webnovel

1 - Fallen King

Raja telah lahir, seorang anak yang gembira dan penuh semangat. Benar... kebahagiaan yang hanya bertahan sesaat. "Ayah... apa yang Terjadi??".

"Cepat! Kabur Dari sini! Ada seseorang yang menghancurkan istana kerajaan!!" Kata salah satu Penduduk.

"Ayah... apa yang terjadi, disini." Tanya anak itu.

"Kau tidak perlu khawatir, El" Jawab Ayahnya dengan muka Tersenyum paksa.

"Pokoknya, Ayo segera pergi dari sini!" Lanjut Ayahnya.

"Yang Mulia! Cepat bantu Yang Mulia!" Kata salah satu bawahan raja.

"Tidak! Aku akan pergi bersama anakku!!" Jawabnya.

Mereka pergi menuju ke gerbang utama. Tapi...

"Ayah! Bertahanlah! Aku akan menolongmu!" Teriak anak itu.

"Jangan, Kau akan ikut termakan oleh Kobaran Api ini!!" Kata Ayahnya.

"Tidak Apa-apa!! Aku tidak ingin hidup sendirian!! Aku... akan mati bersamamu!!" Jawab Anak itu.

"JANGAN BERCANDA!!".

"Dunia Ini Luas!! Kau... Tidak AKAN Hidup Sendiri!! Carilah Seseorang yang bisa kau Percayai! Carilah dia!!" Balas Ayahnya dengan TEGAS.

Anak itu terdiam. Ia terdiam sambil meneteskan air mata.

"Ini... suatu saat kau akan menggantikan posisiku" Kata Ayahnya sambil menunjukkan sebuah Permata Merah.

"Permata...? Disaat seperti ini....." Jawab Anak itu.

"Selamat Tinggal..... Elios..."

"AYAHHH!!!!!!!!!!" Teriak Anak itu dengan Tangisan yang sangat Kuat. Anak itu mengerti dengan apa yang dikatakan Ayahnya, ia langsung pergi keluar dari Istana. Karena begitu panik, ia lari entah menuju kemana hingga ia sampai di suatu Goa yang gelap.

Anak itu berpikir bahwa ia akan bisa berkemah di goa itu. Tapi, dia tidak tahu apa-apa soal bertahan hidup. Ia hanya seorang bangsawan muda yang hanya bisa diam di istana. Ia bahkan tidak tau cara menyalakan Api. Dia terpaksa Tidur di Goa yang Gelap tidak bercahaya, Anak itu... tidak mengetahui bahwa di Goa itu sudah ada penghuninya.

*GRRRrrrOOoOoaAAAaaMM!!

*GRRRRROOOOAAAAAMMMM!!!!

"A-Apa itu, Siapa disana!" Katanya dengan rasa panik.

Ia melihat seekor Beruang berwarna Putih dengan corak yang berwarna abu-abu.

"Be-Beruang Goa...!!" Teriak Anak itu.

Ia mengambil Batu Kerikil di sana dan mulai melempari beruang itu. Tentu saja, itu tidak akan mempan.

"G-G-Gawat! Aku... harus lari dari sini!"

Anak itu Lari dan lagi-lagi, ia panik dan tidak tahu mau lari ke arah mana. Padahal beruang itu sudah berhenti mengejar, tapi ia tetap berlari sekencang mungkin hingga akhirnya menemukan sebuah desa.

"Ak-Aku Berhasil *Hah *Hah Aku *Hah menemukan sebuah *Hah... Dess.... A....".

Anak itu pingsan, dan terbaring di depan desa itu.

Untuk Apa aku hidup, Mengapa aku dilahirkan sebagai seorang bangsawan? Aku... hanya ingin... menjadi Anak desa... Aku juga ingin bermain-main seperti anak-anak lainnya... Aku hanya bisa berdiam di istana dan tidak boleh kemana-mana. Mengapa, Tuhan sangat tidak adil...

"Ini, dimana?" Anak itu terbangun dari tidurnya. Ia terbangun dan melihat ada makanan di depannya.

"Huh? Makanan?"

"Kau sudah sadar? Hehe!"

"Anda... siapa?" Tanya anak itu.

"Aku Walikota disini, aku melihatmu terbaring didepan desa jadi aku pikir aku akan membawamu kerumahku" Jawab Walikota.

"Te-Terima Kas--" Belum sempat berterima kasih walikota itu langsung bilang "Tidak perlu berterima kasih, Anak muda sepertimu akan sia-sia jika hidupmu berakhir sekarang".

"Oh iya, tadi ini terjatuh dari kantongmu" Kata Walikota sambil menunjukkan permata merah itu.

