webnovel

Namaku Ji Sixi

編集者: Wave Literature

Namaku Ji Sixi. Aku lahir pada tanggal 15 Oktober 1991 yang bertepatan dengan "Festival Hantu".

Para penduduk desa mengatakan bahwa kelahiranku adalah penyebab ibuku meninggal. Mereka juga bilang bahwa aku memiliki penyakit mata karena aku memiliki warna bola mata yang berbeda.

Warna bola mata kananku normal seperti mata manusia pada umumnya, namun warna bola mata kiriku berwarna merah darah. Saat kecil aku tidak memahaminya, akan tetapi saat beranjak dewasa aku mulai menyadari bahwa aku berbeda dari yang lain.

Aku memiliki seorang tante bernama Ji Li. Dia adalah salah seorang penyihir yang memiliki kekuatan supranatural di desaku. Tanteku mengatakan bahwa kelahiranku turut membawa roh jahat. Ayahku mempercayai hal tersebut, sehingga dia sempat hampir membunuhku. 

Tante Ji Li sangat kasihan melihat aku sehingga ia memutuskan untuk merawat diriku. Di bawah asuhan tante Ji Li, aku bertumbuh seperti anak-anak lain pada umumnya. 

Akan tetapi semenjak hari kelahiranku,15 Oktober 1991, setiap tahunnya selalu ada satu orang yang meninggal tanpa sebab yang jelas.

Para penduduk desa menganggap aku sebagai pertanda buruk. Mereka semua menghindari aku. Orang-orang dewasa pun tidak mengijinkan anak-anak di desaku untuk bermain bersamaku.

Tante Ji Li memberi aku nama Sixi, dengan harapan aku akan mendapatkan keberuntungan.

Setelah aku berumur 10 tahun, takdir hidupku berubah.

Sejak aku berulang tahun yang pertama hingga sekarang, sudah ada 10 orang yang meninggal pada setiap tanggal ulang tahunku. 10 roh orang-orang tersebut sekarang selalu berada di sekitar rumah tante Ji Li.

Pada suatu malam, tante Ji Li menyuruhku untuk bersembunyi di dalam lemari baju dan berpesan, "Siapapun yang memanggilmu, kamu tidak boleh menjawabnya. Kamu juga tidak boleh keluar dari sini, mengerti?"

Aku pun menganggukkan kepala, mengiyakan perkataannya.

Tante Ji Li menutup pintu lemari, dan menempelkan sebuah simbol. Melalui celah pintu lemari, aku dapat melihat tante Ji Li membakar uang sepanjang malam sambil berdoa kepada Guan Yin. Mulutnya bergumam seperti mengucapkan suatu mantra.

Pada pintu pekarangan rumah juga ditempeli dua buah gambar dewa. Kabut tipis yang berada di luar tidak dapat masuk karena terhalang oleh sebuah penghalang. Malam itu aku dapat mendengar suara tangisan seekor hantu serigala, seolah menggema di dalam telingaku, membuat aku merasa ketakutan sepanjang malam.

Saat tertidur, tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi, tiba-tiba aku melihat wajah tante Ji Li yang terbakar. Matanya berwarna merah darah dan tubuhnya kurus lemah. Dia memandangi ke arah langit, kemudian membawaku ke sebuah kuil bernama kuil Lei Xian. Di kuil itu aku bertemu dengan seorang laki-laki tinggi. Laki-laki itu bernama Shang Yi. Dia cukup terkenal, banyak orang yang datang kesana untuk mencarinya. Ada yang meminta untuk diramalkan jodoh, karir, feng shui, dan lainnya. Singkat kata dia adalah orang yang memiliki kemampuan.

Shang Yi mengatakan bahwa kelahiranku membawa pertanda buruk, ditambah lagi keadaan mata kiriku membuatnya bertambah buruk. Shang Yi juga meramalkan bahwa pada bulan Januari tahun berikutnya akan terjadi sebuah bencana besar. Tante Ji Li segera terjatuh berlutut setelah mendengar ramalan Shang Yi.

Shang Yi membuat sebuah simbol, kemudian meletakkannya di mata kiriku seperti penutup mata untuk menyegelnya. Tetapi dia mengatakan bahwa aku tidak akan berumur panjang dan ia tidak tahu berapa tahun lagi aku dapat hidup. Shang Yi menyarankan agar aku segera menikah dengan kak Yang Qin.

Pada saat itu, aku tidak memahami perkataan Shang Yi. Tante Ji Li tidak ingin aku takut sehingga dia berkata "Tante akan mencarikanmu seorang laki-laki. Nanti dia yang akan melindungimu."

Setelah mendengar bahwa ada seorang laki-laki yang akan melindungiku, aku segera mengiyakan untuk menikah dengan laki-laki tersebut.

Aku baru mengetahui bahwa laki-laki yang dimaksud adalah hantu. Dan tante Ji Li ingin aku menikah dengan hantu.

Setelah selang beberapa hari, akhirnya Shang Yi mengirimkan sepucuk surat. Sesaat setelah membaca surat tersebut tante Ji Li segera membawaku ke kuil. Sesampainya di kuil, tante Ji Li dan Shang Yi berdiri membelakangiku sambil berbisik-bisik. Samar-samar aku mendengar namaku disebut. Aku mendengar mereka mengatakan bahwa hidupku tidak lama lagi, dan hantu biasa tidak akan berani untuk meminta hal seperti itu kepada Shang Yi.

Shang Yi menetapkan aku akan menikah tiga hari lagi. Dan pada akhirnya dia mencarikan aku roh jahat sebagai pengantinku. Roh jahat itu bernama Yang Qin.

Pada saat itu aku sangat kaget, bukankah Shang Yi dan tante Ji Li akan mencarikan aku seorang laki-laki yang akan melindungi aku? Mengapa sekarang mereka malah membiarkan aku menikah dengan roh jahat? Pada saat itu aku menangis dengan hebatnya. Aku tidak ingin menikah dengan kak Yang Qin. Karena aku tidak berhenti menangis dan terus menolak pernikahan ini tante Ji Li menggunakan sebuah permen untuk membuat aku berhenti menangis dan mau menikah dengan kak Yang Qin.

Akhirnya, tante Ji Li mengikuti saran Shang Yi dan mulai menyiapkan pernikahanku dengan kak Yang Qi. Tante Ji Li mempersiapkan sebuah gaun pengantin berwarna merah, yang dulu digunakan oleh ibuku saat menikah dengan ayahku, namun karena gaun tersebut terlalu besar tante Ji Li mencari orang yang dapat mengecilkan baju tersebut agar dapat aku gunakan pada hari pernikahanku.

次の章へ