois.

"Rapat tentang hasil dari masalah ini akan dilakukan 2 hari lagi jika dia sadar"

"Jika dia tidak sadar apa yang terjadi?"

"Mungkin sekolah akan menunda rapatnya"

"Kalau begitu bukankah lebih baik jika dia tetap tidak sadar?"

"Itu benar juga"

Dari berdebat sekarang beralih kepembicaraan tentang rapat itu. Mereka berharap Ren tidak sadar tapi tidak mati, agar mereka bisa lebih lama disekolah ini. Tapi mereka tidak tahu bahwa jika Ren tetap tidak sadar maka rapat tetap akan dilakukan.

"Hallo... Senpai" Dalam pembicaraan mereka, muncul sebuah suara yang tidak asing bagi mereka. Mereka melihat kearah suara itu dan menemukan bahwa suara itu adalah milik seseorang yang sedang mereka bicarakan tadi.

"Ka-kau, mengapa ka-kau disini!!!?" Ucap mereka secara bersamaan karena terkejut bahwa Ren ada didepannya.

<Ren POV>

Mereka sangat terkejut saat aku menyapa mereka, padahal aku menyapa mereka dengan senyuman. Aku juga sedikit mendengarkan pembicaraan mereka tentang harapan mereka bahwa aku tidak akan sadar. Harapan itu seketika hancur saat mereka melihatku yang ada dihadapkan mereka, jika aku masih yang dulu maka aku sangat menikmati pemandangan ini, pemandangan orang yang kehilangan harapan.

Aku sudah berubah saat kembali kenegara ini, itu juga berkat bantuan dari seseorang. Aku tetap tersenyum kepada mereka yang sekarang sedang panik, aku tidak takut jika mereka menyerangku karena disekitar sini ada banyak orang yang berjalan, selain itu area sini juga dipantau oleh CCTV.

"Mengapa kalian terkejut ,Senpai?" Aku bertanya kepada mereka yang terkejut saat melihatku.

"A-apa maumu!!?" Ucap salah satu dari mereka dengan nada ketakutan.

Mengapa mereka harus takut denganku? Aku bukanlah iblis yang akan membunuh mereka. Mereka mudah sekali kehilangan ketenangan diri mereka, hanya ada sedikit orang yang tidak mudah kehilangan ketenangan mereka, contohnya adalah aku, Ri-Chan dan pria berambut coklat dikelas ku.

"Aku hanya ingin menyapa para Senpai " Ucap ku.

"Jangan bercanda!!! Katakan apa tujuanmu!!?" Ucap salah satu dari mereka dengan nada tinggi, karena taman agak jauh dari jalanan jadi tidak ada yang mendengar suara itu.

Jadi mereka sudah mengetahui bahwa aku ada maksud lain menyapa mereka. Mereka kejam sekali ya, harusnya mereka bertanya tentang keadaanku dulu, tapi lihat mereka tidak peduli denganku apalagi mereka membentakku. Aku tidak masalah dengan itu karena memang itu juga bagian dari rencana.

"Aku hanya ingin bertanya" Ucap ku yang memang ingin menanyakan sesuatu kepada mereka yang sudah lama berada disekolah ini.

"Apa yang ingin kau tanyakan!!?" Balas mereka, tidak perlu marah seperti itu, karena aku bertanya dengan baik baik.

"Tidak perlu marah Senpai, aku hanya ingin bertanya tentang berapa banyak poin yang sekarang kalian miliki" Ucap ku lembut dengan senyuman.

"Memang nya kenapa Hah!!?" Ucap mereka. sudah kubilang padahal tidak perlu marah, apakah mereka tidak mempedulikan perkataanku.

"Aku hanya ingin tahu, apakah tidak boleh?" Ucap ku masih menampilkan senyumanku.

"56050 poin"

"65780 poin"

"54980 poin"

Sekarang pertanyaanku sudah terjawab, aku selalu bertanya mengapa sekolah ini atau bisa dibilang pemerintah sangat baik pada murid disini. Memberikan murid 100.000 yen kepada murid selama 1 bulan itu sudah kelewatan. Apalagi saat aku tahu bahwa sekolah ini menilai dari kelayakan muridnya.

Dari situ aku selalu berpikir bahwa tidak mungkin pemerintah memberikan itu secara cuma cuma kepada para murid tanpa alasan. Aku menyimpulkan bahwa poin yang didapat murid bukan 100.000 yen perbulannya, aku tidak tahu pasti tapi aku yakin bahwa bulan depan semua murid tidak menerima 100.000 yen.

