webnovel

Langkah Pertama

"Kau tidak usah khawatir, Yunsoul. Aku baik-baik saja," jawabnya berbohong. Padahal Youngjoo merasakan amat sakit pada kakinya.

"Hey! Jangan dikerubungi seperti itu!" Guru Jo, guru olahraga, memperingatkan. Murid-murid perempuan pun memberi jarak untuk Youngjoo. Guru Jo mendekatinya dan memeriksa kaki Youngjoo. "Kau terkilir. Sebaiknya segera ke UKS."

Yunsoul pun berinsiatif membantu Youngjoo yang mau berdiri, "Biar aku saja yang mengantarnya, Guru."

"Tidak! Kau harus tetap bermain," sergah langsung Guru Jo. Kemudian guru olahraga itu melihat murid-murid laki-laki yang duduk di pinggir lapangan.

"Hey, Kau!" serunya pada salah satu dari murid-murid laki-laki. "Doyoung, kemari!" panggil Guru Jo.

Doyoung langsung berlari menghampiri Guru Jo yang tengah berada di lapangan bersama Youngjoo dan murid perempuan lainnya. "Bawa dia ke UKS!" Guru Jo memberi perintah dan membuat kaget Doyoung, juga yang lainnya.

"Apa?" ucap Doyoung.

"Cepat bawa Youngjoo ke UKS. Dia harus segera ditangani di sana," jelas Guru Jo.

Doyoung pun menuruti perintah Guru Jo walaupun dengan agak terpaksa. Dia duduk berjongkok di depan Youngjoo. Guru Jo dan Yunsoul pun membantu Youngjoo berdiri lalu menaikkannya ke punggung Doyoung. Kedua tangan Youngjoo melingkari bahu Doyoung, sedangkan kedua tangan Doyoung menahan kedua kaki Youngjoo.

Doyoung berjalan mengendong Youngjoo meninggalkan lapangan. Semua orang melihat mereka berdua. Para murid perempuan lagi-lagi menatap iri, namun kali ini pada Youngjoo.

"Beruntung sekali Youngjoo," ujar salah satu dari mereka.

"Iya, aku jadi mau sakit seperti itu lalu Doyoung akan mengendongku," sahut salah satu murid perempuan.

Guru Jo bertolak pinggang, "Apa yang kalian lakukan? Kembali bermain!" ucapnya tegas dan sukses membuat murid-murid perempuan itu kembali pada posisinya, kecuali Yunsoul.

"Guru Jo, aku ingin ke UKS. Pasti Youngjoo membutuhkan bantuanku."

"Tidak! Kembali bermain!" tegas Guru Jo. Yunsoul kecewa mendengarnya. Ia pun dengan malas kembali bermain basket.

Sementara itu, Youngjoo sebenarnya merasa tidak enak pada Doyoung karena laki-laki itu harus mengendongnya dan membawanya ke UKS. Sepanjang perjalanan menuju ruang UKS mereka saling diam.

"Oh! Kau kenapa?" Guru Kim yang sedang berjaga bertanya pada dua murid yang baru masuk ke ruang UKS. Guru itu melihat kaget ke arah Doyoung yang mengendong Youngjoo.

"Dia terjatuh saat bermain basket," jawab Doyoung.

Youngjoo dibaringkan di ranjang UKS. Guru Kim memeriksa kaki Youngjoo kemudian membalutnya di sekitar pergelangan kaki Youngjoo. "Jangan dipaksakan berlari atau berjalan cepat, kalau tidak, sakitnya akan bertambah parah," tutur Guru Kim setelah mengobati kaki Youngjoo. "Sebaiknya kau istirahat dulu di sini," sambungnya.

Youngjoo mengangguk, "Terima kasih, Guru Kim."

Guru Kim pun meninggalkan Youngjoo. Doyoung masih berdiri di samping ranjang. Memperhatikan raut wajah Youngjoo yang mengekspresikan sakit yang ditahannya.

"Kau istirahatlah, aku akan kembali ke lapangan."

Doyoung hendak pergi, namun dicegah.

"Tunggu!"

Wajah Youngjoo jadi heran. Merasakan hal aneh saat memegang tangan pemuda itu. Doyoung juga tampak kaget karena ada yang memegang tangannya. Dia langsung menepis tangan Youngjoo.

"Apa lagi?" Doyoung bertanya dingin. Ia melihat Youngjoo yang terheran.

