webnovel

Dansa Romantis

Kembali ke beberapa saat yang lalu.

Samael saat ini memberikan bunga Anyelir kepada Putri Latifa yang memiliki wajah merah saat ini.

Meski tidak ada pengakuan romantis dengan kuda putih, tapi saat mengangkat kepalanya untuk melihat wajah tampan Samael, Putri Latifa sangat senang!

Ya, meski ini bukan pengakuan, tapi Duke masihlah tampan~

Menerima bunga itu dan menghirupnya lembut, Putri Latifa langsung membentuk senyuman murni dengan wajahnya sedikit tertutup oleh Bunga Anyelir.

Samael tersenyum dan langsung menarik tangan Putri Latifa lembut.

Merasakan tangan kasar Samael, Putri Latifa merasa sangat berbeda.

Jika tadi dia menarik Samael, itu hanya perasaan yang biasa....

Tapi sekarang saat Samael yang menarik tangannya, ada denyutan kuat di hatiku!

Para tukang kebun dan pelayan disana merasa mata mereka sakit!

Terlalu manis sehingga mata mereka sangat pahit!

Ah ah ah, tidak adil!

Putri Latifa yang cantik dan lembut dengan identitas tinggi, bersama dengan Duke Inggris tampan dan baik hati yang memiliki suara setara dengan Raja....

Ditambah dengan latar kebun bunga yang indah dan angin semilir disekitar, ditambah senyuman manis keduanya....

Suasana merah muda ini sangat membuat mereka sakit !!!

Tidak tahan lagi, aku ingin berbagi rasa sakit ini dengan orang lain–

Samael dan Putri Latifa tidak peduli dengan semakin berkurangnya pelayan disekitar, karena pada dasarnya mereka menikmati suasana disekitar yang sangat tenang dan indah....

Keduanya berjalan sambil berpegangan tangan.

Bahkan jika Putri Latifa merasa malu, Samael sudah menyatukan keseluruhan jari di tangan yang saling berpegangan ini~

Sejujurnya, Putri Latifa ini terlalu lembut, naif, dan pertahannya nol!

"Duke, menurutmu bagaimana Inggris sekarang?"

"Indah diluar tapi kusut di dalam." Samael menutup matanya dan berkata sembari rambutnya disisir oleh angin, "Warga tertindas, persaingan bodoh masih berlanjut, tapi masih ada beberapa tempat yang patut dijaga..."

"Misalnya?"

Samael membuka matanya dan menatap Putri Latifa, "Tepat di depan mataku."

Putri Latifa merasa sangat tidak nyaman dengan tatapan ini.

Dia bukannya jijik, tapi terasa bahwa jika dia terus menatapnya, akan ada rasionalitas yang hilang!

Samael tertawa kecil dan terus membawa Putri kecil ini ke tengah taman dimana gazebo yang indah dengan kolam berisi air jernih dan koi besar berenang disana...

Samael segera mengeluarkan ponselnya dan meletakkannya di atas meja Gazebo sebelum akhirnya berkata, "May, putar musik yang tenang?"

Buzz...

Ponsel menyala langsung, dan sebuah lagu yang tenang tiba-tiba terdengar di telinga keduanya

Putri Latifa terkejut, "Duke, ini..."

"Hanya perintah suara, putriku." Samael menjelaskan dengan tenang, "Bukankah Putri merasa ini suasana yang tepat?"

Putri Latifa tersadar mendengar ini, dan wajahnya tiba-tiba merasa panas sebelum akhirnya dia mengangkat tangan kanannya kedepan dengan punggung tangannya yang agak ditonjolkan.

Samael berlutut satu kaki sembari mengambil tangan itu dan menciumnya ringan, "Putri Latifa, bolehkah saya menari bersama Anda?"

"Duke, kau benar-benar berbahaya~"

"Untuk perempuan, Ya." Samael tertawa dan berdiri.

Dia mendekat dan lengan kirinya langsung melingkarkan punggung kecil Putri Latifa, sedangkan tangan kanannya menggenggam semua jari-jari tangan kiri Putri Latifa.

Tubuh keduanya mendekat sangat dekat, dan bagian perut sedikit ditekan kedepan sebelum akhirnya suara lagu yang diputar agak sedikit membawa semangat

Alunan lagu itu hanya terdiri dari alat musik piano, violin dan cello saja sehingga suara yang terbuat sangat lembut...

Perlahan keduanya melangkahkan kaki mereka di sekitar pusat taman dengan kedua pasang mata saling mengunci sosok mereka satu sama lain.