"Permata? Oh, benar juga" Kata anak itu.

"Siapa namamu?" Tanya Walikota itu.

Dengan sontak anak itu menjawab "Elios Waithful".

"El, Darimana kau berasal?" Tanya walikota itu lagi.

Elios terdiam, ia takut jika ia menjawabnya walikota itu akan membencinya.

"Aku... seorang Bangsawan" Jawab Elios dengan suara pelan.

Walikota itu Terdiam Juga...

Elios mulai berpikir ia akan membencinya

"A-Apa anda akan membenciku??!" Tanya El.

"Membencimu?? Hahaha!! Tidak, Tidak!! Aku hanya terkejut bahwa kau itu anak bangsawan. Maafkan ketidaksopanan ku ini" Jawab Walikota dengan senang.

Elios tersenyum, ia senang karena Walikota itu mau menerima Elios apa adanya.

El kemudian menghabiskan makanannya, ia kemudian bangun dari tempat tidurnya dan melihat Walikota sedang memerintah para penduduk desa untuk bekerja dengan benar. Ia kemudian pergi menghampirinya dan berterima kasih atas Makanannya.

Kemudian, ia melihat para penduduk desa sedang bekerja dengan susah payah.

El berpikir bahwa ia tidak ingin menjadi beban dan merepotkan Walikota jadi ia bertanya ke walikota apakah dia boleh ikut membantu dalam pekerjaan ini. Walikota dengan senang menjawab "Hahaha! Tentu Saja!! Bagus juga bocah kecil sepertimu sekali-kali berolahraga mengangkat barang yang berat. Walikota itu menjelaskan bahwa El harus mengangkat kayu-kayu ini ke pusat kota, kemudian ia juga harus mengambil air dari sungai dan membawanya ke sumur. Elios bersedia dan ikut membantu dalam pekerjaannya. Penduduk yang bekerja itu bingung dan berpikir mengapa anak kecil sepertinya mau melakukan pekerjaan yang membutuhkan tenaga seperti ini, gajinya juga tidak seberapa.

Elios melakukan pekerjaannya dengan sangat sugguh-sungguh, ia senang bisa membantu mereka.

Hari menjelang Sore, Walikota menyuruh para pekerja untuk beristirahat sejenak. Istri dari Walikota itu membuatkan Roti dan Teh khusus untuk para pekerja disana.

Elios sangat lelah sudah bekerja seharian dengan penuh semangat.

Dia duduk dan mengambil roti itu, dia makan dengan sangat lahap dan meminum Teh itu hingga habis. Salah satu penduduk yang ikut bekerja itu duduk disamping El dan berkata "Anak Kecil Sepertimu memiliki Tenaga yang sangat kuat ya! Kau akan sangat membantu kami jika setiap hari kau melakukan ini".

Elios menjawab "Aku, hanya ingin hidup seperti orang desa".

Orang itu bingung dan bertanya "Orang desa? Bukankah kau juga orang desa?".

"Ah, tidak. Tidak apa-apa kok" Jawab Elios.

Mereka melihat Elios seperti orang desa karena baju nya yang sudah kotor dan lusuh seperti orang perdesaan.

Keesokan harinya, Elios pergi bekerja lagi. Dia masih saja bekerja dengan penuh semangat. Tentu saja orang-orang desa itu senang akan kehadirannya. Disaat ia bekerja, ia beristirahat sejenak dan duduk di tepi sungai. Pada saat dia sedang beristirahat, dia melihat ada seorang anak yang terlihat seperti seumurannya sedang Di hajar oleh 3 orang. Tidak tega melihatnya, dia langsung pergi menghampiri mereka dan mendorong salah satu orang yang sedang menginjak anak tersebut.

"Lepaskan orang itu!"

"Hah? Kau punya masalah apa dengan kami?!" Tanya Salah satu rekannya.

Orang yang lainnya mendorong Elios dengan kencang hingga membentur batu dengan sangat keras. Kemudian, orang itu mengambil sebuah batu yang tajam dan mengancamnya.

"Cepatlah, pergi dari sini jika kau tidak ingin ketusuk dengan batu ini" Ancamnya.

El tidak ingin pergi, ia tetap ingin menyelamatkan anak itu. El melihat suatu kemiripan antara dia dan anak itu.

Anak itu juga tidak tinggal diam. Dia berdiri dan mendorong orang itu hingga jatuh.

Orang itu langsung menusuk bagian pundak anak itu. "SAKIT!!!!" Teriak anak itu.

El melihat anak itu seperti Dia. Dia seakan-akan merasakan apa yang dialami oleh anak itu.

"SIALLAAANNNN!!!! LEPASKAN DIAAAAA!!!!!"

次の章へ