"Kau demam?"

Youngjoo merasakan tangan Doyoung sangat hangat tadi. Benar-benar hangat.

Doyoung tidak mengerti, "Tidak. Aku tidak demam."

"Tapi... tanganmu sangat hangat. Benar-benar hangat. Hampir aku merasa kalau tanganmu panas" Youngjoo bingung menjelaskannya. "Maaf, sudah membuatmu terbebani tadi. Padahal kau sedang sakit," imbuhnya kali ini dengan nada sesal.

Doyoung mengerutkan dahinya. "Aku tidak sedang sakit. Sudahlah kau istirahat saja." Ia pun meninggalkan Youngjoo yang masih terlihat kebingungan. Youngjoo yakin dia merasakan tangan Doyoung super hangat. Bahkan, sangat berbeda dengan suhu tubuh normal.

"Apa aku salah?"

***

Malam harinya...

Yunsoul dan Hansol pergi mengikuti seseorang yang sering bersama almarhum kakaknya Seunghee. Hal itu dilakukan mereka untuk mendapatkan informasi. Seunghee mengatakan kalau kakaknya sering bersama seorang laki-laki yang kini sedang dipantau oleh mereka berdua. Seunghee menyakini kalau teman kakaknya itu tahu tentang maksud sebuah gambar.

Laki-laki itu masuk ke mobil dan melajukannya. Hansol ikut melajukan mobilnya mengikuti mobil itu. Laki-laki tersebut entah akan pergi ke mana, Hansol terus mengikutinya dengan hati-hati sehingga tidak menimbulkan curiga.

"Aku baru pertama kali ke daerah ini." Yunsoul menyadari kalau daerah yang dimasukinya kini bisa dikatakan cukup sepi meskipun waktu baru menunjukkan pukul 8 malam. Tidak ada gedung-gedung menjulang. Yang ada beberapa gedung tidak terlalu tinggi berjajar berjauhan.

Hansol juga memperhatikan keadaan sekitarnya dari dalam mobil, "Ini adalah daerah pinggiran kota. Untuk apa dia kemari?"

"Entahlah yang pasti kita harus menemui orang itu."

"Kita jangan gegabah. Bisa saja dia berbahaya." Hansol mengingatkan.

Mobil mereka berhenti seiring dengan diparkirnya mobil laki-laki itu di depan sebuah bangunan. Hansol juga memarkirkan mobilnya dari jarak cukup jauh dari orang itu. Namun, masih bisa memantaunya. Laki-laki berambut kecokelatan itu turun dari mobilnya dan memasuki bangunan tersebut.

"Ayo turun."

Yunsoul mengikuti Hansol di sampingnya. Sebuah bangunan berwarna abu-abu dengan pintu kaca. Berhati-hati Hansol dan Yunsoul pun memasuki bangunan itu. Terdapat tangga menuju ruangan bawah. Mereka melihat laki-laki itu sudah berada di ujung tangga. Hansol dan Yunsoul segera menuruni tangga, mengikuti laki-laki tersebut.

Sayup-sayup terdengar alunan musik ketika mereka hampir mendekati sebuah ruangan. "Klub malam?" Yunsoul terkaget karena dari luar tidak terlihat kalau ada sebuah diskotik di dalam gedung yang mereka masuki.

"Kurasa begitu," sahut Hansol.

Ternyata benar. Sesampainya di dalam, mereka langsung lampu yang bergerlapan dan suara musik yang memenuhi ruangan. Pandangan mereka diedarkan ke sekeliling mencari targetnya. Ruangan itu terbilang cukup luas dan terdiri dari dua lantai.

Beberapa perempuan berbaju minim melikuk-likukkan tubuhnya mengikuti alunan musik di atas panggung kecil. Banyak orang menari memenuhi bagian tengah ruangan. Ini pertama kalinya Yunsoul memasuki tempat yang dilarang dimasuki oleh pelajar sepertinya.

"Aku akan cari di sini dan kau cari di atas." Hansol memberi perintah.

Yunsoul mengiyakan. Sedikit kesulitan, Yunsoul menerobos orang-orang yang sedang menari. Ia menuju tangga untuk ke lantai atas. Banyaknya orang dan lampu-lampu yang bergemerlapan membuat mereka kesulitan mencari targetnya. Hansol berbaur ikut menari supaya orang-orang di sini tidak mencurigainya, tapi matanya terus mencari.

***

次の章へ