webnovel

BAB 30

SATU HARI SEBELUM BERTEMU IBU HINATA

"Apa kau baik-baik saja?" mereka berdua sedang telentang di bawah pohon rindang di belakang rumah kaca. Kalau mereka tidak bisa pergi piknik di luar, maka mereka menghabiskan piknik tetap di pekarangan luas milik Uzumaki, membawa keranjang penuh makanan, serta bercengkerama di sana sepuas mereka.

Naruto melirik Hinata di sampingnya, tangan gadis itu diangkat tinggi-tinggi seolah mencoba meraih ranting pohon. "Kau tidak menjawabnya."

"Aku baik-baik saja, pertanyaan itu seharusnya bisa kau jawab."

Naruto tergelak. "Ini soal ibumu. Besok dia ke sini bertemu nenek. Apa yang akan dia bicarakan bersama nenek? Apa kau tahu?" Hinata menggeleng. "Kalau sampai ibumu memohon pada nenek agar kau pulang bagaimana?"

"Aku tidak akan pulang, aku tetap berada di sini bersamamu dan Nenek Mito."

"Seandainya—" Hinata dapat merasakan bahwa Naruto menyentuh tangannya. Mereka kini sama-sama mengangkat tangan dan juga saling menggenggam untuk meraih sesuatu bersama-sama. "Seandainya mereka tahu bahwa kita saling mencintai sejak awal, apakah kasusnya tidak akan seperti ini?"

"Ibuku mungkin akan mengerti, tapi ayahku, dia sangat keras kepala."

Masing-masing tangan mereka diturunkan, tetapi keduanya masih memandangi ranting-ranting yang bergerak karena angin—walaupun kenyataannya yang Hinata lihat hanya berupa kegelapan. "Apa kau tidak masalah meninggalkan gelar kebangsawananmu?" Hinata terdiam. "Kalau kita menikah, kau sepenuhnya berada di dalam keluargaku, kau tidak akan terikat pada keluargamu lagi, dan gelar itu akan menghilang, kau menjadi rakyat biasa yang tidak akan diistimewakan."

Hinata membuang tawanya, tertawa seperti baru saja dia melihat komedi di acara televisi. "Aku tidak pernah mendapatkan perlakuan istimewa. Semua yang aku lakukan menurut adat, kebudayaan, dan segala hukum turun-temurun yang ternyata baru kusadari itu amat membosankan. Aku telah membuang banyak waktuku, masa kecilku, masa mudaku, tentu saja aku tidak perlu membuang masa tuaku tetap berada di dalam keluarga yang tidak memberikan kenangan indah untukku."

Saat itu, Naruto malah menemukan hal sebaliknya, Hinata yang terlihat baik-baik saja sebenarnya takut, untuk memulai kehidupan barunya, beradaptasi dengan sekitarnya.

Sementara diri Hinata yang lain butuh sebuah perubahan, bukan lagi tahun-tahun baginya untuk terus menerima keadaan ataupun menerima situasi yang membuatnya tertekan. Dan sekarang ia tak dapat melakukannya lagi. Hinata yang ada di samping Naruto adalah Hinata yang baru penuh dengan emosi untuk memberontak, kabur, sampai akhirnya memutuskan mencari kebahagiaannya sendiri. Meski begitu, memang itu tidak mudah. Hinata yang baru itu juga tengah mempertimbangkan dan betapa besarnya risiko untuk tidak dianggap keluarga.

Naruto berbaring miring, memeluk Hinata dari samping. "Aku akan berada di sisimu."

"Saat mungkin saja aku memutuskan untuk kembali ke keluarga itu, apa kau tetap berada di sisiku?"

Naruto membisu.

"Ada kalanya aku berpikir aku perlu pulang dan menyelesaikan masalahku dengan ayah. Kabur ternyata begitu sulit. Jika memang itu yang terjadi nanti. Aku berharap kau tetap menjadi pendukungku."

Hinata mendengar Naruto tersedu-sedu di sampingnya. Tangannya yang kecil menyentuh kepala Naruto, dan menepuk-nepuk pelan. "Terima kasih, karena kau telah mencintaiku dan mengakui keberadaanku, Naruto-kun."

次の章へ