POV Olivia
--------------
Saat aku terbangun,Caroline sudah berada di sisiku.Sepertinya dia menungguku untuk bangun,jika aku tak bangun dengan segera,mungkin dia akan membangunkanku.
"Selamat Pagi,Caroline.Apa kau sudah menyiapkan segalanya?"
"Tentu saja Tuan Puteri,hamba berusaha sebaik mungkin,untuk memenuhi harapan anda.Hamba berhasil mendapatkan storage pouch terbaik yang kita miliki disini,persediaan makanan untuk sebulan,air minum,senjata tempaan khusus,dan peta.Untuk peta sendiri,hamba rasa sudah cukup jelas penggambarannya."
"Seperti yang diharapkan dari Caroline.Oh iya Caroline,aku ingin memberinya Magic Letter."
"Apa Tuan Puteri serius,menurut hamba,sebaiknya Tuan Puteri tak melakukan hubungan lebih dari ini dengan anak itu.Selain itu hanya akan merusak reputasi Tuan Puteri,kita belum tahu siapa dia sebenarnya."
"Tentu saja,aku memikirkannya Caroline,aku hanya ingin membalas budi.Aku tak ingin berhutang padanya.Lagipula Magic Letter,hanya bisa digunakan sekali saja bukan?"
"Baiklah Tuan Puteri,hamba akan mencarikan magic letter untuk anda.Sementara itu Tuan Puteri bisa segera bersiap."
"Aku serahkan semuanya padamu."
"Oh ya Tuan Puteri,salah satu penjaga pergi melapor padaku hari ini.Dia mengatakan bahwa dia menemukan kawanan serigalanya sudah mati.Mereka dibunuh menggunakan senjata tajam.Itu laporan penjaganya."
Vin,mungkinkah kau yang melakukan itu?
"Tuan Puteri,apa anak itu yang melakukan hal itu?
"Kemungkinan besarnya begitu."
"Jika benar,maka anak itu benar-benar memiliki potensi yang besar."
Setelah itu Caroline pergi ke luar kamarku.Aku melepas pakaian tidurku dan pergi menuju tempat permandian.Tentu saja tempat itu ada di kamarku.Aku tak ingin berjalan tanpa busana di luar kamar.
Permandian ini hanya dimiliki oleh kaum bangsawan tertentu saja.Sayangnya airnya tidak hangat.Jika airnya hangat,pastinya akan lebih nikmat.Kubersihkan badanku dari keringat dan kotoran yang tak diinginkan menggunakan sabun.Sabun ini diperkenalkan oleh Hero terdahulu.
Katanya,sabun bisa membunuh kuman.Awalnya banyak yang tak mengerti,namun saat Hero menjelaskan bahwa kuman adalah penyebab penyakit,semua orang bisa menerimanya.Dahulu Hero membuat sabun untuk dirinya sendiri,namun saat tahu manfaat sabun itu,Kakekku meminta Hero untuk mengajari cara pembuatannya.Hero sendirilah yang mengawasi pengerjaannya.Namun Hero telah tiada sekarang,setelah menyegel raja Iblis.Aku tak tahu detailnya,tapi saat Hero tidak ada,pembuatan sabun diteruskan oleh Divisi Alkemis.
Selain sabun,ada hal lain yang diperkenalkan oleh Hero seperti berbagai variasi makanan,dan teknik pertanian.Memang pada awalnya,tak semua mempercayai hal itu,namun ketika Raja sendiri memerintahkan untuk mencoba saran Hero,mereka semua merasakan hasilnya.
Selain itu Hero memperkenalkan pada kami apa itu matahari,bulan,bintang
Selama ini kami tak mempedulikan itu.
Hero juga memperkenalkan konsep waktu.
"Dunia ini memiliki 24 jam dalam sehari sama seperti duniaku sebelumnya.Bagaimana jika kita menggunakan konsep 7 hari/minggu dan 30 hari/bulan?"
Kami tak begitu paham apa maksudnya,dan mencoba menerapkan itu.Namun itu membawa pengaruh besar bagi dunia.Seluruh Dunia merasakan manfaat dari apa yang Hero lakukan.