Saat aku mendapatkan jawaban dari para Senpai, aku sudah yakin bahwa pemikiranku itu benar. Jika memang sekolah ini menilai seseorang berdasarkan kelayakan maka poin yang mereka dapat juga berdasarkan perbuatan mereka. Sistem sekolah juga tidak mungkin menilai seseorang secara individu, yang berarti dinilai dari kelasnya.

Jika begitu, kelas D akan mendapatkan poin yang sangat kecil karena aku yakin semua bermasalah. Karena aku dapat melihat sifat asli seseorang jadi aku tahu bahwa jika private poin diterima berdasarkan poin kelakuan murid dikelas maka aku akan mendapatkan sedikit poin. Aku juga yakin bahwa kebanyakan dari mereka akan memakai lebih dari setengah poinnya untuk memuaskan mereka.

Aku akan mendapatkan private poin yang sedikit jika memang benar bahwa poin kelas kecil. Bisa saja aku memberitahukan mereka tentang sistem ini, tapi itu tidak bermanfaat bagiku, sebaliknya jika mereka memiliki private poin yang sedikit aku bisa memanfaatkan mereka. Bukan hanya itu, tapi aku juga bisa melihat siapa yang sepemikiran denganku.

Kalau memang begitu, aku bisa memanfaatkan kesempatan ini, alasan aku melakukan rencana ini juga karena aku mulai curiga dengan private poin yang semua murid terima. Karena kecurigaanku benar maka rencanaku berhasil dan bisa dimulai.

"Memangnya mengapa kau bertanya seperti itu?!" Tanya salah satu dari mereka.

"Aku hanya bertanya, dan juga aku ingin membuat kesepakatan bersama kalian" Balas ku yang meminta mereka bernegosiasi denganku.

"Kesepakatan?" Tanya mereka bersamaan.

"Ya, jika kalian menerima kesepakatan ini mungkin aku bisa membantu kalian seperti bilang bahwa aku tidak keberatan tentang masalah kita saat rapat nanti" Balas ku dengan tersenyum.

Perkataanku tentu saja membuat mereka terkejut karena bisa dibilang bahwa masalah selesai jika aku berbicara seperti itu nanti. Ya memang benar bahwa aku tidak mempermasalahkannya tapi bagaimana dengan sekolah? Mungkin mereka tidak memikirkannya sampai seperti itu.

"Kesepakatan apa yang ingin kau lakukan?" Tanya mereka dengan tatapan penuh harapan.

"Jika kalian memberikanku poin, 50000 Perorang bagaimana?" Aku menawarkan kesepakatan itu.

"Jangan bercanda, kami mengumpulkan poin itu dengan susah payah!! Dan juga apa yang seperti boleh dilakukan!!? " Ucap salah satunya yang tidak terima dengan kesepakatan itu.

"Aku tidak memaksa kalian, tapi pikirkan sendiri apa yang terjadi nanti saat rapat jika aku melawan kalian.... Ini boleh dilakukan karena disekolah ini kalian bisa membeli apapun dengan poin" Balas ku tersenyum dan mengambil langkah untuk pergi dari situ.

Aku mendengarkan Chabashira-Sensei bahwa poin dapat membeli apapun jadi aku yakin yang seperti ini sering dilakukan. Mereka bertiga terdiam sebentar sementara aku dengan langkah perlahan pergi meninggalkan tempat itu. Tapi tidak sampai satu menit dan aku baru beberapa langkah, mereka tiba tiba memanggilku.

"Tunggu!!" suara dari mereka membuatku berhenti melangkah dan kembali menghadap kearah mereka.

"Mengapa?" Tanyaku dengan senyuman lagi, mungkin mereka tidak suka dengan senyuman ku ini, aku tidak peduli.

"Baiklah, kami akan memberikanmu poin yang kau inginkan" Akhirnya mereka memutuskan pilihan yang benar.

"Apa kalian yakin?" Tanyaku meyakinkan mereka tentang pilihan yang mereka ambil ini.

"Ya, tapi kau harus berjanji membantu kami saat rapat nanti" Balas mereka.

"Baik" Aku tersenyum senang karena keputusan mereka adalah yang aku inginkan.

