webnovel

Nadi Spiritual Dewa Surga

Setiap perkataan yang diucapkan Xiao Che menyiratkan ketetapan hatinya yang teguh. Dia tidak berusaha menyenangkan Xiao Lie dan Xiao Lingxi, atau dia tidak sementara membuat lelucon; ini adalah ketegasan mutlak dan mendesak untuk menuntaskan keputusan yang dia ambil apapun resikonya.

Perkataanya membuat Xiao Lie dan Xiao Lingxi membisu cukup lama. Tetapi, tidak lama kemudian, Xiao Lingxi menggelengkan kepalanya dan matanya yang basah dengan air mata menatapnya : "Che kecil, kau tidak perlu melakukannya. Saya hanya ingin kau hidup dengan normal dan damai. Saya akan mencarimu… Bagaimana pun juga, kau tidak boleh melakukan hal yang bodoh atau hal yang berbahaya."

Dimatanya, Xiao Che tetap seorang anak yang membutuhkan perlindungannya. Setelah mendengar pernyataannya… cukup saja ide itu ada di pikirannya. Bagaimana mungkin dia akan membiarkan Xiao Che mengambil resiko atau melakukan perbuatan yang berbahaya untuk mereka?

"Jangan kuatir. Tentu saja saya akan menjaga diriku dengan baik." Xiao Che tersenyum saat memandang mereka : "Karena Kakek dan bibi kecil menunggu saya disini. Karena… saya belum memenuhi janji saya kepada bibi kecil."

"Janji?" Mata Xiao Lingxi berkilat saat menatapnya dengan heran.

Xiao Che tidak menjelaskan dan berjalan ke depan Xiao Lie. Dia berlutut dengan kedua kakinya dan bersujud dengan hormat : "Kakek, saya adalah cucu Xiao Lie dan dibawah perlindunganmu selama enam belas tahun, tetapi sekarang waktunya bagiku untuk melebarkan sayap dan membumbung tinggi. Kau adalah seorang kakek yang berbudi luhur jadi cucumu tidak akan terus mempermalukan dirimu dengan tetap menjadi sampah selamanya… Tunggulah diriku, saya akan kembali. Sebelum saya kembali, kau harus… menjaga dirimu."

"Bagus… Bagus!" Xiao Lie perlahan menganggukkan kepalanya, suaranya gemetar dan air mata muncul di kedua matanya. Dia melangkah maju untuk mengangkat Xiao Che, mengambil lencana kayu berjumbai putih dari tubuhnya dan menaruhnya ditangan Xiao Che : "Anak Che, Klan Xiao telah mengusirmu dan tidak ada tempat bagimu di Kota Awan Apung. Nadi saktimu tidak berfungsi dan kau tidak pernah keluar dari Kota Awan Apung seumur hidupmu. Meskipun saya sangat kuatir… Melihat matamu membuat saya merasa senang dan yakin. Jika kau belum memiliki tujuan kemana hendak pergi, maka bawalah lencana ini dan pergilah ke kota bernama 'Bulan Baru' dan carilah orang bernama Sikong Han."

"Sikong Han datang ke Kota Awan Apung beberapa tahun lalu dan karena situasi tertentu, dia berutang kepadaku dan memberikan lencana kayu ini kepadaku. Saat kau menemukan dia di Kota Bulan Baru, perlihatkan kepadanya lencana kayu ini dan katakan kepadanya bahwa kau adalah cucuku. Mungkin dia dapat mengatur tempat untuk kau tinggal."

Bahkan setelah mengucapkan dia "senang" dan "yakin", dia tidak dapat menyembunyikan dengan cara apapun kekuatiran dan perhatiannya dalam pandangan mata dan ekspresinya. Cucu ini tidak memiliki kekuatan sakti atau pengalaman diluar Kota Awan Apung tetapi harus keluar sekarang dengan tidak ada orang yang dapat diandalkan. Bagaimana mungkin dia dapat senang? Bagaimana mungkin dia tidak sakit hati?

Xiao Che menggenggam lencana kayu tua di tangannya dan segera mengangguk. Sesudah itu dia berkata : "Sebelum saya pergi, saya lebih dulu akan pergi berziarah ke… Paman Xiao."

"Ehn." Xiao Lie menganggukkan kepalanya, mengizinkan.

"Che kecil!" Di saat Xiao Che memutar tubuhnya, Xiao Lingxi sekali lagi merengkuh dia dengan kencang dengan kedua tangannnya, pandangannya penuh dengan keengganan melepaskan dia pergi, meluluhkan hati Xiao Che.

Dia sangat rindu dapat membawa serta Xiao Lingxi dan Xiao Lie pergi… Tetapi meskipun memiliki hati yang penuh cinta dan perhatian, dia tidak memiliki kemampuan atau kualifikasi untuk melakukan hal itu… Pada akhirnya di tempat gelap tanpa cahaya ini, mereka akan lebih aman.

"Bibi kecil." Xiao Che memegang lembut tangan Xiao Lingxi dan melihatnya dengan sayang : "Saya tidak dapat membawa engkau pergi, demikian juga bibi kecil tidak dapat membawa saya pergi… Jadi saya akan kembali secepatnya… Saya bersumpah, saya akan menepati apa yang saya katakan malam itu… janji yang saya buat untuk bibi kecil…"

Xiao Lingxi perlahan melepaskan genggamannya pada tangan Xiao Che selembut mungkin… Kemudian Xiao Che memutar tubuhnya dan melangkah maju dengan langkah perlahan, tidak berbalik lagi… Karena dia takut bahwa sekali dia berbalik, dia tidak dapat pergi lagi… dan dia bahkan lebih takut sekali dia berbalik, mereka akan melihat dua aliran air mata yang tak terkontrol mengalir keluar saat dia memutar tubuhnya.

Kakek… bibi kecil… Dalam waktu tiga tahun, Saya akan kembali… Tunggulah saya!! Tunggulah saya!!!!!

Janji…Saya berjanji…

Xiao Lingxi melihat bayangan Xiao Che yang semakin jauh dengan mata yang basah, kekosongan menerpa hatinya…Tiba-tiba, apa yang Xiao Che katakan malam itu bergema dalam hatinya…

"Jika kau bukan bibi kecilku, aku akan menikahi kamu!"

Tiba-tiba, Xiao Lingxi menutup mulutnya sebentar, berusaha sekuatnya menahan keluar seluruh air matanya yang menyembur keluar seperti banjir.

Kuburan Klan Xiao.

Berdiri di depan kubur Xiao Ying, pandangan Xiao Che terpaku sangat lama menatap lemping batu kubur tua. Kemudian dia menekuk kedua kakinya dan bersujud tiga kali, matanya penuh dengan kebulatan tekad ketika dia selesai.

"Paman Xiao, kebaikan besar yang kau berikan kepada keluarga Yun kami, saya, Yun Che, tidak akan lupakan. Jika tiba harinya saat saya menemukan kedua orang tuaku masih hidup, saya akan berusaha sebaik mungkin menemukan mereka dan juga bayi yang mereka bawa saat itu… anakmu. Di hari saat saya akhirnya memperoleh kekuatan, saya akan mencari orang yang membunuh kamu saat itu dan membalas dendam bagimu dan untuk kakek!"

Xiao Che bersumpah dihadapan kubur Xiao Ying dan kembali membungkukkan tubuhnya sebelum pergi dengan langkah berat.

"Mulai sekarang, Saya bukan lagi Xiao Che… namaku Yun Che!"

——————————————

Berita penganiayaan Xiao Yulong menggemparkan Klan Xiao dan menyebabkan Klan Xiao tidak beristirahat sepanjang malam. Xiao Yunhai pingsan sangat lama sesudah dia melampiaskan kemarahan dalam hatinya. Dan setelah dia sadar, seperti orang gila, dia memerintahkan seluruh klan untuk menemukan penjahat itu. Meskipun demikian, setelah pencarian sepanjang malam, bahkan seberkas bayangan dan sedikit jejak dari penjahat itu tidak ditemukan.

Penjelasan yang paling baik adalah hal itu dilakukan oleh seseorang dari Klan Xiao!

Xiao Kuangyun juga sangat marah dengan kejadian ini tetapi itu hanya kemarahan sesaat karena dia merasa kasihan kehilangan budak yang patuh dan cakap. Dia dapat memperoleh jenis budak seperti ini dimanapun dia mau. Tetapi sekarang dia tidak dapat membawa pulang Xiao Yulong, yang tidak bisa dipalsukan baik oleh manusia atau hantu, jadi pilihannya tentu saja jatuh pada orang yang berada di posisi kedua pada "evaluasi" kemarin.

Cucu termuda Tetua ketiga Xiao Ze --- Xiao Chengzhi.

Jika kejadian ini terjadi tanpa peristiwa pembunuhan, Xiao Ze dan Xiao Chengzhi tanpa diragukan lagi akan sangat gembira.