Keduanya berputar sangat elegan disekitar taman itu dengan hembusam angin yang mengibarkan kedua rambut dan pakaian mereka.

Saat mencapai titik lagu yang agak tinggi, Samael dan Putri Latifa sama-sama berjnjiit sedikit untuk membentuk momentum diam sejenak sebelum akhirnya mereka melangkah lagi dengan gerakan menyeret samping.

Pada saat mereka sampai ke pusat taman lagi, Samael langsung melepas tangan yang menggenggam tangan Putri Latifa.

Putri Latifa tercengang sebelum akhirnya dia terbangun saat kedua tangan Samael didekap di pinggangnya!

Hal ini membuat gerakan mereka terhenti sejenak, sampai saat Samael melangkah ke kanan dan kiri dengan halus.

Putri Latifa mendekatkan wajahnya ke dada tebal Samael dengan wajah memerah sembari tangannya yang ada di punggung Samael digunakan untuk mengelusnya halus.

Sembari mendengarkan musik, telinga kecilnya juga mendengarkan detak jantung Samael~

"Putri, kau sangat cantik." kata Samael berbisik ringan.

Wajah Putri memerah tapi dia tidak mengangkat wajahnya, "Duke juga sangat tampan, berapa banyak yang Duke punya?"

"Apakah Putri penasaran tentang wanitaku?"

"...."

Samael hanya tersenyum saat Putri Latifa diam tidak menjawab, tapi mereka masih bergerak dengan naluri.

Samael melekatkan pelukannya dengan lebih erat dan berbisik, "Bagaimana jika saya mengatakan bahwa Putri juga tergetku?"

"Fufufu, Duke menggodaku lagi."

"Apakah begitu? Tapi Putri memang pantas mendapat pujianku~"

Melihat suasana sudah membaik dan bahkan mencapai titik kritis, Samael tiba-tiba menghentakkan kaki kanannya agak kuat saat melangkah.

Booom!

Hembusan angin kuat menerpa seluruh kebun, bahkan para tukang kebun disana terpaksa mundur sedikit dan menutup matanya.

Apa yang terjadi?! Kenapa angin tiba-tiba sangat berat dan kencang?!

Putri Latifa yang didekap oleh Samael tidak merasakan apapun kecuali angin semilir...

Dia penasaran, dan dengan ini dia mengangkat kepalanya untuk melihat kesamping dimana ribuan bunga indah sedang bertebaran di udara dengan sangat romantis!

Indah~ Tapi...

"Kyaaa–"

Putri Latifa tiba-tiba berteriak saat merasakan bahwa gravitasi meninggalkan tubuhnya dan penglihatannya menjadi lebih tinggi dari biasanya.

Melihat kebawah, disana dia melihat Samael yang mengangkatnya ke atas seperti bayi kecil sambil tertawa.

"Putri, bagaimana, indah bukan?"

"Hahaha, Ya! Duke, ini sangat indah!"

Putri Latifa dan Samael tertawa sangat bahagia, tapi para tukang kebun ingin menangis!

Apa yang terjadi disini, kenapa bunga-bunga itu tiba-tiba terlepas dari tangkainya dan bertebaran di udara?!

Tidak, masalah utamanya bukan itu!

Masalahnya, apakah kita harus menanam bunga ini lagi, semuanya?!

Kejam! Kami orang kecil sangat menyedihkan~

Samael dan Putri Latifa tertawa sangat senang, sampai akhirnya sosok Sophie, Freya, dan Ratu Victoria muncul.

Melihat aksi keduanya, Sophie langsung berdehem: "Ehem! Duke, kau sepertinya sangat bahagia..."

Samael menghentikan langkahnya sambil mengangkat Putri Latifa, dimana kedua orang ini menatap tiga sosok disana...

Ratu Victoria sendiri menutup setengah wajahnya dengan kipas lipat dan matanya terlihat membentuk bulan sabit seolah dia juga tersenyum.

"Latifa, Duke, kalian sangat senang bukan~"

"Apa yang terjadi, kenapa hubungan kalian sangat dekat dalam waktu singkat?~"

Samael menurunkan Putri Latifa, keduanya saling pandang sejenak dan berbisik: "Bagaimana sekarang?"

"Itu...Melarikan diri?"

Ummm, Samael memang merasa itu cocok untuk dikatakan dari mulut Putri Latifa.

Bagaimanapun, Putri yang tidak melarikan diri bukanlah seorang Putri!–

次の章へ