webnovel

Berkumpulnya Satu Serangkai

"Halo Bos, apakah tidurmu nyaman? Kepalamu sudah baikan?"

Lucy duduk saat menatap Samael di kursi sebelahnya dan berkata, "Terima kasih karena tidur semalaman dan air jahe hangat dari Laelia, aku sudah baikan. Tapi....Kau sekarang memanggilku Bos, bukankah kemarin Ketua?"

"Hahaha, Ketua terlalu formal. Sekarang kita ada di rumahku, jadi Bos lebih cocok untuk penggunaan keseharian bukan?"

"Hahh...Aku tidak tahu kenapa kau bisa berubah-ubah."

"Fufu~ Samael memang seperti itu. Terkadang dia akan serius, dia juga terkadang agak aneh, dan terkadang terlalu santai seperti sekarang. Tapi jangan khawatir, Lucy, meski begitu, Samael masih bisa diandalkan kok."

Lucy menopang pipinya saat menoleh ke arah Laelia yang ada di dapur, "Karena kau mengatakan itu, maka aku memang harus mengakuinya."

"Hey, kalian terlihat sangat dekat."

Lucy dan Laelia tersenyum tapi tidak menjawab. Hanya saja ini membuat Samael terkekeh ringan lalu menggelengkan kepalanya.

Terkadang persahabatan wanita itu cepat, tapi terkadang putus persahabatan mereka juga bisa sangat cepat pula. Intinya, ini bisa disebut sebagai persahabatan "Putus dan Nyambung"

Berbeda dengan persahabatan laki-laki yang lengket bahkan setelah mereka tahu bahwa teman mereka sudah menikah. Ini hampir sama dengan persahabatan "tidak terlihat" antara Samael dan Har kemarin.

Memang, tidak ada kalimat seperti: "Aku adalah temannya" atau "Jadilah temanku"...

Tapi sebagai sesama bajingan, wajar jika mereka memiliki kesan yang sama dan itu bisa saja disebut "sahabat"

"Ahh, Samael, bisakah kau membantuku membawakan ini?"

Samael segera berdiri untuk menanggapi permintaan Laelia, dan ini membuat Lucy membuka mulutnya lebar karena terkejut.

Reaksi ini benar-benar cepat, kan?

"Terima kasih."

"Hahaha, tidak masalah, tidak masalah. Kau benar-benar keras kepala, jelas kau masih sakit."

Laelia cemberut dan menginjak kaki Samael saat melewatinya dengan meninggalkan kalimat, "Masih ada Lucy disini, jangan bicara hal bodoh. Dan jangan tidak sopan di hadapan makanan!"

"Oke, Oke...."

Lucy akhirnya tersenyum melihat kedekatan ini, "Kalian tahu, kalian benar-benar terlihat seperti pasangan baru."

"Ohh, aku tidak bisa menyangkalnya. Karena kami baru saja menikah bulan lalu."

Samael meletakkan makanan di meja dan perkataan itu memang benar. Karena sebelumnya, ketika mereka sampai disini, "akta nikah" mereka juga sudah dicetak...

Karena mereka tidak tahu kapan menikah, jadi mereka memutuskan bahwa saat keduanya sampai di Dunia ini, itu adalah hari pernikahan mereka.

Dan jika dihitung dari waktu itu sampai sekarang, satu bulan lebih beberapa hari memang sudah terlewati.

"Sebulan? Pantas saja....Jadi, bagaimana kalian bisa bertemu?"

Pertanyaan Lucy segera dijawab oleh Laelia dengan lembut, "Kenapa kau sangat penasaran dengan pernikahan kami?"

"..." Lucy terdiam sejenak, dan akhirnya dia menghela nafas sambil menggaruk pipinya.

Matanya menunjukkan wajah susah, dan akhirnya dia berkata: "Mungkin terdengar naif, tapi aku sangat menyukai novel romantis dimana seorang pangeran menikahi heroine yang bisa dibilang pas.... Seperti seorang Bangsawan kecil, orang biasa, atau bahkan seorang Saint."

"Oh, itu memang kami." x2

Keduanya tanpa sadar mengatakan ini, dan Lucy hanya tertawa terbahak-bahak: "Bukankah kau kemarin mengatakan adalah seorang Raja, kenapa jadi Pangeran?"

"Well....Samael sebelum menjadi Raja, adalah Pangeran dari keluarga Duodere yang menjadi Garda Depan Britannia Raya. Jadi dia tidak salah."

Jawaban Laelia membuat Lucy berhenti tertawa. Dia melihat Laelia, lalu ke arah Samael dan akhirnya mengangguk seolah mengerti sesuatu dengan serius.

Jelas dia berpikir bahwa keduanya adalah bulu-bulu yang berkumpul dari burung yang sama!

Samael melihat pemikiran Lucy disana dan akhirnya berkata, "Jangan berpikir Delusi lagi, para Pangeran di Dunia sudah memiliki jodohnya, sekarang lebih baik kita mencari jodoh untuk perut kita."

Dan dengan begitulah, makan pagi ringan dimulai. Tapi Lucy tiba-tiba mengerutkan keningnya, "Ngomong-ngomong, apakah kau membawa dokumen itu?"

"Tidak, aku serahkan pada Ketua Jin."

Lucy mengerutkan keningnya tidak nyaman, dan gerakan tangannya yang memakan sandwich disana terhenti.

Akhirnya dia bertanya lagi dengan serius, "Lain kali, hal seperti itu jangan dititipkan kepada siapapun, kau harus..."

"Otto...Jangan asal menuduh yang tidak-tidak dulu Bos." Samael langsung menyangkalnya, "Alasan dokumen itu ada di tangan Ketua Jin, karena pada saat itu, satu-satunya yang sadar adalah dirinya dan aku."

"Ketika aku ingin membawanya, Bos, kau menjadi wanita nakal waktu itu. Aku tidak mungkin mengkhianati Lia, jadi aku segera menggendongmu dan membawamu kesini menggunakan mobilmu. Dan itulah kronologi kenapa dokumen itu ada di Ketua Jin."

"Si-Siapa yang nakal! Aku bukan wanita nakal !!!"

Samael hanya mendengus jijik dan tidak menjawab. Tidak nakal? Wanita mabuk yang tiba-tiba membuka resleting celananya jelas adalah wanita nakal karena itu adalah reaksi alam bawah sadar mereka !!!

Dan pandangan jijik Samael membuat pelipis Lucy akan meledak kapan saja!

"Ara? Samael, kau tidak pergi bekerja?"

"Hah?" x3

Ketiganya menoleh dan melihat sosok indah Atira yang terkejut dan kebingungan saat melihat Samael belum berangkat kerja.

Samael tertawa dan Laelia hanya bisa tersenyum pahit. Ini membuat Atira kebingungan, dan akhirnya dia melihat sosok Lucy disana.

"Dan ini...."

"Bos perusahaanku." Samael sudah akrab dengan Atira selama sebulan ini, jadi dia dengan gamblang mengatakan: "Karena Bos saja belum berangkat, aku tidak bisa berangkat?"

"Dan alasan sebenarnya?"

Samael dengan polos mengatakan, "Motorku masih di kantor, dan satu-satunya kendaraan di rumah adalah mobil Bos."

"Jadi aku berencana untuk menjadi sopir Bosku untuk ke kantor. Hitung saja sebagai aku mencari wajah."

Lucy: ".....Dasar rubah sialan."

Samael: "Aku terima pujiannya~~"

次の章へ