Bolehkah?
Li Beinian menatap Nico untuk waktu yang sangat lama dan baru mengangguk-anggukkan kepalanya lalu berkata, "Oke."
Nico sulit mempercayai apa yang sudah dia saksikan.
Sehingga dia memastikan selama beberapa kali. Setelah memastikan bahwa Li Beinian memang benar-benar mengangguk kepalanya, dia tertawa dalam suara rendah, tetapi juga tidak bisa mencegah air mata yang memenuhi matanya.
Jantung Li Beinian tidak bisa berhenti bergetar dan gemetar, yang penuh dengan kegembiraan yang sulit dikata-katakan dan diluar makna kata-kata.
Nico malah tidak menyembunyikannya dan menatap Li Beinian dengan penuh semangat, "Kalau begitu apa kamu bisa memanggilku dengan sebutan Daddy?"
Daddy.
Saat mendengar pertanyaan ini, Li Beinian membuka-buka mulutnya dan menatap ke Mu Xichen.
Mu Xichen merangkulnya dan berkata dengan suara datar, "Panggillah."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください