webnovel

Pertarungan di Vatikan (2)

Di sisi sebelah Timur, terlihat sosok Tracy yang bernafas lelah dengan punggungnya yang tersandar di sebuah mobil dengan kedua tangannya memegang dua buah pistol.

Clack...Clack....

Memeriksa sisa peluru, wajah Tracy agak mengeras. Hanya tersisa tiga peluru di pistol kanan dan dua peluru di pistol kiri.

Dia menyimpan kedua pistol itu sebentar dan merogoh sakunya dimana dia menemukan dua buah benda lingkaran pipih disana.

Lalu saat dia mencari lagi, dia menemukan satu benda seperti anak mata panah yang tentu saja ini terbuat dari metal secara keseluruhan.

"Sial! Membunuh orang-orang itu mengurangi banyak hal ini." Tracy mengutuk orang-orang yang tadi dia bunuh.

Karena dia tahu misi ini akan sangat berbahaya, jadi dia sudah menyiapkan banyak senjata untuk pertahanan diri.

Tapi siapa sangka, dia akan menghadapi pemilik kekuatan super yang menghabiskan banyak senjata yang dia bawa!

Secara teknis dia membunuhnya, tapi Tracy tahu bahwa dia saat ini berada di keadaan paling berbahaya !!!

Disaat dia ingin mengambil nafas, pandangannya tanpa sadar menatap ke atas dimana dia melihat sebuah titik yang perlahan membesar dan mendekat ke arahnya.

Tracy terkejut dan otot-ototnya langsung bergerak menjauh dari tempat tadi dengan segenap kekuatannya!

Bang!

Tracy terkejut dengan suara ini, dan dia segera melihat mobil yang tadi masih utuh segera menjadi tumpukan besi disana.

Sayang sekali!

Tracy segera mengangkat kedua pistolnya lagi, dan menatap wanita disana dengan wajah dingin dan serius.

"Apakah permainanmu sudah selesai?" tanya wanita yang berdiri di atas sampah mobil itu saat ini.

"Aku tidak tahu apakah ini masih permainan, tapi aku hanya tahu bahwa kita berbeda tujuan."

"Kenapa kau begitu gugup? Lagipula kau pada akhirnya hanya mati?"

Tracy tercekik mendengar ini, dan dia tahu pasti lawan disana juga pemilik kekuatan super.

Meski dibanding para monster itu kekuatannya seperti bayi, tapi tetap saja bagi Tracy itu lawan yang menyusahkan!

"Sekarang ikut denganku! Atau matilah !!!" Wanita itu segera mengangkat kedua tangannya kesamping, dan api langsung menyelimuti tangannya.

Wush! Wush!

Wanita itu segera berbalik dan melambaikan tangannya untuk membentuk sebuah tebasan api.

Tracy dapat melihat dengan jelas bahwa dibelakang wanita tadi ada dua pisau pendek biasa yang melaju sangat cepat menujunya!

Memikirkan wanita tadi, Tracy memiliki kemungkinan di hatinya. Tapi untuk saat ini, kalahkan wanita itu dulu!

Dia langsung menyimpan pistol di tangan kanannya dan mengambil dua benda pipi tadi, lalu langsung maju!

"Haaaaaaa !!!!...."

Dengan teriakan jantan, Tracy langsung menyeruduk wanita tadi dengan keras dan dua benda pipih tadi langsung ditempelkan ke tubuhnya.

Buk!

Wanita tadi langsung terjatuh, dan disaat dia ingin berdiri, dia berteriak sangat keras: "Ahhhhhhhhhhhhhhhh-!!!!!!"

Dia merasakan rasa sakit super, seolah sel-sel di dalam tubuhnya dirusak oleh sebuah sinar tak terlihat!

Warna kulit di tubuhnya segera berubah warna menjadi ungu seolah terkena virus, tapi segera api membunmbung tinggi dari tubuhnya seolah ingin membakar benda tadi serta sesuatu yang ada di tubuhnya!

Itu terbukti efektif!

Hanya saja Tracy yang ada disamping, segera berjalan menuju sisinya. Dan yang paling mencolok adalah pundak kirinya yang melepuh dan mengeluarkan darah serta nanah disana.

Benar, wanita itu masih sigap menyerangnya tadi...

"Jika kau ingin mati, maka aku tidak menyarankan untuk mendekat lebih jauh, Nona Lavina."

Tracy sudah menyangka akan ada yang menyapanya, dan dia segera menghela nafas lega.

"Suster Atira benar-benar membodohiku tadi. Tapi untuk penyelamatannya tadi, aku berterima kasih."

Suster Atira segera menunjukkan senyuman tenang di wajahnya, dan membuka kedua kelopak matanya disana.

Menatap wanita yang terbakar dan akan sembuh itu, Suster Atira bertanya: "Sayang sekali Nona tidak membuka kekuatan asliku, jadi Nona Lavina, apakah kau bisa meminjamkanku senjatamu?"

"...."

Tracy jelas waspada, semakin sedikit senjata maka semakin buruk keselamatannya !!!

Seolah Atira mengerti ini, dia tersenyum pahit sembari menghela nafas: "Jangan khawatir, kami berdua berada di faksi yang berbeda. Jika Nona Lavina ingin pergi dari tempat ini, silahkan bekerja sama dengan saya untuk satu kali ini saja."

Meski terasa mencurigakan menurut Tracy, tapi pada akhirnya dia masih memberikan satu mata anak panah yang dia miliki kepada Atira.

"Terima kasih."

Dua kata itu menunjukkan rasa senang karena kepercayaan Tracy padanya, dan disaat yang sama, Tracy mengendorkan kewaspadaannya mendengar ini.

"Sekarang Nona, itu giliranmu."

Mendengar ini, Tracy agak bingung, dengan siapa wanita ini berbicara?

Tapi saat berikutnya, dia melihat sesuatu yang mengejutkan. Api di tubuh wanita itu segera menghilang, dan Atira segera berjalan dan berjongkok di hadapannya.

Dengan senyum tenang, Atira berkata: "Semoga roh dan jiwamu diterima di sisinya, selamat jalan, saudariku."

"....."

Suasana aneh, karena Tracy melihat bahwa Atira benar-benar tidak bergerak! Apa yang terjadi? Serangan musuh lain?!

"Umm...Nona Lavina, benda ini, bagaimana cara menggunakannya?"

"Tanya jika kau tidak tahu !!! Kau bertindak keren tapi pada akhirnya tidak tahu cara menggunakannya !?" Tracy langsung meledak !!

Atira memerah karena malu. Meski dia memiliki ingatan yang bagus dan pengetahuan yang dia punya bahkan sangat mengerikan.

Hanya saja teknologi hitam ini, dia baru pertama kali menyentuhnya !!

Segera Tracy merampas senjata itu, mengklik bagian ujung tumpul di bagian atas benda itu, dan alat itu langsung berubah menjadi sebuah penjepit.

Clack...

Dengan kasar Tracy menempelkan benda itu ke tubuh wanita itu dan benda itu langsung menancap kuat ke daging wanita itu!

Dalam sekejap wanita itu menjerit super keras karena terlihat bahwa daging wanita itu terkorosi, dan dapat dipastikan bahwa dalam beberapa menit, dia akan menjadi tulang belulang saja!

Tracy berdiri dibarengi teriakan wanita itu, diikuti oleh Atira yang telah selesai mendoakan ajal wanita itu.

"Sekarang sesuai janji, kirim aku keluar dengan selamat!"

"Ya, lagipula ini perintah Nona ku. Silahkan ikuti saya, Nona Agen."

次の章へ