Fruit 945: Akhirnya Tau
Melihat kepergian dari Pangeran Djanh, sudah tentu Andrea mengomel panjang lebar dan tinggi karena dia merasa tidak mendapatkan poin penting dari si pangeran Incubus. "Apaan, coba?! Seenaknya datang kayak demit, lalu bilang seuprit doang kalo kesabaran berbuah keuntungan. Apaan?!" Rasanya sangat kesal sekali hingga Andrea ingin meledakkan sesuatu. Apa, ya? Bijinya Pangeran Djanh? Huss! Jangan, Tuan Putri, nanti kau dikuliti Revka, dan kulitmu dijadikan bahan untuk melapisi sendal jepit dia.
Dante meraih sang istri dan mengusap-usap punggung istrinya agar Andrea sedikit bisa tenang. Sang Cambion ini memang terkenal impulsif dan emosional, gampang tersulut, gampang membara. Yah, itu memang sudah menjadi tabiat Andrea sejak dia remaja.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください