Jessika benar-benar kesakitan saat itu. Papa Damian sendiri begitu cemas ketika Dokter mengatakan tentang diagnosis sang buah hati. Pasalnya Papa Damian sangat takut kehilangan Jessika seperti dia dahulu kehilangan sang istri.
"Kista itu penyakit apa Dok?" Papa bertanya dengan wajah serius.
(Papa menggunakan bahasa English saat berbicara dengan Dokter).
"Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang tumbuh pada indung telur (ovarium) wanita. Kista ini biasanya muncul selama masa subur atau selama wanita mengalami menstruasi. Tiap wanita memiliki dua indung telur (ovarium), satu di bagian kanan dan satu lagi di sebelah kiri rahim." tutur Dokter dengan jelas.
"Apa sudah di pastikan putriku mengidap penyakit tersebut, pasalnya Jessi selama ini bahkan dia jarang sakit, namun dia selalu mengeluh sakit ketika datang bulan." Papa Damian menjelaskan semuanya kepada Dokter tentang keluhan Jessika.
"Iya saya yakin dengan pemeriksaan saya, karena tanda gejalanya pun sama yaitu, Membutuhkan diagnosis medis. Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala. Pada beberapa kasus, gejala berupa menstruasi tidak teratur, nyeri saat berhubungan seksual, atau buang air besar tidak teratur. Mungkin tidak menunjukkan gejala, namun orang dapat mengalami: Area nyeri: bagian samping tubuh, punggung, selama hubungan seksual atau tulang panggul. Menstruasi: bercak, menstruasi abnormal, menstruasi tak teratur atau nyeri menstruasi. Juga umum: kram atau memiliki bulu terlalu banyak, dan itu salah satu yang dirasakan oleh putri anda."
ucap dokter sangat jelas.
Papa terdiam sesaat dan mengehela nafanya begitu berat, dia sungguh takut sesutu hal terjadi kepada putri kesayangannya.
"Jadi bagaimana dok, apa putri saya akan segera sembuh?" tanya Tuan Damian.
" Pengobatan Kista Ovarium. Kista umumnya akan hilang dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Langkah penanganan tergantung dari jenis dan ukuran kista, serta usia penderita. Pilihan penanganan yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan Rutin. Pemantauan rutin biasa dilakukan jika kista masih berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala. Pemantauan dilakukan dengan pemeriksaan USG beberapa minggu atau bulan kemudian setelah diketahui ada kista, untuk mengetahui apakah kista sudah hilang. Konsumsi Pil KB
Dokter dapat meresepkan pil KB untuk mencegah kista muncul kembali. Kendati demikian, konsumsi pil KB tidak dapat mengecilkan kista yang sudah ada." Dokter menjelaskan secara rinci dan lengkap.
"Pil KB?" Papa terkejut mendengar itu semua.
"Iya nanti akan saya resepkan, untuk mencegah kista lain tumbuh!" ucap dokter lugas.
"Tetapi putri saja bahkan belum menikah dok!" ucap papa Damian cemas.
"Tidak apa-apa itukan bukan bermaksud lain, tetapi hanya untuk pengobatan agar kista lain tidak tumbuh." ucap Dokter dengan senyumannya.
Dan sepertinya Papa damian mengerti. Papa menganguk dan menurut apa yang dikatakan oleh Dokter.
Di sisi lain. Jessika masih terbaring dengan wajah yang pucat. Selo kini sudah berada di samping sang kekasih hati. Selo begitu cemas dengan keadaan Jessi. Dengan erat Selo Menggenggam tangan Jessi. Sedangkan Sean hanya terdiam dan memandang pemandangan yang membuat dirinya sesak.
Sean terus menatap ke arah tangan Selo yang terus menerus Menggenggam tangan lembutnya Jessi. "Harusnya aku yang disana!" ucap Sean dengan dadanya yang panas. Bahkan hal yang seperti itu bisa membuat Sean cemburu. Tapi apalah dayanya dia hanya seorang lelaki simpanan saja. Sean tahu diri akan statusnya. Tetapi itu semua tetap saja membuat dirinya begitu sesak.
Sean lalu mendekati Selo dan Jessi. Sean lalu mengambil tisyu dan megelapkan ke kening Jessi.
"Jessi berkeringat!" ucap Sean hanya mencari alasan untuk bisa mendekati Jessi. Dan selo tidak curiga sama sekali dengan sikap sang abang. Papa Damian lalu datang degan wajah cemas.
"Apa Jessi sudah bangun?" Tanya Papa Damian.
"Belum Pa!" jawab Selo sambil menatap sang Papa.
"Jessi pasti kesakitan selama ini, Papa sungguh tidak berguna sebagai seorang Ayah!" ucap Papa Damian dengan wajah sedihnya.
"Jessi sakit apa om?" tanya Sean dengan wajah cemas.
"Kista ovarium," ucap Papa dengan wajah sedih.
"Apa itu?" Sean sungguh tidak tahu. Lalu Papa Damian dengan segera menjelaskan semuanya. Semua merasa sangat iba kepada Jessi. Apalagi Sean. Merasa sangat sedih mendengar kekasih hatinya sakit seperti itu.
"Sayang cepatlah sembuh, kita akan bermain lagi dan memulai cerita kita lagi sayang!" sean menatap Jessi dengan penuh kasih sayang.
Tanpa terasa malampun tiba. Kini Mama Erika di antar Selo untuk mengambil beberapa baju Jessi di hotel. Karena Selo yang tahu koper Jessi. Itu menjadi kesempatan untuk Sean bisa bersama dengan Jessi berdua saja. Jessi sudah bangun dan dia sudah tidak terlalu kesakitan lagi. Saat Jessi membuka mata. Dia melihat sosok Sean sedang menemaninya.
Hati Jessi begitu hangat ketika ada seseorang yang setia menemani dirinya saat dia sedang sakit seperti itu.
"Sayang, kamu sudah bangun?" Sean tersenyum dengan manis. Melihat sang kekasih terbangun.
"Kak, aku kenapa?" Tanya Jessi.
"Kamu tadi pingsan sayang."
"Benarkah?"
"Iya sayang." Sean mengelus rambut Jessi dengan lembut dan mengecup kening sang kekasih.
"Kak peluk aku!" ucap Jessi dengan mata yang berkaca-kaca.
"Dengan senang hati." lalu Sean memeluk Jessi yang merasa begitu ketakutan. Jessi takut jika dirinya mengidap penyakit yang parah. Pasalnya dia belum pernah pingsan sama sekali.
Sean memeluk tubuh sang kekasih dengan erat. Tetapi sean lalu beranjak dan melepaskan pelukannya. Sean beranjak dan pergi ke dekat pintu. Sean mengunci pintu dengan cepat. Lalu dia kembali mendekati sang kekasih hati.
Bersambung