Aku mengambil Hpku dan menunjukkannya kepada mereka sementara mereka juga mengambil Hpnya masing masing. Satu persatu dari mereka memberikanku 50 000 poin mereka dengan berat hati. Sesudah itu selalu aku memasukkan kembali Hpku kesaku celanaku.

"Ingatlah janjimu" Salah satu dari mereka mengingatkanku kembali. Aku bukanlah tipe orang yang akan mengingkari janji.

"Ya, aku akan membantu kalian sebisaku saat rapat nanti" Ucap ku yang meyakinkan mereka.

Setelah aku mengatakan itu, mereka bertiga pergi dari tempat ini, mungkin karena Bell masuk akan berbunyi. Sekarang hanya ada aku ditaman ini, aku melihat kearah langit yang mataharinya tertutup oleh awan. Bisa dibilang sekolah ini benar benar menarik, lebih menarik dari Smp dulu.

"Aku akan membantu kalian, tapi itu juga jika aku bisa melawan peraturan sekolah ini" Gumamku yang perlahan pergi dari taman untuk kembali kerumah sakit.

Aku tidak akan mengingkari janjiku, aku akan membantu mereka sebisaku, meskipun aku tahu bahwa melawan peraturan sekolah itu mustahil dilakukan olehku saat ini. Aku sudah bilang pada mereka bahwa aku akan membantu mereka sebisaku yang berarti aku tidak harus membantu mereka secara sempurna. Jika sekolah sudah memutuskan maka aku tidak bisa lagi membantu mereka.

Itu juga bagian dari rencanaku, aku membuat kesepakatan dengan mereka dimana aku tahu bahwa kesempatan aku sempurna membantu mereka adalah kecil. Jika sekolah memutuskan untuk mengeluarkan mereka maka aku bisa saja berpura pura membantu mereka padahal aku tahu keputusan sekolah tidak bisa diubah.

Jika mereka mendapatkan hasil yang buruk dan memberitahu bahwa mereka sudah memberikanku poinnya, maka aku bisa saja berpura pura lagi melawan mereka. Hmmm, ini sudah jelas kemenangan, hasil apapun yang nanti diputuskan saat rapat, itu adalah kemenanganku, aku yakin itu.

"Jika kita terus melakukan apa yang kita lakukan, kita juga terus akan mendapatkan apa yang kita dapatkan" Gumamku yang mengingat apa saja yang telah aku lakukan dan dapatkan selama ini.

Aku selalu melakukan apa yang baik bagiku, maka dari itu aku juga mendapatkan sesuatu yang berguna bagiku.

Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai didepan rumah sakit. Tanpa menunggu lagi aku masuk kedalamnya dan menemukan dokter yang merawatku. Dokter itu sedang mengobrol dengan seorang wanita yang tidak aku kenal, mungkin itu salah satu pengunjung rumah sakit ini. Dan ketika dokter itu selesai berbicara dengan wanita tadi, dia melihatku dan berjalan kearah ku.

"Sakayanagi-Kun, sudah selesai keluar?" Tanya dokter itu.

"Ya, aku sudah selesai dan ingin kembali keruanganku" Jawab ku.

"Itu bagus, jika Sakayanagi-Kun banyak beristirahat maka kesembuhanmu bisa lebih cepat lagi" Ucap dokter itu.

"Kalau begitu aku pergi dulu" Ucap ku yang dibalas dengan anggukkan.

Aku kembali keruanganku dan langsung merebahkan tubuhku kekasur. Aku tidak sabar menunggu 2 hari lagi untuk melakukan rapat. Selain itu aku juga ingin masuk kelas karena dikelas tidaklah sebosan disini.

Dirumah sakit aku sudah tidak perlu memakai pakaian rumah sakit lagi, aku juga tidak memerlukan infus lagi. Aku setiap hari diberi kesempatan pergi keluar rumah sakit selama 2 jam. Ri-Chan sering berkunjung kerumah sakit ini pada malam hari tapi hanya sebentar.

Dan akhirnya 2 hari telah berlalu, sekarang aku sudah bersiap menghadiri rapat tentang masalah beberapa hari yang lalu. Aku sudah menyiapkan berbagai rencana jika ada yang tidak aku inginkan terjadi saat rapat nanti.

"Hari yang aku tunggu sudah tiba" Ucap ku sebelum pergi keruang rapat.

Maaf jika ada Typo dan ketidakjelasan

Terima kasih

Sampai nanti

Rheinncreators' thoughts
次の章へ