Kami mulai merayakan hari kelahiran kerajaan dan hari ulang tahun kami sendiri.Melakukan perjanjian juga lebih mudah,karena tak harus mengatakan hal yang merepotkan seperti 5 hari lagi.
Berbagai kegiatan pun mudah terjadwal.Semua karena Hero.
Kerajaan Evandel pun berkembang di sektor pertanian dan kuliner.Hasil ladang kami berkualitas sangat baik,dan memiliki siklus cepat berbuah.Selain itu makanan di sini lebih bervariasi dibandingkan tempat lainnya,membuat banyak para pengunjung datang kemari.
Selain sektor itu,hal yang berkembang adalah bidang persenjataan.Hero memperkenalkan pedang dari dunianya.
Katana.
Senjata ini berbeda denga pedang yang selama ini kami gunakan.
Walaupun ukurannya kecil,tapi memiliki kemampuan yang hebat.
Aku tak tahu soal berpedang,tapi kupikir jika aku menggunakan pedang ini,sepertinya aku membela diri saat terancam.
Maksudku,dengan tubuh anak-anaik,aku masih bisa mentoleransi berat katana dibanding dengan pedang biasanya.
Tentu saja di masa depan,aku ingin belajar berpedang,untuk berjaga-jaga.
Sekarang ini,hampir setiap pasukan kami memakai katana.
Karena pembuatan katana sangat membutuhkan proses yang lama,sehingga kami tak bisa menyediakan jumlah sesuai total pasukan kami.
Huh.
Pikiranku kemana-mana.
Aku harus segera bersiap.
Aku memakai pakaian yang tak mencolok,untuk penyamaran.Ditambah dengan jubah berkerudung aku siap pergi sekarang.Caroline sudah menungguku di luar mansion.
Dia membawa pedang kesayangannya itu.Caroline bukan Guardian biasa,dia dipilih ayahku karena kemampuannya.Menurut ayah Caroline adalah petualang Rank A.Tentu saja itu bukan omong kosong.Berkali-kali dia menyelamatkanku,saat aku berada dalam bahaya.Sehingga kegagalannya kemarin,membuatnya depresi.
Di saat matahari belum muncul kami berangkat.Kali ini kami memilih berjalan kaki.
Aku mengingat jalan kembali kesana dengan mudah.
Aku mengira dia masih tertidur,namun aku melihat sosok anak dari kejauhan.
Eh dia bangun pagi sekali.
-----------------------
Setelah aku menyerahkan barang yang dia minta,dia pun segera pergi.
Sepertinya sikap Caroline membuatnya tak enak hati.
"Caroline,bisakah kau bersikap sopan jika bertemu dengan penyelamatku?"
"Maafkan hamba Tuan Puteri,tapi hamba kehilangan kendali atas emosi hamba."
Sepertinya Caroline masih membenci Vin.
Aku melihat sekeliling rumah bandit itu.Semua mayat bandit itu berada di luar rumah sekarang.
"Apa anak itu yang membunuh mereka semua?"
Caroline melihat kumpulan mayat itu dan bertanya padaku.
"Ya,dia yang melakukannya."
"Semua luka ini,dia mengincar titik vital mereka dengan akurat.Walaupun dia masih anak-anak,tapi seharusnya dia tak memiliki mental yang kuat seperti ini bukan.Tuan Puteri tentu merasakannya,bahwa hal ini tak mungkin dilakukan oleh bocah."
"Aku sempat bertanya,tentang masa lalunya.Dia dibesarkan di hutan oleh seorang pemburu.Ini adalah pertama kalinya dia membunuh."
"Untuk pertama kalinya,tapi dia sudah sebaik ini.Seperti dia terlatih membunuh sebelumnya."
"Kita tentu tahu,kondisi matanya,membuat dia ditolak dimanapun.Apa kau berpikir ada orang yang berniat membesarkan anak yang dicap sebagai Raja Iblis? Kecuali orang yang tak tahu soal rumor itu/orang gila saja yang mungkin mau membesarkannya."
"Kau,mungkin benar Tuan Puteri."
Aku penasaran bagaimana cara dia tidur di dalam rumah itu,padahal aku ingat betul walaupun mayatnya disingkirkan,masih ada genangan darah di dalam sana.
Aku pun menuju ke dalam rumah itu.
"Tunggu,Tuan Puteri.Biarkan hamba masuk terlebih dahulu."
"Baiklah."
Saat kami membuka pintu,aku tak melihat ada noda darah di sana,bahkan aromanya tak tercium lagi.Bagaimana cara Vin membersihkan itu?
"Tuan Puteri,kau sepertinya terkejut,apa ada sesuatu?"
"Tidak Caroline,hanya saja aku mengingat bahwa sebelumnya ada 2 mayat bandit disini,seharusnya masih ada noda darah di lantai itu bukan?"
"Mungkin dia menggunakan kain untuk menghilangkan nodanya.Tapi tu tak menjelaskan bagaimana dia menghilangkan baunya.Hamba mencium samar-samar seperti bau bunga dan daun tercampur di sini.Walaupun tidak kuat,ini mampu menghilangkan bau darahnya."
"Mungkinkah dia tahu cara memanfaatkan bunga,untuk menetralkan bau?"
"Itu mungkin saja."
Mengolah bunga agar menghasilkan aroma yg menarik,bukanlah sesuatu yang orang biasa bisa lakukan.Karena hasil olahan bunga itu akan digunakan sebagai bahan campuran sabun dan parfum.Sabun dan parfum merupakan barang yang biasa dimiliki bangsawan.Oleh karena itu,pembuatannya harus sangat berhati-hati.
Tak semua bunga bisa digunakan.Ada yang beracun dan ada yang menyebabkan alergi.Hero melakukan berbagai percobaan sebelum memasarkan sabun pertamanya.Agar tak terjadi kepanikan.
Sedangkan Vin,bisa melakukan ini padahal dia dibesarkan oleh pemburu.Tentu saja pemburu tak ada hubungannya dengan bangsawan.
"Aku juga mencurigainya,karena kontras dengan pengakuannya,dia memiliki penampilan yang rapi dan terawat.Seperti seorang bangsawan.Aku pernah memegang rambutnya,dan rambutnya ternyata halus.Selain itu dari tangannya,aku tak melihat tangan seperti yang terbiasa memegang senjata.Tangannya halus,dan sepertinya jarang melakukan pekerjaan berat."
Saat dia memegang tanganku ketika bertemu dengan goblin,aku semakin yakin,bahwa Vin berbohong.
"Ah,apakah dia menipu kita?"
"Mungkin.Tapi aku merasa kalau dia tak mempercayai kita.Aku mengikuti kebohongannya,agar tak menyakiti perasaannya.Dia pasti memiliki alasan untuk berbohong.Tapi jika dia belum pernah memegang pedang,lantas dari mana kemampuannya itu?"
"Hamba merasa Tuan Puteri melewatkan hal penting lainnya."
"Tentu saja,Vin memiliki pengetahuan yang sangat bertolak belakang dengan pengakuannya,memiliki fisik yang terawat,aku yakin dia dibesarkan oleh seseorang yang berkelas.Entah dia dibesarkan oleh seorang pedagang kaya/bangsawan."
"Jika memang itu benar,lantas siapa orang tuanya?"
"Yang pasti Vin tak berasal dari kerajaan Evandel.Jika dia berasal dari sini,dia akan menolak peta yang kuberi padanya.Selain itu,saat dia mengetahui identitasku,perlakuannya sama seperti sebelumnya.Jika dia seorang bangsawan dari Evandel,tentu dia akan bersikap hormat padaku bukan?"
"Aku pun tak mengetahuinya Tuan Puteri.Hamba hanya berharap dia tak memanfaatkan kebaikan Tuan Puteri untuk melakukan kejahatan."
"Vin memang membohongi kita.Tapi aku tak merasa dia memiliki niat yang jahat."
"Jangan Cemas,Aku akan melindungi Tuan Puteri,jika terjadi apapun."
"Baiklah Caroline,aku ingin kau mengurus bandit-bandit ini.Ayo kita kembali."
"Baik Tuan Puteri,serahkan saja padaku."
Vin,aku akan mengungkap rahasiamu suatu saat nanti.
Aku menatap arah kemana Vin pergi,dan tersenyum.