webnovel

Dia Kesurupan

編集者: Wave Literature

Selama setengah jam, Su Mohan berdiri di depan jendela. Puntung rokok berjatuhan di kakinya satu per satu, tapi ia tidak pernah mengatakan sepatah kata pun pada Ye Fei. Suasana damai yang tidak acuh itu hanya menyisakan keheningan yang aneh. Dengan sedikit tenaga yang tersisa, Ye Fei bangkit dari tempat tidur. Ia mengambil gaun merah anggur di atas karpet, berjalan ke kamar mandi, dan diam-diam mengganti pakaiannya.

"Tuan Su, jika tidak ada urusan lagi, aku pergi dulu. Jika Tuan membutuhkanku, tolong ingatlah untuk memanggilku kapan saja."

Setelah berganti pakaian, Ye Fei berubah kembali menjadi wanita yang menawan dan menggoda seperti sebelumnya. Tidak ada sisa kerapuhan lagi yang terlihat pada dirinya. Namun, Su Mohan tidak menoleh ke belakang ataupun menjawab. Ye Fei pun berhenti menatapnya, kemudian berbalik dan berjalan tertatih-tatih keluar dari ruangan. Setelah pintu ditutup pelan, Su Mohan menendang kendi di samping kakinya. Pria itu tampak semakin kesal.

Setelah keluar dari ruangan, Ye Fei menyunggingkan senyum mengejek pada dirinya sendiri dan berkata, "Sepertinya penghasilan pertama dari menjual anggur perlu dipakai untuk mencari salon kecantikan terlebih dahulu agar aku bisa menghilangkan bekas luka…"

Su Mohan berdiri di depan jendela dan memandangi sosok dengan gaun anggur merah yang pincang. Ia tidak tahan dan ingin bergegas turun untuk membawa wanita itu kembali. Sosok itu kurus, tapi tetap berdiri tegak seolah-olah sangat bangga dengan dirinya sendiri sepanjang waktu. Pemandangan itu justru membuat Su Mohan merasa terluka dengan cara yang tidak dapat dijelaskan.

Beberapa menit kemudian, sosok itu menghilang sepenuhnya dan Su Mohan menarik tirai dengan tidak sabar. Ia berbalik dan melihat gaun pasta kacang merah yang ditinggalkan oleh Ye Fei di depan pintu kamar mandi. Kemudian, ia langsung teringat kembali saat wanita itu tersenyum sampai matanya berbentuk seperti bulan sabit, lalu mencium pipinya dan berkata bahwa dirinya sangat baik. Su Mohan mengangkat tangannya dan menyentuh wajahnya, seolah-olah napas wanita itu masih terasa. Su Mohan kehilangan akalnya untuk beberapa saat dan begitu ia tersadar, matanya menyala karena amarah.

"Seseorang, masuk!"

Dua orang pelayan yang cakap dengan cepat membuka pintu, lalu berdiri di depan Su Mohan dan berkata, "Tuan Muda, beritahu kami apa yang Anda inginkan."

"Buang gaun itu!"

Pelayan segera mengambil gaun itu dengan sarung tangan putih dan menyuruh pelayan lain untuk membersihkan kekacauan di kamar. Kemudian, ia berencana untuk pergi. Tepat saat pintu akan ditutup, Su Mohan membuka matanya dan mengulang perintahnya, "Tunggu."

"Ya, Tuan Muda?"

"Cuci gaunnya dan kembalikan kepadaku."

Meskipun kepala pelayan sedikit terkejut, ia tetap melaksanakan perintah Su Mohan tanpa pria itu perlu mengucapkan sepatah kata pun. Pelayan itu segera mengatur suasana hatinya dan mengangguk, "Baik, Tuan Muda."

Setelah pelayan pergi, Su Mohan duduk di sofa dan memijat pelipisnya dengan tidak sabar. Ia hanya merasa seperti setan dan pikirannya dipenuhi Ye Fei. Saat Ye Fei pertama kali muncul di hadapan Su Mohan, wanita itu secara aktif menggoda dirinya. Namun, wanita itu kemudian bersikap agresif saat di pusat perbelanjaan. Ye Fei berbicara dan tertawa dengan para pria, lalu cemberut sampai meneteskan air mata seperti kejadian barusan.

Kejadian demi kejadian terus berputar dalam benak Su Mohan dan ribuan penampilan Ye Fei terus bergulir silih berganti dalam pikirannya. Kulitnya seputih salju, suaranya terdengar lembut dan manis, dan matanya sedikit dingin. Su Mohan merasa sangat kesal dan ingin mengusir wanita ini dari benaknya. Ia ingin membersihkan semua memori tentang wanita itu lagi dan lagi. Ia bahkan merasa sangat sedih ketika melihat wanita itu menangis. Dia pasti telah memberiku ekstasi! pikir Su Mohan.

———

"Halo, Tuan Su?" Asisten Chu Zheng mengangkat telepon dengan agak bingung. Ia berpikir, Bukannya Tuannya seharusnya menghabiskan malam musim semi dengan wanita bernama Ye Fei? Bagaimana Tuan bisa menghubunginya?

次の章へ