"Sup barusan benar-benar lezat, saking lezatnya, aku dapat merasakan rasanya lagi hanya dengan memejamkan kedua mataku."
Ucap seorang laki-laki dengan tinggi tubuh kurang lebih 2 meter. Tidak hanya tinggi, bentuk fisik laki-laki itu menyerupai beruang yang terlihat kuat dan keras. Laki-laki itu bernama Nobuhita Fujisa, singkat dan padat Fujisa adalah orang yang sedikit bodoh, atau harus disebut otak udang? Ia adalah type yang menyelesaikan masalah dengan saling adu tinju dengan dasar 'Seorang Pria dapat mengerti satu sama lain ketika mereka saling beradu tinju'.
Tentu saja, ditempat itu Fujisa tidaklah berbicara seorang diri, tepat di sisinya terdapat dua teman masa kecil tersayangnya, yaitu Hanari Rei dan Mihoko Shizuku.
"Bahan mentah itu hati sebuah sajian makanan lho, selama bahan mentah yang digunakan kelas atas, rasanya pasti akan tetap lezat... atau tidak.."
Hanari Rei menyambung pembicaraan selagi melihat sekilas kearah gadis yang berdiri di sampingnya. Hanari Rei adalah laki-laki yang biasa disebut 'ikemen' oleh orang-orang sekitarnya. Ia memiliki rambut coklat yang serasi dengan warna matanya yang dapat membuat gadis-gadis berteriak 'kyakya' hanya dengan tatapannya sendiri. Hanari Rei memiliki tubuh setinggi 180cm dan posture fisik yang bagus dan terlatih. Tubuh yang terlatih itu berasal dari hasil latihan dan pengalaman dalam Sojutsu yang ia pelajari selama 5 tahun. Terlebih lagi dengan kepribadian dan karisma miliknya, Rei adalah orang yang paling hero-like dibanding yang lainnya.
"Menu makan malam Rei hari ini adalah 'Shizuku Special Borscht with Secret Recipe'."
Merasakan tatapan melecehkan dari candaan Rei membuat Shizuku mengatakan hal tersebut dengan senyuman lebar di wajahnya. Shizuku adalah gadis cantik yang mengikat rambutnya dengan gaya ponytail. Untuk Rei dan Fujisa, ponytail Shizuku sudah menjadi ciri khas Shizuku di keseharian mereka sebelumnya. Rambut hitam pekat yang di ikat ponytail itu bergoyang mengikuti arah gerakan tubuhnya.
Shizuku memiliki tatapan mata tajam yang berwarna coklat kemerahan, meski begitu kesan yang diberikan tatapan Shizuku lebih terasa 'keren' daripada 'dingin', karena jika seseorang melihat kedua matanya secara seksama, mereka pasti akan merasakan kelembutan dan kehangatan dari tatapan matanya. Oh ya, ngomong-ngomong Shizuku adalah putri dari Dojo terkenal di dunia mereka sebelumnya, dan sebagai putri pemilik Dojo, Shizuku sudah dilatih sejak kecil oleh kakeknya. Dan hasil dari latihannya sejak kecil dapat terlihat jelas di poture tubuhnya yang memiliki otot yang pas dan terlihat seperti seorang samurai wanita.
"Ughi.." Secara tidak sengaja Rei mengeluarkan suara aneh karena ia merasakan bahwa hidupnya dalam bahaya, jadi untuk mencegahnya ia berkata, "Roti yang mereka sediakan juga mantap betul ya? Meskipun tekstur luarnya sangat crunchy, bagaimana bisa dalamnya terasa sangat lembut dan lezat?"
Rei dengan terang-terangan mencoba untuk mencegah topik pembicaraan agar tidak menjalur kearah yang membahayakan hidupnya. Sementara di sisi lain Shizuku hanya tersenyum dan membiarkan alur pembicaraan mengalir dengan sendirinya.
"Begitu ya, bahan kelas atas, seperti yang kuduga dari kastil kerajaan." ucap fujisa dengan wajah bahagia dan menyentuh perutnya, "Mungkin aku masih ingin makan lebih."
"Ti-tiga porsi mangkuk besar belum cukup?"
"Tetapi memang lezat ya supnya? Bahkan Fujisa yang selalu berkata bahwa ia hanya memakan daging melahap santapannya seakan tiada hari esok."
Ucap Rei yang di ikuti oleh Shizuku.
