Ketika Gu Qingqing bangun, ruangan itu sudah gelap gulita. Ia kini sedang duduk di tempat tidur dengan hanya berbalut selimut. Kesadarannya masih dalam keadaan kosong hingga ia hanya bisa melamun.
Dang… Dang… Dang… Dang...
Begitu jam emas kuno berdentang empat kali, barulah Gu Qingqing perlahan-lahan bangun kembali. Tempat tidur di sebelahnya sudah kosong. Setelah selesai tadi malam, Leng Sicheng tidak mau berbaring di sampingnya barang sebentar pun. Ia segera mengenakan pakaiannya kembali dan langsung pergi dengan mobil.
Hari masih pagi. Namun, sepertinya akan turun hujan. Langit dipenuhi awan yang gelap dan tebal. Tampaknya akan terjadi badai besar.
Hati Gu Qingqing seperti hujan yang akan datang. Berat dan kedap, seolah-olah ia sedang dikurung dalam sangkar hingga terengah-engah dan kehabisan napas. Pernikahan mereka bukanlah cinta. Lebih seperti sebuah transaksi. Saat ia berbalik badan dan mencoba tidur lagi, sebuah panggilan telepon tiba-tiba masuk.
———
Pukul 8:30 malam.
Malam ini, Huang Ting Entertainment mengadakan acara amal dan mengundang banyak selebriti wanita di Yancheng.
Alis Gu Qingqing sedikit bertaut hingga ia mengerutkan kening. Saat berdiri di koridor, ia dapat mendengar suara merdu dari aula musik dan diikuti gemuruh tepuk tangan. Gu Qingqing menerima telepon malam ini. Ia mendapat kabar bahwa timnya bertemu klien yang sangat merepotkan, sangat pemilih, dan keras kepala. Klien itu menentukan bahwa ia ingin membahas kerja sama mereka di sini. Bahkan, jika tahu bahwa klien itu yang menyelenggarakan acara malam ini, Gu Qingqing hanya bisa menahan emosinya dan tetap hadir.
Acara sudah dimulai setengah jam lalu. Jika klien itu ingin datang, bukankah harusnya ia sudah sampai? Bukannya membuat Gu Qingqing menunggu sampai sekarang? Ia membatin, Aku sungguh berharap tidak melihatnya di sini...
Sambil menarik napas dalam-dalam, Gu Qingqing membuka pintu samping aula utama. Ia mengedarkan pandangannya ke seisi penjuru aula. Di antara keramaian orang-orang di aula itu, bayangan klien itu pun bahkan tidak ditemukan. Namun, ia bisa mendengar seluruh ruangan berbicara tentang acara pertemuan Leng Sicheng yang baru.
"Pernahkah Anda mendengar bahwa Leng Sicheng telah berganti wanita lagi? Sepertinya selebriti baru dan masih muda, namanya Chen Wenjie."
"Apa yang perlu dihebohkan? Lagi pula, tiga bulan kemudian, Presiden Leng akan menggantinya dengan yang lain lagi."
"Ada apa dengannya? Dia itu Leng Sicheng! Selama kamu dapat berhubungan baik dengannya, dia tidak hanya akan berusaha membuat posisimu tinggi. Mobil, perhiasan, hingga rumah juga akan mengalir datang padamu. Dan yang paling penting adalah... dia sangat tampan!"
"Sebaik-baiknya dia di luar, dia tetap memiliki seorang istri di rumah."
"Istri? Dia hanya kebetulan beruntung. Dengan latar belakang keluarga seperti itu, dia benar-benar dapat menikahi Leng Sicheng! Tidak ada foto pernikahan, tidak ada cincin pernikahan berhias berlian, dan tidak ada upacara pernikahan. Sudah tiga tahun menikah, tapi tidak ada gerakan apapun di perut. Cepat atau lambat, posisinya akan diturunkan dan digantikan yang lain, bukan?"
Gu Qingqing yang lewat pun mendengarnya. Ia bahkan tidak mengerutkan alisnya. Sambil mengangkat sudut roknya dan meletakkannya di sisi aula, ia berjalan ke sofa dan menyapa seorang pria paruh baya:
"Anda Tuan Huang?" sapa Kepala Iklan Ming Cheng.
Tuan Huang terganggu. Ia mengerutkan kening karena merasa terusik. Begitu berbalik, baru ia menyadari bahwa yang berada di hadapannya adalah seorang gadis cantik. Pinggangnya ramping, kakinya jenjang, dan rambutnya keriting alami menutupi belakang telinganya. Paling utama ialah kedua matanya yang jelas. Ada sentuhan keanggunan dan keterasingan dalam ketenangan. Ada rasa menawan yang tak bisa dijelaskan dengan luar kata-kata.
Hati Tuan Huang bergetar. Baru saja ia berniat berkenalan dengannya, tiba-tiba terdengar suara keras dari pintu. Gu Qingqing melihat ke arah datangnya suara itu. Namun, ia cepat-cepat menunduk saat melihat seseorang datang.
Leng Sicheng telah datang!