Arumi merasa kasihan dengan Fathiya. Apa iya, Keenan bisa mengabaikan seorang istri seperti itu? Tapi kemudian Arumi ingat dirinya sendiri dulu juga begitu. Diabaikan oleh Rayyan bahkan mungkin perlakuan Rayyan lebih dari itu. Pikirnya.
Sebagai sesama perempuan, Arumi tentu paham apa yang dialami Fathiya sekarang. Tentu perempuan itu merasa sedih. Dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kelanggengan rumah tangga Keenan dan Fathiya.
"Mbak Arumi, ini jamunya," ucap Bu Fatma yang pada akhirnya membuyarkan lamunannya dari Keenan dan Fathiya.
"Terimakasih, Bu," Arumi meneguk jamu yang terbuat dari campuran sirih dan buah pinang muda. Dengan cepat dia menghabiskannya. Dia sudah rutin meminumnya seminggu terakhir ini.
"Besok Mbak Arumi sudah mulai cuti kerja?" tanya Bu Fatma.
"Tidak bu. Saya masih kerja bahkan rencana hanya libur dua hari. Sabtu dan ahad yang memang libur dan seninnya mungkin sudah mulai kerja lagi."
"Apa Mbak Arumi tidak capek, nanti?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください