webnovel

Murni Bertunangan

Mbo Minah kebingungan. Surat dari Richman tergeletak di atas kasur. Sementara Murni tak kuasa bicara tangannya dingin memeluk bantal. Dalam suratnya Richman menuliskan akan melamar Murni didampingi oleh H Ahmad minggu depan.

Surat itu dilampiri dengan uang tunai 10 juta untuk membiayaan yang diperlukan. Mbo Minah menatap uang itu. Dia tdk pernah melihat uang sebanyak itu. Lagian uang sebanyak itu untuk apa.

"Mbo", suara Murni bergetar. Murni mengeluarkan kunci dari dalam dompetnya. "Apa ini? tanya Mbo Minah heran. " Richi bilang rumah di darat itu untukku", Murni menunduk malu.

"Rumah yang mana", Mbo Minah bingung. Tiba-tiba ia ingat sesuatu. Tangannya menunjuk keatas. Murni mengangguk. "Yang itu!? mata mbo Minah terbuka lebar . "Rumah yang dibicarakan orang-orang itu". Murni mengangguk lagi.

"Untuknu dari Richi.... Ya Tuhan. Murni !". Mbo Minah memeluk murni. Mereka bertangis tangisan. Mbo Minah mengusap rambut Murni. Beruntungnya anak ini. "Aku percaya Richman mampu membuatmu bahagia'.

Tiba-tiba semua yang telah dilewati anak ini tidak ada apa-apanya. Semua duka selama bertahun-tahun sirna dalam seketika.

Mbo Minah tidak tahu sejak kapan mereka berdua jadi dekat.Tapi ia bisa menduga 2 anak muda ini sudah lama saling suka. Ah mataku buta!

Esok harinya mbo Minah menemui Bu Mega. Hanya dia yang bisa mengerti keadaannya.

Bu Mega dengan cepat bertindak. Melakukan persiapan dan membeli segala keperluan. Segalanya sudah diserahkannya ke Bu Mega. Dia sudah tak mampu berfikir lagi. Bu Mega dan suaminya mencari tukang untuk membersihkan dan memperbaiki rakit itu. Mengecatnya sehinga menjadi indah.

Memesan catering. Memanggil penjahit untuk membuat kebaya Marni. Menyewa tenda, membeli karpet.

Pokoknya Mereka menjadi sangat sibuk.

Warung nasi mbo Minah tutup selama beberapa hari ini. Para pelanggan yang datang pulang dengan kecewa

Kesibukan mereka menimbulkan tanda tanya tetangganya. Setelah persiapan sudah mantap mbo Minah berkunjung sendiri ke tetangga terdekatnya tentang maksud dan tujuannya mengundang mereka di acara lamaran Keponakannya Murni. Mbo Minah tidak menyebutkan dengan siapa Murni bertunangan.

Meski mbo membatasi

undangannya. Tapi berita Murni akan bertunangan menggemparkan bak api membakar rumput kering.

Para pemuda patah hati. Para gadis menarik nafas lega, meski hati mereka penasaran siapa yang melamar Murni. Jangan - jangan.....

Rombongan H Ahmad dari Samarinda tiba , mereka berjumlah 20 orang. Berpakaian kutai lengkap dengan hantaran lamaran.

Para tamu undangan terkejut kalau yang melamar adalah H Ahmad. Mereka menduga H Ahmad melamar Murni untuk putranya. Rudi. Dalam hati mereka menyesalkan nasib baik Murni. Jadi menantu orang kaya. Tetapi dugaan mereka keliru. Bukan Rudi yang melamar tapi Richman anak angkatnya.

****

Para tamu duduk di hamparan karpet yang masih baru. Rakit telah di hias dengan banyak bunga-bunga cantik, sehingga menjadi sedap di pandang mata. Diantara tamu yang hadir ada pak camat, Angga, teman-teman Murni di PKBM, Sandra dan adiknya Yunita, Hj Faridah pemilik toko emas, dan tetangga sekitar rakit.

