"Hah? Entah kenapa..."
J-Hope mengelus bulu tangannya dan berbisik, "Suasana disini menjadi lebih dingin, atau hanya imajinasiku?"
"T-Tidak...Aku juga merasakannya. Dan ini, ini bukan dingin biasa! Ini disebabkan, aku tahu, ada yang menargetkan kita !!!" Jimmin mengatakan itu dengan waspada.
Anggota BTS yang lain juga merasakan hal yang sama, ada yang mengelus tangan, dada, atau bahkan leher bagian belakang mereka.
Hanya Sebas yang merasakan tatapan Samael di kejauhan dan tubuhnya benar-benar bergetar !!!
...Tidak, tunggu. Bukankah aku ditugaskan sendiri oleh Putri?
Itu benar, masih ada tameng, bah! Maksudku kata-kata Putriku masih akan menyelematkanku!
Bagus, untungnya otakku masih baik!
Disana, Sebas diam-diam melirik kesamping dan akhirnya menjauh dari para bajingan yang mungkin akan membuat masalah nanti padanya.
Jauhi dulu orang-orang ini, Hahaha, Sebas, kau masih pintar!
Kasihan anak-anak muda dari luar ini, mereka sudah di tatap oleh Yang Mulia~
...Oh? Mungkin jika aku menjual Jungkook ini yang menyentuh Putri tadi kepada Yang Mulia, aku...
Ha, Hahahaha——
Menghiraukan delusi aneh Sebas yang menjadi sisi terdalam dari pria ini, Samael akhirnya melihat sosok pria paruh baya yang saat ini datang dengan wajah ketakutan!
Suasana masih sangat diam, sampai saat Direktur itu jatuh berlutut dan berteriak: "Y-Yang Mulia !!! Saya, saya benar-benar tidak menyangka Anda akan datang ke..."
"Hentikan basa-basi ini Direktur."
Samael dengan tenang berkata, "Kau mungkin tidak tahu orang itu, tapi kau seharusnya sudah melakukan pesan yang kusampaikan melalui Ksatriaku bukan?
"T-Tentu saja! Dia akan datang sebentar lagi! Yang Mulia, saya benar-benar tidak tahu tentang dia dan masalah yang dia lakukan karena menyinggung Anda !!!–"
"Hahahaha— Apakah kalian semua melihatnya?! Inilah seorang laki-laki yang menjadi Raja Inggris saat ini, hanya seorang Tiran !!!"
Tawa dan kalimat menjijikkan itu tiba-tiba terdengar, dan segera, seorang pria yang tadi mengaku sebagai "MJ" ini datang dengan gila!
Dia menunjuk Samael dan berteriak, "Apakah kalian melihatnya?! Hanya karena wajahnya dirusak olehku, hanya karena aku mencoreng namanya, dia bahkan membuat kehidupan banyak orang termasuk Direktur terkenal hancur !!!"
"Kalian melihatnya! Inilah yang kalian puja sebagai laki-laki terpanas di Dunia dan jenius!"
"Sayangnya di mataku, dia hanya seorang bajingan sampah yang hanya mengandalkan wajah !!"
Bang!
Roland langsung maju dan memukul perut pria itu hingga dia mengeluarkan darah dari mulutnya, lalu dia dengan mudah membuatnya tersungkur di tanah sebelum akhirnya menginjak kepalanya beberapa kali hingga lantai hancur disana!
Menggencet kepala pria itu dengan keras, Roland berkata: "Aku benar-benar menemukan pembenci tidak takut mati disini, Yang Mulia, maafkan Roland ini karena melakukan hal bodoh tanpa persetujuanmu."
"Tidak masalah."
Samael dengan wajah tenang berjalan dan akhirnya setelah dia berada satu langkah di depan pria itu, matanya merendahkan kebawah saat bibirnya terbuka.
"Apakah kau, membenciku?"
"Uhghh...Huh, Haha, membencimu? Ya! Guhh...Aku, sangat membencimu! Dan bukan hanya aku saja, banyak yang membencimu !!!"
"Samael Duodere, kau datang ke puncak ini, tapi kau mendaki tangga ke puncak dengan tubuh kami sebagai pondasinya !!!"
"Hancurkan, hancurkan lagi dan lagi...Kenapa kau masih bertanya hal bodoh seperti itu !!!"
"Diam!"
Roland berteriak dan bersiap menginjaknya lagi, tapi Samael menghentikannya dengan isyarat tangannya.
Disana dia menghela nafas dan berkata, "Begitulah jadinya, jadi kau sengaja menyamar menjadi MJ, nama panggungku, lalu masuk ke acara, dan merusak namaku karena kebencianmu kepadaku...."
"Direktur."
"Y-Yang Mulia!"
"Jangan khawatir, aku hanya sedikit marah padamu." Samael berkata lagi, "Ini adalah kesalahanmu karena tidak mengecek situasi keseluruhan dengan baik."
"Mungkin kau berpikir, itu karena ini adalah kali pertama kami mengadakan pertunjukkan dengan Dunia luar, kami tidak menyangka akan ada sosok yang menyamar menjadi aku yang lain."
"Tapi pada kenyataannya, itu karena kau, sebagai Direkturyang tidak terlalu memandang jauh dan hanya membatasi semuanya di satu tempat dan titik!"
"Apakah kau paham?"
"..."
Direktur menutup matanya mendengar ini, dan dia dengan benar-benar tulus berkata: "Yang Mulia benar, saya, benar-benar terlalu sombong dulu."
