Aku sedang duduk di depan rumah besar Bem sama. Hari ini aku memiliki tugas untuk menulis serta mengambar tentang Bem sama.
Sungguh menyebalkan, dia memandangiku dengan tatapan super dingin yang membuatku ingin muntah.
Bem sama duduk dengan postur tubuh elegan. dengan satu tangan menopang wajahnya dan kedua mata merah nya menatap datar ke arahku.
"Bem sama kau harus sedikit berekspresi" seruku dengan nada datar.
Bem sama walaupun ku akui sangat tampan tetapi Bem sama tidak pernah memiliki ekspresi hanya tatapan datar nan dingin.
"Tunjukkan padaku ekspresi apa yang harus ku perlihatkan" seru Bem sama.
Bem sama menyebalkan, tetapi ini adalah tugasku sebagai bawahan Bem sama. jika saja ia bisa kubunuh sekarang..
_
_
Smirk
aku mengembangkan senyum, mengingat ngingat hal yang baik. sehingga wajahku berseri dengan cantiknya.
Bem sama menatap terpaku ke arahku, sial kenapa ini membuatku malu.
Bem sama dengan saksama memperhatikan ku, kemudian ia mulai merubah raut wajahnya.
Bibirnya yang tipis mengembang sedikit, dengan kedua mata datar memandangku,
Deg
aku terpaku menatap Bem sama sehingga tanpa sadar senyumku hilang dan semburat merah menghiasi kedua pipiku.
"Cepatlah kau lukis, jangan melihat ku saja" seru Bem sama,
aku beralih pada kertas putih. Aku meraih pensil dan menggambarnya, kenapa aku seperti ini kalau melihatnya.
Dia adalah vampir ras tinggi yang kejam, tetapi aku menatapnya lagi.
Bem sama masih tersenyum tipis, senyuman yang entah kenapa membuat hatiku berbinar binar.
Tunggu aku tidak punya hati, hah, Bem sama kenapa kau selalu membuatku seperti ini.
Apa...apa yang membuatku merasa begitu senang melihat mu..
_
_
_
Akhirnya aku selesai melukis Bem sama, aku menghela nafas dan menguraikan rambutku yang panjang.
Tak
Tak
aku terkejut saat sosok vampir itu berjalan ke arahku. Aku menatapnya dengan tatapan heran.
Dia melihat ku dari dekat membuat ku tidak bisa bergerak. Aku menutupi sebagian wajahku dengan kertas yang terlukis Bem sama.
Dia masih menatapku , dengan kedua mata Menatapku tajam . Apa ada yang salah padaku...?
Bem sama menatapku dalam dalam, kemudian ia meraih rambutku dan menciumnya,
"Kenapa kau bisa secantik ini nine, aku merasa berdebar debar melihat mu"
Deg
Deg
Bem sama kau juga kenapa berada di dekat ku?, kenapa juga dadaku berdebar debar ketika kau mengatakan hal itu.
"A...aku sama sekali tidak tau" seruku gagap, aku mengalihkan pandanganku. Karena jujur hanya melihat Bem sama di dekatku membuat wajahku memanas secara langsung.
Bem sama mendekatiku lalu ..
Cup, dia mengecup pipiku tanpa berkata apa apa. Lalu ia tersenyum tipis.
Deg
Deg
Aku memandanginya membiarkan rambutku perlahan bergoyang, aku memegangi bekas ciuman itu.
"Ke...kenapa kau menciumku??" tanyaku dengan enggan.
"Entahlah, aku cuman ingin melakukannya" seru sebuah suara yang sangat datar tetapi berhasil membuat hatiku entah kenapa..
Menyukai nya.
_
_