Sekarang, pandangan setiap orang di klan yang tertuju kepada Xiao Ze, berubah. Khususnya Xiao Yunhai dan Xiao Li; saat melihat Xiao Ze, keinginan membunuh dapat dilihat tersembuyi dalam mata mereka.

Jika benar bahwa anggota Klan Xiao yang menganiaya Xiao Yulong, maka Xiao Ze menjadi tersangka utama.

Tetapi ini rupanya tidak menjadi perhatian Xiao Kuangyun. Pada sore hari, diantar oleh semua orang terhormat di Kota Awan Apung, empat orang dari Sekte Xiao mengambil Xiao Chengzhi pergi meninggalkan Kota Awan Apung bersama mereka, melangkah dalam perjalanan menuju Sekte Xiao. Sesungguhnya, dengan kemampuan Sekte Xiao, sangat mudah bagi mereka untuk mengirim beberapa binatang sakti terbang. Meskipun demikian saat ini, dibawah perintah Ketua Sekte Xiao, mereka dilarang menggunakan binatang sakti terbang untuk menambah pengalaman Xiao Kuangyun.

Setelah Xiao Kuangyun pergi, Chu Yueli juga bersiap untuk membawa Xia Qingyue balik ke Istana Awan Beku.

"Guru." Sesudah mengucapkan salam perpisahan kepada ayah dan saudara laki-lakinya, Xia Qingyue kembali kepada Chu Yueli.

Chu Yueli melihat ke sekitarnya, wajah putihnya, sangat dingin dan elegan : "Jarak antara Istana Awan Beku dan tempat ini sangat jauh, sesudah kau pergi ke Istana Awan Beku, kau mungkin tidak tahu kapan kau dapat memiliki kesempatan untuk balik kesini. Jangan tinggalkan persoalan yang belum tuntas yang nanti menjadi ganjalan hatimu.

"Tenanglah Guru. Qingyue sudah siap dan selesai membuat semua persiapan, saya siap mengikuti Guru dan berangkat kapan saja. Meskipun ayah sedikit enggan, dia selalu sangat menghargai pilihan Qingyue untuk masuk Istana Awan Beku."

Chu Yueli mengangguk : "Jika demikian, kita bisa memulai perjalan kita sekarang. Sejak lama Ketua Sekte selalu ingin bertemu denganmu, bahkan sejak saya menyebutkan kamu kepadanya. Saya yakin jika dia melihat kamu, dia pasti akan suka kepadamu.

"Ayah telah membantu menyiapkan kuda sakti untuk kita. Saya memohon Guru berjalan menuju serambi." Xia Qingyue berkata dengan penuh hormat.

"Tidak perlu." Chu Yueli menggelengkan kepalanya dan berkata : "Kuda sakti terlalu pelan. Saya akan membawa kamu menggunakan Teknik Terbang Sakti, kau harus memperhatikan perubahan energi sakti dalam tubuhku saat aku menggunakan teknik ini, itu akan sangat menguntungkan kekuatan saktimu di masa depan… Ayo kita berangkat; ulurkan tanganmu."

Xia Qingyue mengulurkan tangan kanannya yang putih tanpa ragu. Jelas bahwa Teknik Terbang Sakti Chu Yueli akan dengan cepat membawanya terbang ke langit. Pikiran ini membuat dia merasakan sedikit kegembiraan dan harapan dalam hatinya.

Chu Yueli mengulurkan tangannya yang sedingin es memegang Xia Qingyue. Dalam sekejab, energi dingin pada tubuhnya bergerak dan Seni Awan Beku yang luar biasa dengan cepat mulai berputar… Tetapi kemudian seluruh tubuh Chu Yueli tiba-tiba mulai berguncang. Seni Awan Beku yang sudah aktif juga tiba-tiba lenyap, menghilang tanpa jejak. Dia memutar tubuhnya ke arah Xia Qingyue, pandangan mata indahnya menatap tajam Xia Qingyue… Jelas terlihat ada sejenis rasa heran yang luar biasa dalam matanya, yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata.

"Guru? Apa ada yang salah?" Xia Qingyue bertanya, dengan heran, karena reaksi yang tak terduga dan menakutkan dari Chu Yueli.

"Mustahil… Ini sungguh mustahil!!"

