webnovel

Pergolakan (3)

Xiao Lie pada dasarnya memiliki harapan yang sangat besar terhadap orang-orang dari Sekte Xiao. Anak Ketua Sekte Xiao dalam bayangannya seharusnya seperti dewa naga langit.

Tetapi, pada pandangan pertama, dia sangat kecewa. Dia tidak melihat aura, karisma, kontrol diri dan kehebatan yang pantas dari seorang murid langsung sebuah sekte besar yang seharusnya miliki. Sepertinya, dia hanya melihat keangkuhan, rendah diri dan kekejaman di matanya yang membuat Xiao Lie merasa tidak nyaman. Xiao Kuangyun terlihat seperti playboy nakal dan manja yang bertumbuh diantara penjilat. Tetapi setelah berpikir dengan cermat, dia akhirnya lega… Tentu saja, Sekte Xiao tidak mungkin peduli dengan Klan Xiao yang kecil. Bagaimana mungkin mereka mengirim beberapa 'orang hebat' untuk datang? Status 'anak ketua sekte' hanyalah sekedar mengekspresikan penghormatan yang rendah atas kematian Xiao Zheng.

"Ayah, saya baru saja mendengar mereka mengatakan bahwa ayah dan ketua klan memimpin langsung penyambutan kedatangan orang-orang Sekte Xiao. Bagaimana bisa begitu cepat pulang?" Xiao Lingxi baru saja beristirahat dari mengantar makanan untuk Xiao Lie. Dengan wajah penuh rasa ingin tahu, dia bertanya : "Apakah orang-orang dari Sekte Xiao sudah tiba? Orang-orang macam apakah mereka? Apakah mereka memiliki aura yang menakutkan?"

Pertanyaan Xiao Lingxi mengingatkan dia kepada Tetua yang berdiri dibelakang Xiao Kuangyun. Dia mengangguk : "Tentu saja, orang-orang dari Sekte Xiao sukar ditebak. Bagaimanapun juga, anak Xi, kau seharusnya sedapat mungkin menjauhi orang-orang Sekte Xiao selama mereka berada disini. Anak muda yang memimpin mereka tidak terlihat seperti seorang yang baik. Kamu harus menjauhi mereka, itu yang seharusnya kamu lakukan.

"Hah?" Xiao Lingxi mengejapkan matanya dalam ketidakpercayaan dan segera menggangguk : "Saya tahu ayah. Pada dasarnya, saya agak takut dengan mereka karena mereka orang-orang Sekte Xiao. Mereka pasti memiliki kekuasaan yang sangat sangat besar."

"Meskipun kau sangat ingin tahu, kau seharusnya mencoba jaga jarak dengan mereka." Xiao Lie sekali lagi memberi peringatan. Dia manarik nafas dalam dan dengan pikiran yang sangat tertekan berjalan kearah halamannya.

"Ayah? Mengapa ayah kelihatan seperti memiliki sesuatu yang dipikirkan? Apakah ada kejadian besar yang terjadi?" Xiao Lingxi bertanya dengan cemas. Sebagai anak perempuan dia mengenal ayahnya dengan baik, dalam sekejab, Xiao Lingxi dapat melihat melalui ekspresi wajah Xiao Lie.

Xiao Lie terdiam sejenak dan kemudian menggelengkan kepalanya : "Tidak ada apa-apa…" Dia berhenti sejenak, dia tahu jika dia tidak mengatakannya maka anaknya yang cerdas pasti tidak akan tenang sepanjang hari. Dia akhirnya menjawab dengan perlahan : "Sekte Xiao membawa hadiah yang disebut 'Bubuk Pembuka Sakti'. Dari apa yang dikatakan Xiao Kuangyun, Bubuk Pembuka Sakti ini memiliki khasiat untuk memulihkan kerusakan nadi sakti. Jadi…"

"Oooh! Itu dapat mengobati kerusakan nadi sakti? Apakah itu benar?" Xiao Lie bahkan belum selesai berbicara, tetapi Xiao Lingxi sudah berteriak terkejut. Tangan kecilnya meremas kencang ujung bajunya. Mengobati nadi sakti Xiao Che selalu menjadi keinginan terbesarnya. Beberapa tahun ini, dia tanpa berhenti mencari setiap metode yang bisa digunakan bersama Xiao Lie. Perkataan Xiao Lie seperti suara dari surga yang menjawab keinginannya.