Sementara dari Samarinda Haji Ahmad duduk berdampingan dengan istri dan putrinya serta seorang pemuda tampan dan gagah yang mereka sangka suami anaknya.

Ibu Mega memberikan sambutan mewakili mempelai wanita. Selanjutnya Haji Ahmad memberikan sambutan mewakili mempelai pria. H Ahmad menyampaikan lamaran Richman kepada Murni. Para tamu tetangga berbisik. Ternyata bukan Rudi anaknya. tetapi Richman anak angkatnya. Untunglah fikir mereka berkata dalam hati. Mereka tidak rela Murni mendapatkan jodoh yang lebih baik. Mereka sudah tahu semua tentang Richman pemuda yatim piatu. Penampilannya saja seperti orang tak mandi seminggu. Lelaki lusuh dan kumal, seperti preman pasar. Meski anak angkat orang kaya. Tetapi anak angkat orang kaya tidak sama dengan anak orang kaya.

Haji Ahmad sangat bangga dengan Richman anak yang dibesarkan telah tumbuh dewasa berani dan gagah. Para tamu yang tidak suka dengan Murni saling pandang.

Pada dasarnya para tamu ini di undang mbo Minah memang mereka yang selama ini selalu bergunjing di belakangnya baiknya hanya di muka. Mbo Minah sengaja mengundang mereka agar matanya terbuka. Hingga menyesal pada akhirnya. Tapi mereka saling lirik dan tersenyum meremehkan. Richman gagah. Gagah darimana. Dari Hongkong.

Haji Ahmad memberikan sambutan dengan penuh bangga dan bahagia, hingga meneteskan airmata.

Dia bercerita tentang anak angkatnya kegigihan, kerjakerasnya patut diteladani. Kemudian dia meminta Richman berdiri disisinya. Richman yang selama acara ini cuma diam dan mendengarkan bisik-bisik mereka yang menghina Murni dan dirinya. Richman bangkit berdiri. Para wanita tamu undangan itu terkejut setengah mati. Wajah mereka berubah dari kuning, merah hingga pucat pasi.

Pemuda tampan dan gagah itu adalah Richman. Mengapa bisa. Dia berubah sedemikian rupa. Richman sangat tampan. Andai saja mereka tahu kalau Richman seganteng ini mereka rela berebut dengan siapa saja. Bahkan dengan Murni yang memang saingan mereka.

Selanjutnya pihak calon istri Richman di perlihatkan. Mbo Minah keluar membawa Murni.

Haji Ahmad terkejut melihat Murni. Gadis ini sangat cantik. Bahkan teramat cantik. Andai dia tahu Murni secantik ini dia akan lamarkan lebih dulu untuk Rudi anaknya, sebelum di lamar Richman.

Barangkali bila ada yang bisa membaca raut wajah pasti bisa memaknai ucapan Haji Ahmad berbanding terbalik dari isi hatinya.

Dia tidak sungguh-sungguh menyayangi Ricman. Kalau dia sayang dengan Richman mengapa Richman dibiarkan bekerja sejak usia 13 tahun, dan memberikan pendidikan hanya sampai SMP sedangkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.

Bisa dikatakan dia memanfaatkan Richman kalau tidak begitu mengapa Rudi selalu foya-foya sedangkan Richman bekerja keras dengan gaji bulanan dan bonus tahunan. Begitulah ketulusan yang dimiliki H Ahmad yang masih mencari keuntungan.

Tanggal pernikahan sudah ditetapkan yakni minggu ketiga setelah bulan haji. Kedua belah pihak sudah mencapai kesepakatan. Para tetua dari kedua belah pihak kemudian menyandingkan kedua calon mempelai duduk betatai¹, Richman didampingi Hj Laila istri H Ahmad dan Murni di dampingi mbo Minah. Kedua calon mempelai sangat serasi cantik dan gagah, keduanya menunjukkan ekpresi malu-malu bahagia.

