webnovel

Bab 12. Memeriksa Kesehatannya

Elena baru saja merapihkan penampilannya untuk bersiap pergi bekerja saat Brian datang. Brian juga terlihat lebih fresh namun dengan baju yang sama dengan yang ia pakai semalam. Sepertinya dia belum kembali ke mansion dan langsung pergi kemari.

"Baguslah jika kau sudah siap. Ayo, pergi." Tanpa menunggu jawaban Elena, Brian berjalan menuju pintu.

Elena hanya melongo seperti orang bodoh. Karena Brian baru saja tiba dan langsung mengajaknya pergi tanpa bertanya atau berkata ingin kemana.

"Mengapa kau masih di sana?" seru Brian kesal yang sudah berdiri di depan pintu, tapi Elena tak beranjak sedikitpun.

Mendapat tatapan tajam dari Brian membuat Elena berjalan terburu-buru. Dia tak mau membuat pria itu marah.

Elena terus mengekori Brian menyusuri lorong gedung apartemen mewah itu menuju lift. Pikirannya bertanya-tanya, kemana Brian akan mengajaknya pergi. Jika seperti ini, Elena pasti tidak bisa masuk kerja hari ini. Semoga saja Shelina tidak memecatnya. Dia masih membutuhkan pekerjaan di sana.

Saat di mobil pun Brian sama sekali tak berbicara atau mengatakan ke mana arah tujuan mereka saat ini. Dan Elena terlalu takut untuk bertanya. Bagaimana dia bisa bertanya jika setiap kali matanya bertemu dengan mata Brian, hanya ada amarah dan kebencian. Elena tidak ingin memancing amarah Brian, lebih baik dia diam.

Mobil Brian berhenti di rumah sakit besar di pusat kota. Elena jadi teringat ucapan Brian semalam. Perkataan Brian yang mengatakan dia tak ingin menyentuh wanita berpenyakitan.

Elena mengerti maksud Brian. Pria itu berpikir bahwa Elena seorang jalang yang menjual tubuhnya ke semua pria dan dia takut jika Elena memiliki penyakit kelamin yang menular.

Brian selalu memasang wajah datar dan mata tajamnya. Berjalan begitu cepat meninggalkan tempat parkir, membuat Elena kewalahan mengimbangi langkah besar pria itu. Elena bahkan hampir berlari untuk tetap mengikuti Brian.

Kini Elena dan Brian sudah berada di ruangan dokter. Brian tersenyum simpul melihat dokter yang bername tag Diana itu duduk di hadapannya.

"Selamat pagi, Brian, Elise," sapa dokter Diana ramah. Brian sama sekali tak membalas sapaan itu. Dia hanya tersenyum simpul sedangkan Elena tersenyum canggung.

"Pagi, dok," ucap Elena canggung karena dokter itu menganggap dirinya Elise. Ucapan Elena membuat Diana mengerutkan keningnya. Dia sedikit bingung, mengapa Elise memanggilnya dok? Biasanya wanita itu memanggilnya Diana, karena mereka sudah mengenal lama. Diana salah satu teman Brian dan sudah menjadi dokter kandungan yang menangani Elise selama ini.

"Aku ingin kau melakukan pemeriksaan kesehatan padanya," ucap Brian tanpa basa-basi.

"Pemeriksaan? Apa ada yang salah?"

"Tidak, aku ingin kau memeriksa apa dia bersih dan aman, lalu kapan waktu suburnya?" Diana semakin mengernyitkan keningnya bingung.

"Apa maksudmu? Bukankah kau sudah tau kapan waktu suburnya? Dan apa makusudmu memeriksa apakah dia bersih dan aman? Jangan bilang, jika kau berpikir Elise memiliki penyakit kelamin." Mata Brian melotot marah mendengar ucapan Diana.

"Jangan asal bicara Diana. Elise-ku tidak mingkin seperti itu. Dia bukan Elise."

"Apa maksudmu?"

"Dia Elena, saudara kembar Elise."

"Apa?!" Dokter cantik itu menatap Elena penuh selidik. Setelah memperhatikan Elena lebih intens, akhirnya dia menyadari jika wanita di hadapannya ini bukan temannya, Elise. Elise tidak mungkin menunduk dan salah tingkah saat ditatap Diana.

"Tunggu! Apa maksudmu membawa kembaran Elise kemari dan memintaku untuk memeriksa kesehatan dan kesuburannya?"

"Apa kau ingin berselingkuh dengannya?"

"Apa yang kau bicarakan? Kau tau betapa aku sangat mencintai Elise. Aku bahkan tak tertarik dengan wanita lain selain dirinya. Jadi, jangan berbicara omong kosong."

