Ternyata di istana pustaka ini bukan hanya Delima dan Amel saja yang berada di tempat ini. Tiga orang wanita cantik lagi yang tinggal bersebelahan dengan kamar mereka berdua. Amel terlihat akrab dengan mereka. Dan yang membuat Delima lebih terkejut ternyata bibi dan paman nya, orang tua beserta kakek Affandi juga berada di istana itu. Bibi Rinda tengah menggendong anak perempuan cantik.
"Bibi, Paman, kakek kalian di sini?" tanya Delima heran. Bibi Rinda tersenyum. "Ima... gimana kabarmu?" tanya bibi Rinda ramah. "Baik... tapi kenapa kalian bisa ada disini?" tanya Delima penasaran.
"Kami bekerja di sini!'
"Bekerja di sini?" Delima mengulang kembali kalimat bibinya.
'Iya! bibi jadi tukang masak disini, paman bantu-bantu!"
' Oh! Siapa anak ini?" Delima menunjuk Ryana. "Sebentar...aku ingat anak ini...dia bersama Piya ke rumah...!"
"Dia... Ryana!"
'Iya...Ryana...dia Siapa...?"
"Delima...sini...!"Amel memanggil Delima. Ryana mendekati Delima menariknya pergi. "Kita ke pantai...ganti sepatumu...ini!" Amel memberi sepatu sport baru merek terkenal. Delima langsung gembira. "Ini handuk dan kacamata mu!" Delima senang menerima sepatu dan kacamata itu, tapi handuk untuk apa?
"Itu pake ngelap keringatmu!...ayo kita lari... olahraga!" Lari. Olahraga. Ga salah! Delima Tidak pernah melakukan kegiatan itu. "Masih panas!" jawab Delima.
"Eh...ayo...yang menang dapat gelang!"
"Gelang? gelang apaan?"
"Gelang emas lah!" Amel lari duluan. Delima berpikir sejenak. Gelang emas! Mau deh! Delima lari menyusul Amel dan yabg lainnya ke pantai.
....
Mr. Wang memanggil asistennya. "Apa kamu sudah mendapatkan kabar Piya!" Mr Wangg masih penasaran dengan Piya.
"kabarnya dia bekerja di perusahaan Tokugawa".
"Bekerja di Tokugawa ? Sebagai apa?"
"Sekretaris tuan Ryozo".
"Apa!?" Mr Wang memukul meja dengan keras, asistennya "Terkejut. Terlambat ...seharusnya Piya bekerja di perusahaanku... jadi sekretarisku!" Wajah Mr Wang berubah merah dia sangat marah. "Bagaimana dengan tuan Ryozo?"
"Kabarnya... dia punya anak dari melalui proses Surrogate¹!"
"Apa dia homo?"
"Maksud tuan?"
"Dia muda, tampan dan kaya, ngapain punya anak dengan cara tidak normal begitu!"
"Mungkin dia punya masalah!"
"Itull maksudku! Tapi tidak apa-apa... kalau tuan Ryozo benaran homo, itu lebih baik... Piya aman!" Mr Wang tersenyum. Temperamennya mudah berubah-ubah, sebentar marah, sebentar baik kembali.
"Bagaimana dengan CEO sebelumnya?"
"Tuan Ryoto!" Mr Wang mengangguk. "Kabarnya dia meninggal".
"Iya... dia memang meninggal! tetapi apa penyebab meninggalnya itu?!"
"Dia keracunan!"
"Keracunan? dibunuh?"
"Tdak tuan Ryoto meninggal bukan karena dibunuh tapi karena keracunan... keracunan obat perangsang!"
"Astaganaga!"
"Kudengar dia punya anak Mahesa!"
"Mahesa bukan anak tuan Ryoto, Mahesa keponakan nyonya Liliana istri tuan Ryoto!"
"Tuan Ryoto tidak mempunyai anak. Istrinya meninggal 3 tahun sebelumnya, karena serangan jantung", lanjut asistennya.
"Serangan jantung?"
"Istrinya kaget karena ternyata suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya!"
"Nona Mersyana! "asisten Mr Wang menggangguk. "Wow!" Wang tersenyum.
"Terus... Mahesa!"
"Mahesa di tangkap, dia memiliki lab ilegal yang meledak beberapa hari yang lalu. Laboratorium itu memproduksi zat adiktif² yang menandung obat perangsang!"
"Sudah terhubung!" Mr Wang membuat kesimpulan.
"Mahesa di penjara karena itu?"
"Tidak. Dia tidak di penjara. Dia masuk rumah sakit jiwa!"
"Dia tidak gila... dia berpura-pura!" kata Mr Wang. "Sepertinya begitu tuan!" sahut asistennya. Mr Wang tersenyum. Keluarga Tokugawa semakin menarik dan aneh. Kemunculan Ryozo juga aneh.
_______
¹Sewa rahim
²Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus.
***
Delima memenangkan lomba lari di pantai, lebih tepatnya, yang lain mengalah dengannya untuk memberikan motivasi dan semangat kepada gadis atas permintaan Piya. Motivasi Delima mengikuti pelatihan dan pendidikan ala polisi itu tidak sama dengan keempat wanita yang sekarang menjadi rekan sejawat selama di pulau itu. Delima disertakan ikut oleh Piya, karena dia takut Delima tidak bisa membela diri saat di serang dan diculik seperti keempat wanita itu. Delima tertawa gembira mendapatkan hadiah gelang emas cantik karena memenangkan lomba lari tadi. Dia berjingkrak-jingkrak kesenangan. Tetapi malam harinya, dia mendatangi bibinya dengan menangis, "Bibi, tolongin...kaki Delima sakit...pijitin ya bi!" Delima berjalan terpincang-pincang. "Delima...kamu kan dokter...kamu tahu kan obat penghilang sakit!" sahut Piya yang berdiri di muka pintu kamar ibunya. "Aku ga bawa peralatan dokter dan obat-obatan di pulau ini, salahmu membawaku kesini dadakan...aww!" Delima menjerit kesakitan di pijit bibinya Rinda. Piya memberikan kapsul khusus yang mampu menghilangkan rasa sakit dengan cepat. "Apa ini?" Delima membaca merek obat itu, "'Buchang Remasilin terbuat dari pure herbal tumbuhan alami berkualitas tinggi terbukti efektif membantu meredakan nyeri sendi, merelaksasikan otot, melancarkan peredaran darah, menguatkan saraf dan tulang, menghilangkan kesemutan pada kaki dan tangan, meredakan nyeri rematik serta nyeri lutut dan pinggang! Ini kan obat..!"
'Sudah di makan aja! Daripada tambah sakit dipijitin ibuku...yang ada hanya bengkak jadinya...mau?!" Delima menggeleng. Piya memberinya air segelas, Delima diam berfikir, "Minum nih... cepetan ambil...tanganku pegal dari tadi megang gelas ini!" Piya memasukkan 1 pil ke mulut Delima, gadis itu mau tak mau menelannya juga.
"BI...aku tidur di sini ya, aku gak sanggup kembali ke kamarku!" kata Delima dengan manja. Piya menggelengkan kepalanya. Susah membentuk Delima menjadi cewek yang kuat dan tangguh. Dia disini malah punya tempat untuk bermanja dengan ibunya.
Piya ke kamarnya, di sana ada Ryozo yang sedang menidurkan Ryana anaknya. "Kapan kamu datang?" Piya memeluknya dari belakang. Sudah seminggu mereka tidak bertemu. Ryozo memindahkan Ryana ke ranjangnya di kamar sebelah, sementara masih bergayut manja di belakang. Ryozo kesulitan berjalan di buatnya.
"Ayo...sudah lama...!" Ryozo tertawa, "Piya apa pengaruh obat itu belum hilang dari dirimu...apa aku harus bertindak sesuatu supaya kamu bisa tidur tenang?"
"Aku tidak keberadaan diberi itu lagi...selama kamu bisa jadi budakku!" Piya mendorong tubuh Ryozo ke kasur. dan melucuti pakaiannya. "Kamu berhutang banyak denganku!" kata Piya di atas tubuh Ryozo. "Hutang apa?" sahut Ryozo bingung. "Selama setahun kamu menghilang... harusnya kamu melayani aku setiap hari!" Piya menciumi wajah dan bibir Ryozo, suaminya itu menikmati setiap ciuman itu dengan pasrah. Tiba-tiba Piya menggigit dadanya. Ryozo kesakitan dan membalas dengan menggigit di tempat yang sama di tubuh Piya. Mereka saling serang tak ada yang mengalah, hingga pada akhirnya Ryozo membuat Piya mendesah menyerah mendapatkan suntikan khusus suaminya ditempat sensitif miliknya. Pasangan suami istri itu tenggelam penuh 'rasa'.
.....
Fatma datang menyusul ke pulau bersama keluarganya, dia mengajukan diri ikut serta dalam latihan yang banyak menggunakan kekuatan fisik itu. Delima bersemangat mempunyai teman yang memiliki kemampuan seperti dirinya. Fatma juga tidak pernah melakukan latihan fisik seperti Piya lakukan selama di akademi kepolisian.
Sore harinya, Piya membawa mereka latihan di lapangan tertutup di belakang istana. Pulau ini memang memiliki tempat pelatihan tertutup untuk menghindari kamera pengintai berupa drone ataupun burung merpati yang dilengkapi kamera.
"Baiklah...hari ini kita mulai latihan ringan, yakni lari selama 15 menit!" kata Piya, dia mengambil alih pelatihan untuk hari ini. Para wanita itu tersenyum. Kalau lari saja sih, aku oke saja!" kata Fatma.
Setelah mereka selesai berlari 15 Menit dan beristirahat sejenak. Piya memberi latihan kedua di tiang chin up.idealnya memiliki tinggi diatas kedua bahu kita.
"Selanjutnya kita latihan chinning!"
"Apa itu?'
"Latihan dengan berdiri didepan tiang mendatar dengan kaki tetap menginjak tanah, kemudian tarik badan kedepan dan kembali ke belakang, yup.. di coba dulu 5x hingga 20x!". Para wanita itu protes. Piya tidak mempedulikan keluhan mereka, latihan itu hanya latihan kesamaptaan untuk pelajar SLTA, mereka bahkan belum melakukan latihan lainnya, seperti sit up, dan push up.
Delima dan Fatma serta yang lainnya merasakan pegal dan linu di seluruh tubuh mereka. Tapi Piya malah menyuruh mereka berendam di Onsen¹ yang terdapat di ruang olahraga itu.
Setelah mereka terjun ke kolam air panas itu. Barulah mereka sadar, semua rasa lelah di tubuh mereka hilang.
"Kenapa kamu gak bilang ada kolam seperti ini disini, aku tidak perlu minum obat seperti kemarin!" Kata Delima protes.
"Iya eh...coba tau dari kemaren kita kesini...iya gak?" kata Tina.
"Kamu punya juga kan di tempatmu?" tanya Puji.
"Ada sih... tetapi kolam ini alami dari panas bumi...punyaku dari bantuan sinar matahari...tidak sebagus dan senyaman ini!" kara Tina. Keenam wanita merendamkan tubuh mereka hingga leher, sepertinya mereka tidak mau berhenti kalau bukan merasa lapar.
Keenam wanita itu tidak tahu, setelah hari ketiga latihan mereka akan lebih keras lagi ala tentara Jepang, pelatihnya Ryuzo.
.....
Sementara itu, Mahesa mengira tidak ada orang yang mengawasinya dia mulai melakukan komunikasi ke beberapa orang yang mencurigakan.
_____
¹onsen adalah berasal istilah dalam bahasa Jepang. Artinya yakni sumber dan tempat berendam dengan air panas yang keluar dari perut bumi.