Pikiran Chu Yueli kosong saat dia bergumam sendiri, dia tiba-tiba mengulurkan tangan lainnya. Setelah kedua tangannya memegang pergelangan tangan kanan Xia Qingyue saat itu juga energi dingin dari tubuhnya menyebar keluar. Mata indah Chu Yueli kemudian terbuka lebar dan seluruh tubuhnya lebih gemetar dibandingkan sebelumnya; pada wajahnya, muncul ekspresi yang tak terbayangkan dan keheranan yang tak masuk akal… dan kegembiraan yang luar biasa! Dia dengan kuat merenggut tangan Xia Qingyue sambil melihat pada matanya dan sesaat tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun karena emosinya yang meluap.

Ekspresinya membuat Xia Qingyue menjadi lebih, lebih heran: "Guru… ap… apa yang terjadi?"

"Qingyue!" Chu Yueli tiba-tiba menyadari bahwa denyutan hatinya yang kalut tidak bisa dia redakan atau hentikan. Ketika melatih Seni Awan Beku, kondisi pikiran sangat terkontrol, sedikit demi sedikit, menuju ke kondisi sedingin es dan teguh. Sangat sulit terguncang dan terpengaruh oleh sebuah peristiwa. Sudah berpuluh tahun lewat, sekarang emosinya jadi tidak terkontrol seperti ini : "Beritahu guru, apa sesungguhnya yang kau temui sepanjang periode waktu ini? Apakah kau bertemu dengan seseorang yang luar biasa? Atau mengkonsumsi sejenis obat sakti!"

"Saya…" Xia Qingyue sesaat menatapnya terpaku.

"Secara keseluruhan, seseorang hanya memiliki lima puluh empat pintu nadi sakti. Orang biasa dikarunia sekitar sepuluh pintu nadi sakti terbuka waktu lahir sedangkan seseorang dengan bakat yang tinggi dikarunia sekitar lima belas pintu nadi sakti yang terbuka. Saat pertama saya menemukanmu, saya melihat bahwa kau memiliki dua puluh satu pintu nadi sakti yang terbuka, yang merupakan bakat luar biasa, yang hanya terlihat sekali dalam sejuta tahun. Seseorang yang jumlah terbukanya pintu nadi sakti lebih banyak, kultivasi kekuatan sakti mereka dan kecepatan aktivasi mereka akan meningkat. Tidak peduli apapun, seorang kultivator dengan dua puluh pintu nadi sakti terbuka tanpa diragukan kultivasi dan aktivasi kekuatan kekal mereka dua kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan kultivator yang terlahir hanya sepuluh pintu nadi sakti yang terbuka.

"Sungguh sangat sulit untuk membuka pintu nadi sakti, bahkan Ketua Sekte dalam seabad hanya bisa membuka tujuh pintu nadi sakti dan mencapai tiga puluh pintu nadi sakti terbuka. Diseluruh Kerajaan Angin Biru, orang yang mencapai keadaan puncak dengan membuka tiga puluh pintu nadi sakti, tidak lebih dari lima orang! Alasan mengapa Bubuk Pembuka Sakti, hadiah yang Sekte Xiao berikan kepada Klan Xiao, dapat meningkatkan kecepatan proses kultivasi yaitu dengan membuka sementara tiga atau empat pintu sakti dalam periode waktu yang singkat. Tetapi ini hanyalah efek sementara… Meskipun demikian Bubuk Pembuka Sakti tetap menjadi obat yang sangat berharga dari Sekte Xiao."

"Namun Qingyue, kamu…" Chu Yueli memegang kuat bahu Xia Qingyue saat mata indahnya menatapnya tanpa berkedip : "Lima puluh empat pintu nadi sakti semuanya terbuka penuh! Dan seluruhnya terbuka secara permanen… apakah kamu tahu apa akibatnya? Ini artinya kecepatan kultivasi dan aktivasi kekuatan saktimu menjadi dua kali lipat dari Ketua Sekte! Itu juga berarti empat kali lebih cepat dari orang biasa! Bukan hanya itu saja, setiap ilmu sakti yang kau latih akan tiada batas. Dalam level apapun kekuatan saktimu akan membuat terobosan dan tidak akan pernah mengalami penyumbatan!"

"Ketika semua nadi sakti di lima puluh empat pintu nadi sakti terbuka lengkap, mereka disebut 'Nadi Spiritual Dewa Surga' yang legendaris dan hanya seorang dewa legendaris yang bisa memiliki nadi sakti seperti ini! Ini belum pernah terjadi disepanjang sejarah Kerajaan Angin Biru! Qingyue… dalam periode waktu ini, apa sesungguhnya yang kau alami!"

次の章へ