Dari pihak mempelai pria Hj Laila menyerahkan tanda mata pertalian² yang bermakna keseriusan mereka kepada pihak wanita mbo Minah, berupa dua buah kotak yang di bungkus dengan kertas kado berwana merah di atas baki warna emas. Mbo Minah menerima tanda pertalian itu dengan bahagia. Mbo Minah menyerahkan tanda mata itu kepada ibu Mega untuk disimpan. Ketika tanda mata itu akan dibawa kedalam kamar untuk di simpan, salah satu undangan bersuara agar tanda mata itu dibuka untuk dilihat bersama apa isinya . Hal ini di dukung pula oleh undangan yang lain, agar kotak itu dibuka. Karena menurut adat kebiasaan tanda pertalian harus diperlihatkan. Di samping itu pula mereka penasaran dengan isi kotak itu. Jangan-jangan kosong fikir mereka di dalam hati.

Ibu Mega terlihat ragu-ragu dan menatap hj Laila dan mbo Minah secara bergantian meminta persetujuan. Hj Laila mengangguk memberi isyarat setuju, sebagaimana yang lain hj Laila juga penasaran karena dia tidak tahu isi kotak-kotak itu. Richman tidak menjelaskan apa yang bisa diberikannya kepada pihak perempuan dan hj Laila enggan bertanya, jadi menurut hj Laila terserahlah meski yang di berikan itu tidak bernilai tidak berpengaruh baginya, toh Richman bukan anaknya jadi tidak perlu malu bila barang yang diberikan ternyata tidak berharga. Disini Hj Laila kesalahannya andai dia tau pastilah dia nanti takkan malu. Sementara mbo Minah memberikan anggukan ragu tak berdaya. Baginya apapun yang diberikan Richman bararti sekali baginya. Karena Richman anak angkat kesayangannya.

Ibu Mega membuka kotak pertama di saksikan keingintahuan dari para undangan.

Semua mata berusaha untuk melihat dengan pasti dan saling meninggikan kepala agar bisa melihat dengan jelas, sehingga tamu yang lain ada berteriak, Lindung! Lindung! dan meminta orang yang duduk didepan tidak mengangkat kepala mereka terlalu tinggi sehingga orang yang duduk di belakangnya bisa melihat juga.

Kertas Kado di robek-robek dan memperlihatkan isinya, ketika dibuka ternyata adalah kotak perhiasan warna merah pula.

lbu Mega membuka kotak merah itu isnya mengejutkan para hadirin semua. Satu set berlian yang besar dan indah. Ibu Mega mengangkat tinggi-tinggi kotak yang dipegangnya untuk diperlihatkan kepada para undangan. Hj Faridah mendekati kotak perhiasan itu dan menyentuhnya. Sekali sentuh saja dia sudah bisa memastikan bahwa perhiasan itu asli. Hj Faridah adalah pemilik toko perhiasaan dan ahli permata.

Hj Laila terkejut tak percaya Richman mampu membelikan calon istrinya barang mahal dan berharga yang nilainya ratusan juta. Dia sendiri tidak memiliki perhiasan sebagus itu.

Hj Laila menatap suaminya dengan tajam mengintimidasi lewat pandangan. H Ahmad menunjukkan rasa bersalah dan wajah melas seperti memohon pengampunan.

Disini terlihat dalam keluarga ini siapa yang mendominasi. Yang pasti sekembali mereka nanti H Ahmad wajib memberikan perhiasan serupa.

Hj Faridah memakaikan 1 set berlian itu ke Murni. Di mulai dari cincin, gelang, kalung dan giwang³. Hj Faridah bertindak tanpa diminta, karena kalau masalah perhiasaan jangan diberikan orang lain karena dialah ahlinya. Sebelum di kenakan ke Murni, hj Faridah melepas terlebih dahulu perhiasan yang dikenakan Murni, perhiasan itu palsu semua, milik penata rias.

Dengan perhiasan berlian asli yang di pakainya Murni menjadi lebih bersinar kecantikannya dan memancarkan keanggunan yang luar bisa. Dia seperti istri saudagar kaya. Semua orang menjadi takjub. Sesaat ruangan itu sepi lalu ramai kembali dengan kicauan para undangan.