"Lalu untuk apa kau membawanya kemari?" tanya Diana terus berusaha mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya.

Elena hanya diam tak ingin mengangkat wajahnya. Dia sangat malu jika dokter cantik yang ada di hadapannya tau, bahwa dia memiliki kesepakan gila dengan Brian. Bahkan semua itu Elena lakukan hanya demi uang.

Brian malas bercerita. Dia melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sepuluh. Dia harus ke kantor untuk menghadiri rapat.

"Aku harus ke kantor. Aku akan menjelaskan semuanya padamu di lain waktu." Brian dengan cepat berdiri, sontak membuat dua wanita di sana juga ikut berdiri.

"Aku ingin kau benar-benar mengecek keseluruhan tentangnya dan bagaimana kesuburan rahimnya, serta kapan waktu paling tepat untuk menabur benih." Walau Diana melongo kaget dengan semua permintaan Brian, dia tak bisa berkata apapun lagi. Walau dia merupakan teman baik Brian dan Elise, namun Diana tau jika dia tak bisa mencampuri urusan rumah tangga mereka. Lagipula Brian sudah berjanji akan bercerita.

"Baik, aku akan memeriksanya."

"Dan satu hal lagi, aku ingin kau mencatat rekap medisnya dengan nama Elise."

"Tapi Brian itu melanggar kode etikku. Aku tidak bisa memalsukan data pasien."

"Diana, kumohon kali ini bantu kami, oke?" Melihat tatapan penuh permohonan yang jarang sekali Brian tunjukkan padanya, membuat Diana mengangguk pasrah.

"Jika terjadi sesuatu, kau yang harus bertanggung jawab." Brian mengangguk menyetujui ucapan Diana.

"Hubungi aku jika pemeriksaannya sudah selesai." Tanpa menunggu jawaban Diana atau bahkan melirik ke arah Elena, Brian sudah berbalik dan keluar dari ruangan itu.

Elena kembali teringat tentang Diego. Walau kini dia tak bisa selalu menemani Diego, Elena berharap masih bisa mengunjungi pria itu sekali setiap hari walaupun hanya sebentar. Elena langsung mengejar Brian untuk mengatakan maksudnya.

"Tunggu!" teriak Elena yang mengejar Brian. Untungnya Brian masih tak jauh dari ruangan periksa Dokter Diana.

Brian berbalik sambil mendengus kesal. Dia tak suka dengan intrupsi Elena. Alisnya bertautan dan tatapan matanya menajam.

"Bolehkah setelah pemeriksaan aku pergi keluar sebentar?"

"Sebentar?" tekanan pada nada suara Brian menunjukkan ketidaksukaannya.

"Aku berjanji tidak akan lama."

"Aku tak butuh janjimu. Tapi jika saat aku ke apartemen jam delapan malam kau tak ada, maka kau akan mendapat hukumanmu." Kata hukuman yang terucap dari bibir Brian membuat bulu kuduk Elena merinding.

Elena hanya mengangguk pasrah. Dan Brian langsung pergi begitu saja. Elena menghembuskan napasnya pelan, berada di dekat Brian selalu saja membuat dia kesulitan bernapas. Jantungnya juga selalu berdetak kencang, takut akan apa yang sanggup pria itu lakukan. Elena berbalik dan masuk ke dalam ruangan Dokter Diana.

Tanpa Elena dan Brian sadari, ada seorang gadis yang mengamati mereka sejak Brian keluar dari ruangan itu. Dia tersenyum miring. Lalu tertawa penuh kemenangan sambil menenteng sebuah amplop berlogokan rumah sakit itu dengan nama pasien Elise Wesley.

"Sebentar lagi Brian akan menjadi milikku, Elise. Lakukan apapun yang kau bisa demi mengandung anak Brian. Walaupun semua itu hanyalah sia-sia. Kau hanyalah wanita mandul yang tak pantas bersanding dengan Brian." Wanita yang bernama Tiara itu tertawa sendiri. Seakan mendengar suatu hal yang sangat lucu.

"Dan enam bulan lagi, ketika kau tak hamil juga, tante Rena akan menikahkanku dengan Brian. Mengembalikan posisi yang memang milikku, menjadi istri Brian. Dan kau ... Aku akan mengusirmu setelah resmi menikah dengan Brian dan mengandung anaknya." Senyum kemenangan terukir dengan jelas di wajah cantik Tiara. Lalu wanita itu pergi dengan terus tersenyum sambil mengenggam erat amplop rekap medis Elise yang menyatakan bahwa sel telurnya sangat sulit untuk dibuahi. Atau dengan kata lain Elise mandul.

次の章へ