"Khasiat obat dari Sekte Xiao tidak dapat dibandingkan dengan obat umumnya. itu bisa membawa hasil yang mengejutkan." Selesai berkata, ekspresi Xiao Lie perlahan menjadi kalem : "Bagaimanapun juga, Bubuk Pembuka Sakti sangat penting untuk meningkatkan kecepatan kultivasi dalam jangka waktu tertentu. Makanya Ketua Klan dan para Tetua menganggap Bubuk Pembuka Sakti sebagai harta berharga. Untuk meyakinkan mereka menggunakan Bubuk Pembuka Sakti bagi anak Che dapat dianggap sebagai kebaikan yang sia-sia di mata mereka… Ini benar-benar satu harapan yang sangat kecil.

Ekspresi Xiao Lingxi melempem. Perkataan Xiao Lie seperti seember air yang menyiram padam semua harapannya. Dia menggigit bibirnya dan berkata dengan tegas, "Tidak peduli bagaimana, kita harus mendapatkan Bubuk Pembuka Sakti. Che kecil bukanlah seorang yang tidak berarti! Dia adalah orang yang paling membutuhkan Bubuk Pembuka Sakti!"

"Saya akan berusaha dengan semua kekuatan untuk mendapatkannya." Melihat ekspresi puterinya, Xiao Lie menghembuskan nafas panjang. Bagaimanapun dalam hatinya, dia sangat jelas, bahwa harapan untuk memperoleh Bubuk Pembuka Sakti sangat kecil… Atau bisa juga dikatakan adalah hal yang mustahil.

.........

Tengah malam…

"Saya melihat Xiao Kuangyun dari Sekte Xiao hari ini."

Cahaya lilin bergoyang menerangi seluruh ruangan. Xia Qingyue duduk disamping tempat tidur dan perlahan berkata.

"Ooh.. orang macam apakah dirinya?" Xiao Che menguap sebelum bertanya dengan acuh tak acuh.

"Dia seperti namanya." Alis mata Xia Qingyue berkerut saat mengingat pandangan mata Xiao Kuangyun kepadanya. Terlihat ada rasa jijik dalam mata Xia Qingyue. Gurunya pernah berkata kepadanya tentang anak keempat Ketua Sekte Xiao, tiga yang lain memiliki bakat seperti naga. Hanya anak keempat yang seratus persen idiot. Bagaimanapun, dia tidak pernah dianggap kekanakan oleh Ketua Sekte, kemungkinan karena dia adalah anak bungsu dan anak satu-satunya dari isteri sah.

(Red. Terjemahan Kuangyun : "awan liar/jahat")

"Sangat wajar. Jika kau memikirkan soal ini, sangat jelas orang macam apa yang dikirim kesini oleh Sekte Xiao. Tetapi, tidak ada pengaruh apapun bagi diriku. Pada dasarnya, kepergianku besok sekedar formalitas saja." Xiao Che mengangkat bahunya saat berbicara. Alis matanya tiba-tiba berkerut dan ekspresinya tiba-tiba serius. Dia mengangkat kepalanya dan bertanya : "Isteriku Qingyue, kau katakan kau melihat dia? Jadi dia juga melihat dirimu?"

"Memang benar… kenapa?" Xia Qingyue mengangkat alisnya.

Xiao Che mengangkat tangannya memegang dagunya, dan tiba-tiba berkata : "Kau berkata sebelumnya bahwa dia adalah seonggok sampah dengan reputasi yang sangat buruk. Manusia sampah macam ini… *nafas panjang*, isteriku Qingyue, jika saya tidak salah menebak, Gurumu seharusnya berada dekat Kota Awan Apung, bukan?

"…. Bagaimana kau tahu?" Kilatan keheranan terpancar melalui wajah Xia Qingyue.

Xiao Che tidak menjelaskan. Dia berkata dengan ekspresi serius : "Dengan terjadinya kejadian ini, carilah jalan untuk berkomunikasi dengan gurumu. Sangat baik kalau gurumu bisa datang besok ditempat ini…" Setelah berpikir sebentar, ekspresinya kembali santai : "Kalau gurumu berada dekat tempat ini, menurut saya tidak akan terjadi masalah besar. Ayo tidur."

Alis Xia Qingyue yang indah terangkat dan dia kemudian diam-diam mempertimbangkan perkataan Xiao Che. Dia sekali lagi mengingat ekspresi mata Xiao Kuangyun saat melihat dirinya tadi sore dan akhirnya mengerti arti dibalik perkataan Xiao Che. Ekspresinya tiba-tiba berkerut dan segera mengeluarkan jepitan dengan untaian air beku yang merupakan alat transmisi suara dari pinggangnya.

Melihat Xiao Che menyiapkan selimut di pojok, pandangan matanya sedikit bergoyang. Bibirnya terus menerus seperti hendak berbicara tapi kemudian tidak jadi. Tapi akhirnya terdengar suara : "Datanglah kesini tidur di ranjang."

"Haah?" Xiao Che memutar tubuhnya dan berkata dengan mata terbelalak : "Isteriku Qingyue, apa yang kau katakan?"

Xia Qingyue tiba-tiba memutar wajahnya, menyembunyikan ekspresi wajahnya. Dia dengan dingin berkata : "Jika kamu tidak mendengarnya, lupakan saja!"

"Saya dengar! Bagaimana mungkin saya tidak mendengarnya?!" Xiao Che segera mengangguk seperti anak ayam mematuk beras. Dia menarik selimut pada tangannya dan secepatnya berjalan kearah tempat tidur, kemudian menatap Xia Qingyue dengan senyum gembira : "Isteriku Qingyue, apakah malam ini kau akan tidur di bagian dalam atau luar ?"

"…." Xiao Qingyue tidak menjawab. Dengan gelombang dari tangannya yang seputih salju, dia memadamkan semua lilin merah tidak lebih dari sedetik. Ruangan langsung gelap dan hatinya diam-diam mendesah. Dia menjangkau dan mendorong Xiao Che ke bagian dalam, menggelar selimut dan menutupi tubuh mereka berdua. Berbaring membelakangi Xiao Che, dia berkata dengan tenang dan dingin : "Kau tidak usah terlalu serius memikirkan hal ini. Saya melakukannya supaya kau lebih nyaman saat mengobati tubuhku jam tiga nanti… Kau tidak diizinkan melakukan hal-hal terlarang! Jika tidak, aku tidak akan pernah membiarkan kau tidur di ranjang lagi!"

"Tentu saja, isteriku yang kusayangi! Xiao Che berseru dengan gembira, segera dia menarik selimut, tercium sisa bau harum gadis muda.

Sekarang, dia dipanggil 'isteri' oleh Xiao Che puluhan kali dalam sehari. Sejak pertama kali sampai sekarang, bukan saja itu terdengar sangat alami, tetapi kadang-kadang hal ini mendatangkan perasaan yang hangat 'Aku adalah isterinya'. Perubahan kecil ini membuat dia agak bingung dan sepertinya merugikan dia. Dia menutup matanya dan berusaha keras untuk menghilangkan perasaan ini dan mengatur kembali hatinya yang kacau. Tidak lama kemudian, dia tertidur dengan tenang.

Tidak disadari sudah dekat jam tiga pagi. Ini waktu yang sangat gelap sebelum subuh dan seluruh Klan Xiao berada dalam suasana tenang. Satu-satunya suara yang kadang-kadang terdengar adalah dengungan serangga.

Dalam kegelapan, dari halaman Xiao Lingxi muncul seberkas cahaya dan bunyi *kreek*, menyusul suara itu, pintu yang tadinya tertutup mulai dibuka perlahan. Sebuah bayangan kecil mungil keluar dan setelah sesaat mengawasi keadaan sekeliling, segera berlari keluar.

Bayangan itu belum sempat melangkah keluar gerbang halaman ketika muncul sosok kelabu yang seperti turun dari langit dan mendarat didepannya. Suara seorang gadis yang terkejut terdengar diikuti oleh suara yang khidmat : "Anak Xi, kemana kau akan pergi saat larut malam begini?"

"Ah! Ay… ayah!" Bayangan itu sangat ketakutan, melepaskan penutup wajahnya sehingga terlihat wajah seorang gadis yang sangat cantik. Dialah Xiao Lingxi. Kemunculan Xiao Lie yang tiba-tiba dihadapannya membuat hatinya kaget. "Aku… aku… aku…"

"Hfuu! Xiao Lie menghembuskan nafas panjang dan berkata dengan suara lembut : "Anak Xi, kau ingin pergi mencuri Bubuk Pembuka Sakti, bukan?"

"Aku… Aku…" Xiao Lingxi menundukkan kepalanya dengan bingung.