"Lain kali, tidak, sejak hari ini, saya akan mengingat semua nasihat Anda, Yang Mulia !!!"
Samael mengangguk, lalu akhirnya dia menatap lagi pria itu dan berkata: "Dalam beberapa kasus, aku memang harus mengatakan sesuatu...Kau melakukan ini dengan baik."
"....Huh?"
Pria itu terkejut dengan kata-kata Samael, dan Samael hanya mengatakan: "Kau melihat kebocoran dan kekurangan Festival ini, itu satu sisi yang hebat terutama kau berani berdiri dimana yang lain takut bahkan untuk mengangkat kepalanya kepadaku."
"Sifat asli seseorang akan muncul di saat situasi yang tertekan atau bahkan di situasi yang berbahaya."
"Kau...murni tertelan dalam kebencian kepadaku. Lalu jika kau mengubah kebencian itu ke sisi yang lain, apa yang mungkin kau dapat?"
"Ya, itu juga bukan urusanku karena kau sekarang sudah jatuh dan itu sia-sia bagaimanapun aku mengatakan apapun padaku."
"Kecuali, itu benar....Kecuali kalimat ini, aku harus berterima kasih kepadamu."
Wajah pria itu menunjukkan keheranan di awal, tapi sekejap dia langsung merubah wajahnya menjadi ganas!
"Jangan bercanda denganku! Apa kau tahu apa arti kebencian ini?! Aku membencimu, dan banyak yang membencimu !!!"
"Setiap orang punya alasannya masing-masing. Kau membenciku karena merusak kehidupanmu, dan itu adalah alasanmu."
"Tapi kau membantu bawahanku tersadar sepenuhnya, jadi aku harus berterima kasih padamu." kata Samael singkat.
Samael menatap Roland, dan segera Roland menarik pria itu agar berdiri, menarik tangan kanannya kebelakang dan membiarkan dirinya tidak bisa bergerak!
Disana Samael mendekati pria itu, sangat, sangat dekat sehingga mata keduanya saling berpapasan.
Melihat mata Samael, entah kenapa pria itu menjadi ketakutan sekarang ..
Itu terlalu, tidak berperasaan, dingin, dan kosong!
"Biarkan aku mengatakan ini...Aku sangat marah sekarang! Tapi sejak awal, kau sudah kalah karena melakukan operasi kebencianmu ini."
"Orang-orang suka bermain kata-kata. Alasannya, itu karena manusia tidak bisa hidup tanpa membuat-buat alasan."
"Kau membenciku, itu katamu dan orang-orang lain. Tapi pada kenyataannya, itu karena kau kalah dariku dan malu untuk mengakuinya atau bahkan tidak berani untuk melangkah lagi ke depan!"
"Kau mungkin berpikir dalam pekerjaanmu dulu, bahwa kau sudah dewasa dan mantap karena beberapa kali menghadapi krisis dan menyelesaikannya."
"Tapi kau tahu, melakukan seperti itu bukan berarti kau bisa langsung dianggap orang dewasa yang mampu disana...."
"Menemukan makin banyak rambutmu yang rontok dibantal, melihat roti isi favoritmu menghilang dari mini market, atau bahkan dengan tenang menganilis kenapa kau gagal, marah, dan yang lainnya..."
"Akumulasi dari keputusasaan itulah, yang membuat seseorang menjadi dewasa."
Samael mengetuk dahi pria itu dan berkata dengan mata lebar, "Dan kau, yang memaksakan sesuatu yang di luar kemampuanmu hanya karena kebencianmu padaku....hanya akan mendatangkan hukuman!"
"...."
Kata-kata itu diucapkan dengan aura kuat yang membuat pria itu melihat halusinasi yang mengerikan!
Tatapan Samael benar-benar menekan sosok pria itu!
Tapi saat ini, Samae menjauh darinya dan berkata, "Ini Inggris, sebagai orang luar, kau memang tidak bisa seenaknya kuhukum."
"Tapi pencemaran nama baik yang sudah disaksikan secara LIVE disana...Bukti ini, sudah lebih cukup untuk memenjarakanmu tanpa mengikuti formalitas Negara."
"Karena itu, aku mengatakan ini sejak awal...Terima kasih."
"Bukan hanya karena kau membantu Direktur, itu juga karena kau membantuku mengerti bahwa masih ada banyak orang-orang sepertimu diluar yang membenciku, dan juga..."
"Terima kasih, karena membawakan penjara ke tubuhmu sendiri."
Pria itu melihat senyuman Samael kali ini, tapi senyuman itu benar-benar membuatnya ketakutan!
Mata yang kosong tak bertuhan seolah hanya ada orang lain di pikirannya dan tidak memikirkan dirinya sendiri...
Senyuman yang bahkan tidak diketahui apakah itu senyuman malaikat atau iblis...
Itu semua sangat menggetarkan jiwa pria itu!
Sejak awal, orang yang dia benci menahan amarahnya tidak seperti dirinya atau bahkan orang lain dalam menghadapi masalah penghancuran harga diri ..
Dia masih tetap tenang, menganilis, dan pada akhirnya dia melihat sesuatu yang lain...yaitu keuntungan bagi yang lain melalui kebencian yang aku buat?
Apakah ini, masih sesuatu yang bisa dilakukan manusia?
Dan kali ini di pikiran pria itu, hanya satu kalimat yang muncul!
Tuhan...Makhluk macam apa yang kau ciptakan di depanku ini?