Setelah selesai memasangkan perhiasan kepada Murni oleh Hj Faridah. Dilanjutkan dengan membuka kotak yang lebih kecil.

Kondisi rakit goyang karena jumlah orang yang naik diatasnya melebihi kapasitas. Hawa panas terik menembus tenda. Mbo Minah hanya mengundang 10 orang tetapi kemudian jumlahnya bertambah hingga 30 orang.

Tamu tak di undang ini datang karena tertarik dengan keramaian di warung mbo Minah.

Sebagian besar datang karena penasaran dengan siapa Murni bertunangan. Mereka berdiri dan berdesak-desakan di depan pintu dan jendela warung yang memang terbuka lebar.

Acara pertunangan yang seharusnya sederhana dan khidmad berubah menjadi ramai seperti tontonan gratis dan menghibur.

Para tamu yang tak sabar ingin tahu isi kotak kecil sudah membuat kegaduhan. Hingga pak camat dan H Rahman berdiri menenangkan para tamu yang berdesak-desakan diluar rumah. Mereka serempak berteriak "Huuuuu!" ketika diminta duduk tenang.

Bu Mega mulai membuka kertas pembungkus kotak. Ia berpura-pura ingin memasukkan kotak itu kedalam tasnya, sehingga menyebabkan para tamu berteriak. Huuuuu! tetapi kemudian tertawa setelah bu Mega mengeluarkan lagi kotak kubus hitam kecil itu dari dalam tasnya. Kotak hitam seperti kotak jam tangan. Ya karena memang kotak jam tangan.

Para undangan mengira isinya jam tangan, sebagai pelengkap perhiasaan sebelumnya. Tetapi mereka keliru, isinya adalah KUNCI.

Wajah para undangan di penuhi tanda tanya. Bu Mega mengangkat kunci tersebut keatas tinggi-tinggi. "Huuu!!! teriak mereka serempak lagi.

Sebagian besar datang karena penasaran dengan siapa Murni bertunangan.

Semua mata memandang Richman seperti meminta penjelasam. Richman yang duduk gagah di sisi Murni berdiri, "itu kunci rumah!" Suara Richman berwibawa. Semua yang hadir terdiam. Richman memang jarang bersuara, tetapi dengan penampilannya sekarang Richman dan suaranya tegasnya tadi memancarkan aura kepemimpinannya membuat tamu undangan menjadi segan. Dia bukan Richman dulu yang tidak dipandang sebelah matapun.

Melihat tamu terdiam dan menunggu kalimat selanjutnya dengan mulut melongo.

"Kunci rumah di darat hadiah untuk calon istriku", kata Richman dan berbalik melihat Murni yang gugup mendengar ucapannya.

Seketika ruangan itu gempar. Mereka tak menyangka.

Rumah besar itu milik Richman dan dihadiahkan untuk Murni. Mereka tak mengira Richman sekaya itu. Beruntung sekali Murni mendapatkan Richman.

Para wanita yang tadi menjelek-jelekkan Richman menjadi menyesal. Andai mereka tahu Kalau Richman....aahhhh. Penyesalan tergambar dengan jelas di wajah mereka.

Akan halnya H Ahmad dan istrinya Hj Laila kebingungan. Mereka tidak mengerti apa yang dibicarakan orang-orang di sekitatnya. Rumah di darat. Ada apa dengan rumah itu. Richman punya rumah?.

Mereka berdua selama ini tidak tahu banyak dengan anak itu. Meskipun Richman anak angkatnya tetapi Richman memang tidak banyak bicara.

H Ahmad menutup acara dengan doa. Para tamu berpamitan. H Ahmad dan keluarga langsung pulang ke Samarinda. Sementara Ricman bertahan. Banyak hal yang ingin dibicarakannya dengan mbo Minah dan Murni tentang rencananya ke depan.

_______

¹ duduk bersanding layaknya pengantin

² pertunangan

³ perhiasan utk telinga / anting - anting

次の章へ