Saat jam istirahat sekolah biasanya memang waktu paling berisik, apalagi ditambah teriakan serta lalu lalang siswa saling berlarian. Tetapi hari ini berbeda, ya teriakannya berbeda seperti hari-hari biasa karena teriakan itu bukan murid yang sedang bercanda gurau dengan teman-temannya tetapi teriakan marah dan saling memaki.
"Heh anak tuyul,mulut lo tuh harusnya ikutan sekolah juga jangan cuman dipake buat ngemutin 'lolipop' pacar lo doang!" teriak fujo #01
"Alah bilang aja lo sirik mblo!" balas teriak kontra #01
"Heh! Gini-gini gue jomblo bermartabat gak kaya lo cewek binal!" balas fujo #01
"Bangsat lo! Bisanya cuman ngatain orang lo!" wajah kontra #01 meradang merah.
"NGACA set! Lo ngatain hubungan orang segala! Kenapa lo gak mau dikatain juga hah? Taik lo!" dibalas teriakan fujo #02
"Alah, kaum hina ngebelain hubungan yang hina juga!" cengos si kontra #02
"TUTUP MULUT SIA ANJIN*! TAU APA LO SAMA HUBUNGAN CINTA KALAU GAYA PACARAN LO CUMAN BUAT NGANGKANG DOANG? MUNAFIK! Teriak toa si fujo #01
"Asal lo tau ya, cinta itu gak mandang umur, status dan kasta. Emang salah kalau cinta juga gak memandang gender? Sempit pikiran lo!" tambah si fujo #02
"Lagian tau apa lo masalah cinta kalau lo sendiri aja suka mainin perasaan orang? Gak usah urusin masalah orang kalau diri lo sendiri masih harus dibenerin!" oke, Pasukan Fujo meradang sekarang.
Kalian mau tau apa yang menjadi akar perdebatan mereka itu? Oke kita rewind ke belakang.
**
"Ih, sayang banget ya si Tae bisa jadi homo gitu. Padahal dari dia SMP kan dia normal, sempet pacaran sama banyak cewek!" terdengar salah seorang murid sedang ngerumpi tidak jauh dari Tee, jelas dia juga bisa mencuri dengar apa yang sedang mereka obrolkan.
"Ah iya, tapi kok tiba-tiba dia malah jadian sama si Tee itu sih?" tanya temannya satu lagi.
"Alah paling juga itu gara-gara si Tee nya aja yang kecentilan. Gak mungkin si Tae duluan yang ngedeketin dia, kan Tae mah normal. Pasti ini gara-gara si ulat Tee!"
Para cewek kontra #01, #02, dan #03 sedang asyik ngegibah salah satu member pemain sepak bolanya yang sekarang tengah berlatih di lapangan, siapa lagi kalau bukan Tae. Pasalnya pria yang mempunyai banyak penggemar 'gila' baik perempuan ataupun laki-laki ini telah resmi berpacaran dengan sahabatnya. Bukan karena heboh 'pacarannya' sebenarnya, tapi dengan siapa dia berpacaranlah yang menjadi bahan gunjingan mereka. Tae berpacaran dengan sahabatnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Tee. Yang diyakini juga mempunyai rudal yang sama bentuk tetapi beda panjang! Alias pria juga!
Memang ini menjadi tidak biasa, tetapi sebagian orang juga tidak mempermasalahkan itu. Toh bukan mereka yang direpotkan 'kan. Ya hanya beberapa saja, hanya mereka yang mengaku fans Tae yang merasa kalau Tae itu dipaksa atau dimanfaatkan oleh Tee. tidak mungkin seseorang yang awalnya lurus bagaikan penggaris besi tetapi berubah tiba-tiba menjadi penyuka pisang susu kental, ini pasti ada apa-apa, begitu menurut mereka.
Tetapi ada pula beberapa kelompok yang dengan senang hati menerima hubungan tidak biasa ini. Bukan karena mereka tidak normal, tetapi mereka menerima semua perbedaan yang ada. Apa salahnya mencintai tanpa memandang status dan gender? Lebih baik jujur pada diri sendiri daripada munafik. Lebih baik daripada merebut pasangan orang lain, bukan? Kenapa menjadi permasalahan? Toh bukan kalian yang masuk neraka karena sikap dan sifat mereka.
Dan itu yang menjadi motto para fujo #01, #02 dan #03. 'Love is Love. Everyone deserved to be loved!'
Para penggibah itu tidak sadar selama mereka asik membicarakan couple hawt sekolah ternyata tidak jauh dari sana, ada seorang pria yang sedang duduk menunggu sang kekasih yang sedang dibicarakan itu latihan. Iya, tidak jauh dari sana terlihat Tee yang sepertinya mendengarkan semua ocehan tidak berguna Trio Gibah. Hanya para Fujo yang sadar akan hal itu dan jelas itu membuat mereka resah dan khawatir kalau-kalau Tee merasa tersinggung dengan omongan para Trio Gibah.
**
Dan itulah yang membuat keributan ini menjadi semakin besar, karena para fujo melihat beberapa hari ini OTP nya seperti menjauh dan tidak terlihat romantis lagi. Dan juga melihat wajah sendu dan sikap uring-uringan Tee, mereka jelas berpikir kalau ini ada kaitannya dengan omongan para Penggibah tempo hari.
