webnovel

Jackson Patrick Muller Jr

Jenewa, Swiss

Di sebuah gedung pencakar langit yang memiliki lantai 60 di sebuah ruangan khusus nampak terjadi rapat darurat yang dihadiri oleh hampir seluruh pemegang saham perusahaan Muler Finance Internasional, sebuah perusahaan pembayaran multinasional milik pengusaha muda yang terkenal akan kepiawaiannya mengatur keuangan.

"Aku tak mau hal ini terjadi lagi suatu saat nanti, aku tak mau nama perusahaan dipertaruhkan. Oleh karena itu aku mau kalian bekerja dengan sungguh-sungguh," ucap sang pimpinan tertinggi perusahaan dengan suara keras menutup rapat darurat itu.

"Baik tuan, kami mohon maaf atas kesalahan kami," jawab hampir dua puluh orang pemegang saham dengan tergagap, mereka hampir saja membuat Muler Finance Internasional bangkrut karena kesalahan kecil.

"Sekarang kalian pergilah kembali bekerja, aku tak mau melihat wajah kalian. Aku harap ini jadi kesalahan terlahir kalian tahun ini," jawab sang pimpinan kembali. 

Tak begitu lama kemudian 20 orang pemegang saham perusahaan multifinance internasional itu pun keluar meninggalkan ruang meeting dengan tergesa-gesa, mereka hampir saja membuat Muller Finance internasional bangkrut karena kesalahan yang tak terduga di mana mereka salah meletakkan harga saham perusahaan yang hampir saja dilindas habis oleh pesaingnya. Untung saja sang pimpinan menyadari hal itu dan langsung mem- back up semuanya dengan dana cadangan yang ia miliki sehingga harga saham perusahaan kembali naik. 

Saat sang pimpinan sedang melihat hasil rapat darurat yang baru saja ia lakukan, tiba-tiba salah seorang asistennya masuk dengan tergesa-gesa sambil membawa sebuah tablet yang ia pegang dengan erat. 

"Masuklah Erick jangan berdiri di depan pintu seperti itu," ucap sang pimpinan berkacamata kotak itu dengan ketus.

"Maaf tuan Muller saya mengganggu waktu anda, tapi saya harus melaporkan hal ini secepatnya kepada anda," jawab Erick sang assistant dengan cepat sambil menyodorkan tablet miliknya yang masih gelap. 

"Ada apa?" tanya tuan Muller dengan suara datar.

"Lebih baik anda melihat sendiri tuan apa yang ada di tablet itu, saya tak berani menunjukkannya secara langsung pada anda," jawab Erick jujur. 

Tanpa bicara tuan Muller jr kemudian membuka tablet milik asisten pribadinya Erick Johanson, ia yang awalnya malas membuka tablet berlogo buah apel tergigit itu langsung membelalakan kedua matanya saat melihat apa yang muncul di tablet pintar itu. 

"Dari mana kamu mendapatkan foto ini Erick?"  tanya tuan Muller jr dengan suara bergetar menahan emosi.

"Salah seorang anak buah kita yang berjaga di Newcastle Upon Tyne mengirimkan foto ini kepada saya lima menit yang lalu tuan," jawab Erick dengan jujur. 

"Dan pemuda itu adalah…

"Aaron Sean Connery salah seorang pengusaha muda yang pernah aku temui beberapa waktu yang lalu di Jenewa ketika ada pertemuan internasional," ucap tuan Muller jr dengan cepat, saat ia bisa mengenali foto yang ada di hadapannya. 

"Lalu apa yang harus saya lakukan tuan? saya bisa langsung menginstruksikan kepada anak buah di Newcastle Upon Tyne untuk bertindak dengan cepat," tanya Erick serius.

"Tidak Aaron adalah urusanku kau tak perlu ikut campur, termasuk Anne. Dia baru aku tinggal sebentar tapi beraninya ia berduaan dengan orang lain," jawab Muller jr yang mempunyai nama lengkap Jackson Patrick Muller Jr.

"Baik tuan, saya mengerti. Kalau begitu saya permisi," pamit Erick pada tuannya tanpa mengambil tablet yang masih ada di tangan sang tuan. 

Jackson Patrick Muller jr adalah ahli waris tinggal dari Muller Finance Internasional yang sudah berusia puluhan tahun dan terkenal hampir di semua daratan Eropa sebagai kantor pembayaran terbaik selama bertahun-tahun, sebagai ahli waris seharusnya hidup Muller Jr panggilannya di Swiss sempurna namun kenyataannya tidak. Saat akan memberikan kejutan pada kekasihnya yang merupakan seorang pemain piano terkenal bernama Shopia Hingis yang sedang mengadakan tour tunggal di Inggris, ia dikejutkan kenyataan bahwa kekasihnya itu sedang tidur dengan seorang altit bola terkenal yang klub sepakbolanya disponsori oleh perusahaan Muller Jr. 

Sejak saat itu Muller Jr mengganti panggilannya menjadi Jack, ia yang awalnya pria ramah dan baik berubah menjadi pria dingin dan tak berperasaan. Jack meninggalkan perusahaannya selama 6 bulan untuk menenangkan diri di Newcastle Upon Tyne dengan bekerja sebagai barista di sebuah hotel berbintang 5 di kota kecil itu dan mempercayakan perusahaannya kepada sang asisten Erik Johansson, selama itu pula ia tak memperdulikan perusahaannya sampai banyak gosip yang beredar bahwa Muller Jr sudah pensiun dari dunia bisnis. Namun setelah ia bertemu dengan Anne ia kembali memimpin perusahaan walau masih dari jarak jauh, setiap malam ia akan melakukan konferensi dengan Erik untuk melakukan evaluasi ulang perusahaan. Itu adalah salah satu pekerjaan yang selalu ia lakukan setiap malam ketika pulang bekerja dari kedai kopi milik Anne, namun beberapa hari lalu perusahaannya tiba-tiba mengalami goncangan yang cukup besar yang memaksa dirinya untuk kembali ke Swiss secepatnya. Alhasil malam itu ia kembali ke Swiss tanpa berpamitan dengan Anne namun ia meninggalkan anak buahnya untuk mengawasi Anne dari jauh. 

Saat kembali ke kantor Muller Jr melarang semua karyawannya memanggil dia dengan sebutan Muller Jr lagi, ia ingin dipanggil menggunakan nama depannya Jack. Nama yang sama saat ia gunakan untuk berkenalan dengan Anne, ia tidak mau menggunakan nama Muller Jr karena akan mengingatkannya kepada Sophia yang kabarnya Sudah bertunangan dengan atlet sepak bola itu dan mengikuti sang kekasih yang sekarang bermain di liga Asia.

"Aku hanya pergi satu hari satu malam Anne, dan kau sudah berani dekat dengan pria lain yang merupakan salah satu partner bisnisku. Kau benar-benar hebat Anne," ucap Jack lirih sambil menatap foto Anne dan Aaron  yang baru keluar dari coffee shop.

Bersambung

次の章へ