"Kau adalah anakku. Bagaimana mungkin saya tidak tahu apa yang kau pikirkan dalam hatimu?" Xiao Lie sekali lagi menghembuskan nafas panjang dan menepuk bahu puterinya. "Ketika kau meninggalkan saya tadi sore, ayah melihat padangan aneh pada matamu. Ayah merasa tidak nyaman, jadi ayah datang kesini berjaga-jaga… Ayah cukup yakin, kau akan berpikir untuk mencuri Bubuk Pembuka Sakti… Anak Xi, kau sesungguhnya memiliki keinginan yang sangat besar. Apakah kau tahu betapa berbahayanya hal ini? Bubuk Pembuka Sakti itu bukan barang biasa. Itu hadiah dari Sekte Xiao. Jika jejakmu ketahuan, kau berada dalam kekuasaan Sekte Xiao. Pada saat itu, jika empat orang Sekte Xiao memutuskan kau bersalah, jangannkan ayahmu, tidak ada seorangpun dari kota Awan Apung yang dapat menyelamatkan dirimu."

Xiao Lingxi menundukkan kepalanya dan menggigit bibirnya. "Aku.. aku tahu semua itu. Tetapi… tetapi… Che kecil terlalu menderita. Dia sesungguhnya seorang yang baik, tapi selalu ditertawakan orang, dihina dan diperlakukan seperti sampah oleh setiap orang. Jika dia bisa mengobati kerusakan nadi saktinya, dia tidak akan lagi menjadi bahan ejekan. Dia tidak akan dipandang rendah oleh siapapun…"

Xiao Lie membuka dan menutup mulutnya, penyesalan yang dalam menghiasi wajahnya.

"Saya selalu merenung, kenapa Xiao Che yang mengalami kerusakan nadi sakti dan bukan saya… Dunia ini sungguh tidak adil baginya… Ayah, apakah kau tahu? Kapan saja saat saya melihat Che kecil ditertawakan, dia selalu berusaha mengabaikannya dan selalu berusaha membuat saya merasa nyaman, padahal hatiku sangat sedih… Jika dapat mengobati kerusakan nadi saktinya, sekalipun menjadi pencuri… bahkan menerima hukuman mati, aku tetap mau melakukannya ratusan kali…"

Saat dia berbicara, mata Xiao Lingxi mulai basah. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan akhirnya tidak dapat ditahan, dia mulai menangis.

Wajah Xiao Lie berkerut kencang. Saat melihat tangisan puterinya, hatinya juga sangat sedih. Dia perlahan menghibur : "Anak Xi, ayah tahu kau melakukan semua ini untuk anak Che. Tetapi, biarpun kau mengabaikan konsekuensinya, Xiao Yunhai tidak menyerahkan kotak berisi Bubuk Pembuka Sakti kepada orang lain setelah dia menerimanya. Dengan kekuatanmu, bagaimana mungkin kau bisa mencuri dari Xiao Yunhai? Dengarkan ayah, kembalilah dan tidur. Tentang Bubuk Pembuka Sakti, ayah akan memikirkan cara untuk memperolehnya. Meskipun ayah tidak pernah memperdebatkan apapun selama beberapa tahun ini, diantara Klan Xiao, ayah tetap masih memiliki suara. Kau tidak diizinkan untuk melakukan hal bodoh semacam ini di masa depan. Jika sesuatu benar-benar terjadi padamu… siapa lagi yang akan memperhatikan dan menjaga anak Che setelah itu?"

Perkataan Xiao Lie yang terakhir langsung menusuk hati Xiao Lingxi yang lembut, segera hatinya penuh ketakutan… Ini benar! Jika dia tidak berhasil, tertangkap dan menerima hukuman berat, apa yang akan terjadi dengan Che kecil…

"Aku… aku mengerti." Xiao Lingxi melepaskan baju hitamnya dan menjatuhkannya kesamping. Dia menyeka air matanya dan berkata dengan wajah penuh rasa bersalah : "Ayah, saya minta maaf. Saya melakukan hal bodoh lagi dan membuat ayah kuatir. Saya akan patuh untuk pergi tidur sekarang dan tidak akan melakukan sesuatu seperti ini lagi… Ayah cepatlah balik dan beristirahat… Saya berjanji tidak akan pergi mencuri Bubuk Pembuka Sakti."

"*Tertawa tertahan*, sangat baik jika kau mau mendegarkan." Xiao Lie menganggukkan kepala dan tersenyum hangat. Tetapi sebelum pergi, dia tetap mengambil baju hitam di tanah dan membawanya pergi.

次の章へ