"Makanya kalau ngomong pikir pake otak jangan cuman bisanya ngerocos aja set! Lo pikir pake otak ya, siapa yang mau diomongin nyelekit di belakang? Siapa hah?" fujo #01 masih dengan ngegas nyerang Gibah #01
"Ah namanya juga gak punya otak dia mah, curiga otaknya ketinggalan di freezer kali biar beku!" kompor fujo #03
"Hey goblok, gue ngomongin Tae Tee apa hubungannya sama lo pada hah?! Gak usah sok jadi pahlawan mereka lah! Lo semua itu gak eksis di mata mereka. Najis banget ngedukung hubungan HOMO!" jawab si Gibah #011 yang keliatan banget dia adalah ketua daripada para Gibah.
"Lo bilang apa tadi?"
Tiba-tiba suasana yang awalnya berisik berubah sunyi senyap saat mendengar suara serak berat yang sudah pasti mereka kenal dengan baik. Aura orang itu juga membuat keadaan semakin mencengkam saat ia berjalan mendekati para murid yang dari tadi berseteru.
"Lo bilang sekali lagi, apa maksud perkataan lo tadi?" pria itu berjalan pelan mendekati kerumunan dengan tatapan mata yang seolah-olah siap untuk membakar apa dan siapa saja disana. Dengan suara yang pelan tapi sangat jelas mendominasi dan terdengar menakutkan.
"Err phi-phi Tae sejak kapan di- disana?" tanya si Gibah #01
"Lo tuli? JAWAB PERTANYAAN GUE!" wajah Tae memerah menahan emosi yang ditahannya untuk tidak memukul perempuan di depannya itu. Walaupun Tae dalam keadaan kalap, dia berusaha untuk sadar siapa yang harus menjadi lawannya. Beberapa siswi di depannya itu jelas yang sudah membuat sikap Tee berubah padanya.
"Ma-maaf phi, ta-tapi apa yang, yang kami omongkan mem-memang benar." wajah si Gibah #01 menahan tangisnya akibat bentakan Tae dan ia merasa malu karena sekarang para murid sekolah berkumpul menonton seolah-olah mereka adalah anggota sirkus. "Phi Tae gak mungkin mau sama orang menjijikan macam Tee kan? Tee pasti guna-guna phi Tae makanya pikiran phi sekarang gak jernih." sambung gadis itu.
"Lo siapa? Apa gue kenal sama lo? Lo bukan teman apalagi keluarga gue. Apa hak lo buat nentuin gue berhubungan sama siapa?" wajah tenang yang menyiratkan amarah terpancar di mata hitamnya. Jika didepannya ini bukan perempuan, mungkin dia sudah jatuh mencium dinginnya lantai beton sekolah saat pertama kali mulut sialannya itu mengucapkan kata-kata yang menjelekkan Tee.
Tae sangat marah. Marah pada mereka yang membicarakan tentang hubungan antara dia dan Tee dengan intonasi yang menghina. Tetapi dibalik itu juga dia lebih marah dan menyalahkan dirinya sendiri karena dia tidak menyangka jika hubungan mereka mendapatkan banyak respon termasuk respon jelek orang-orang disekitarnya dan itu Tee yang mendengarnya. Dia menyalahkan dirinya karena tidak peka tentang apa yang dipikirkan Tee. dan dia marah pada Tee karena tidak berbagi gundahnya pada Tae, pada kekasihnya.
"Sekali lagi jika gue denger ocehan busuk dari mulut lo, jangan harap lo bisa lepas!" Tae pergi meninggalkan kerumunan tersebut, tidak ingin terlalu lama dan kelepasan emosinya.
Terdengar langkah kaki yang mengikutinya dan juga teriakan yang memanggil namanya, akhirnya Tae menoleh ke belakang.
"Phi, Phi Tae tungguin!" teriak Irna Fujo #01
"Phi, *hoshhosh* tolong phi *hosh* tolong bilang sama Tee, kalau kita semua ngedukung kalian! Apapun yang dibilang atau diomongin orang-orang jangan percaya dan jangan dimasukin ke hati! Kita pasti bakal dukung apapun keputusan kalian. Kita siap buat jadi tameng kalian." kata Irna dan diikuti anggukan tegas dari beberapa teman di belakangnya juga.
Tae terdiam. Rasanya beban dan rasa sakit yang tadi dirasakannya mengurang dan secercah harapan muncul lagi. Benar, untuk orang 'seperti mereka' masih ada juga yang dengan tulus mendukung keputusan dengan siapa mereka mencinta. Untuk orang 'seperti mereka' yang tidak mudah menunjukkan rasa cintanya pada orang spesial, masih ada yang mendoakan agar tabah atas semua perlakuan yang tidak adil. Iya, mereka tidak sendiri di dunia ini, masih ada orang-orang yang mau dengan senang hati dan tulus untuk menerima eksistensi dan cinta yang universal.
"Thanks na. Gue bener-bener terima kasih sama kalian." Tae yang jarang tersenyum selain kepada teman-teman dekatnya itu akhirnya tersenyum dengan tulus pada Irna cs. Bahkan, matanya mulai basah karena terharu akan ucapan teman-temannya tersebut.
"Kalian hanya perlu mengingat dan mendengarkan orang-orang yang mendukung keputusan kalian dengan tulus. Gak usah dengarkan haters, karena mereka cuman sirik,tidak bisa mencintai dengan tulus dan memahami perasaan orang lain." kata Yuyu, fujo #02 dengan tersenyum.