"Habisnya, sayur tidak ada rasanya, dan mereka tidak menambahkan tenaga, makanya daging itu nomor 1, meat is the best." Fujisa berhenti untuk sesaat, "Ngomong-ngomong soal daging, apakah kira-kira menu makan malam aku dapat merequest sesuatu yang penuh daging?"
"Lebih baik jangan, kamu hanya akan menunjukan kalau kepalamu itu isinya hanyalah otot-otot tak berguna."
Ucap Shizuku yang tersenyum pada Fujisa dengan senyuman yang sedikit meledek. Namun di sisi lain Fujisa menunjukan ekspresi kebingungan dan berpikir, Otot? Isi kepalaku berotot?
Tidak dapat mencerna lelucon Shizuku secara langsung, membuat Fujisa terdiam selagi mencoba mencerna kata-kata dari Shizuku.
"Ngomong-ngomong masih ada waktu sampai waktu yang ditentukan untuk bertemu kepala kesatriaan." Ucap Rei, "Ngapain nih?"
"Keliling-keliling, aku cukup tertarik dengan kastil dunia fantay."
Ucap Shizuku yang mengajukan cara untuk mengisi waktu luang. Mereka sudah berjalan untuk waktu yang cukup lama dan merasakan angin sejuk berasal dari gerbang besar yang terbuka untuk masuk ke kastil kerajaan.
Mereka melangkahkan kakinya keluar kastil yang diwarnai oleh kehijauan sekelilingnya. Kastil ini terletak diatas bukit yang dikelilingi oleh ibu kota dari kerajan Wryviel, kerajaan dimana mereka tinggal saat ini.
Kerajaan Wryviel adalah kerajaan terbesar yang diperintah oleh umat manusia. Bukan hanya itu, bahkan gereja terbesar membantu banyak hal mengenai kerajaan ini, dan membuat gereja Holy Saint sebagai salah satu agama pokok di kerajaan Wryviel. Sekitar 83% populasi kerajaan Wryviel mengikuti ajaran gereja Holy Saint ini.
Kesampingkan soal gereja, Shizuku menghirup nafas segar yang belum dicemari polusi itu dengan senyuman di wajahnya.
Ia menarik, dan menghembuskan nafasnya secara berulang kali. Setelah puas menyicipi udara segar, ia melihat seekor binatang dengan bentuk aneh yang tidak ia kenal, binatang itu memiliki bentuk humanoid dengan cakar dibagian kaki dan tangannya. Di punggungnya terdapat sayap putih megah yang mengizinkannya terbang dengan bebas di udara.
Melihat itu sekali lagi, Shizuku sadar kalau dia berada di dunia fantasy.
"Fantasy 'ya? Kalau semua ini adalah sebuah cerita, Rei pasti merupakan Main character, sedangkan aku dan Fujisa hanyalah karakter supporter dengan setting teman masa kecil 'kah?"
"Apa maksudmu? Ini adalah kenyataan, bukanlah sebuah dongeng atau novel. Oleh karena itu aku tidak akan terlalu berharap kepada sesuatu yang berbau novel-ish."
Balas Rei yang mendengar kata-kata Shizuku. Jadi kamu berharap? ucap Shizuku di dalam hatinya dengan senyuman kering di wajahnya. Namun, kata-kata yang ingin di ucapkan Rei belum berhenti disitu.
"Aku tidak akan berharap banyak, tidak berharap banyak. Tetapi untuk berjaga-jaga aku akan membuka kedua tanganku agar Heroine yang jatuh dari langit dapat aku tangkap tanpa sedikitpun goresan di tubu―."
Tanpa sedikitpun peringatan, object asing terjatuh ke kedua tangannya hingga menyebabkan Rei menangkap object itu secara refleks.
Terkejut, Rei mencoba untuk mengembalikan keseimbangan tubuhnya.
Tetapi sesuatu terasa aneh.
Rei merasakan kehangatan yang terasa nyaman tersalur ke kedua tangannya.
Rei merasakan kelembutan disetiap gerakan yang ia buat untuk mengembalikan keseimbangannya.
Ketika ia melihat ke object asing yang berada di pelukan kedua tangannya, mata Rei terbuka lebar.
Untuk pertama kali di hidupnya, laki-laki bernama Hanari Rei bertemu dengan sesosok bidadari yang akan mengubah kehidupnya.