Akhirnya teman-teman bersiap. Tetapi rupanya ada sedikit syarat dari para pahlawan. Butterfly mendatangi villa Ermin.
"Teman-teman, rupanya kita hanya diperbolehkan membawa 4 perwakilan yang dapat dipercaya. Jadi, menurutku membawa Ermin dan Rheinalth sebagai ketua dan wakilnya adalah ide yang bagus. Tetapi masih ada 2 orang lagi yang dapat mengikuti pertemuan ini." Kata Butterfly.
"Ms. Butterfly.. aku adalah ketuanya.." keluh Rheinalth.
"Baiklah, siapa yang mau ikut?" Tanya Butterfly.
"Sebenarnya semuanya ingin sekali ikut, tetapi hanya diperbolehkan dua orang lagi.." kata Nera.
"Membawa Kurosa adalah ide yang buruk, kuakui itu." Kata Asuka.
"HOE?! ASUKA! KAMU JAHAT!" Tangis Kurosa seperti anak kecil.
"Yang dapat menyimpan rahasia..." kata Rheinalth sambil berpikir.
Rheinalth mengingat,
"Kita juga memerlukan seseorang yang cerdas." Kata Rheinalth.
"Oh? Bukannya kamu dan Ermin sudah cukup cerdas?" Tanya Butterfly.
"Yah... hanya rata-rata... tapi Albern dan Denzel dan Osamu, mereka bertiga sangatlah cerdas." Kata Rheinalth.
"Begitu.." jawab Butterfly.
"Tapi kita hanya bisa membawa 2 orang lagi." Kata Ermin.
"Benar... mungkin aku akan mengajak Albern saja? Albern, kamu tidak keberatan kan?" Tanya Rheinalth.
Albern mengangguk.
"Baiklah, Albern ikut, satu lagi.." kata Rheinalth.
"Yukina, karena Yukina pernah mengalami hal yang sama, membunuh orang-orang yang sangat dicintainya tanpa sengaja, dan itu membuat sedikit trauma, aku yakin peran Yukina akan sangat membantu I Made Arnawa." Kata Ermin.
"Benar juga... berarti sudah diputuskan ya!" Kata Butterfly bersemangat.
"Baik!" Jawab semuanya.
Lalu mereka berlima, termasuk Butterfly, menuju ke tempat pertemuan.
.
.
"Omong-omong... bisakah kalian menceritakan tentang Yukina? Maksudnya... masa lalunya?" Tanya Toshiko yang penasaran.
"Benar juga, aku juga belum mendengarnya." Kata Odelia.
"Aku sekarang merasa sangat menyesal karena telah berbuat kasar pada Yukina dan teman-temannya.." pikir Odelia.
.
"Baiklah, dahulu, Kurosa menemukan Yukina yang gila di dalam sel penjara, ia berusaha untuk membunuh dirinya. Sepertinya Kurosa mengetahui detailnya lebih dalam." Kata Asuka.
"Oh.. begitu.." jawab Toshiko sedih.
"HUUM? AMPAA?" Tanya Kurosa yang masih memakan seekor ayam yang sudah dimasak di dalam tanah? (Ayam betutu, maaf jika salah penjelasannya).
"Kurosa, coba ceritakan di mana kamu menemukan Yukina." Kata Asuka.
.
"Baimklahm." Jawab Kurosa. Lalu Kurosa menghabiskan ayam yang masih berada di dalam mulutnya.
"Dahulu, aku menemukannya di dalam penjara. Sebenarnya aku ke penjara dan menyusup untuk menyelamatkan ayahku yang dipenjara tanpa salah apapun, tetapi rupanya ia sudah tidak berada di sana, mungkin aku terlambat. Lalu di sanalah aku melihat Yukina, rupanya aku salah menembus dinding pertahanan, jujur saja pertahanan di sana lebih mudah dibobol oleh penjahat, tetapi sekarang sudah diperbarui. Yukina memintaku untuk membunuh dirinya. Tanpa disadari olehnya, Yukina juga menceritakan masa lalunya, di mana tanpa sengaja ia membunuh saudarinya, sebenarnya saudarinya masih hidup saat ini, tetapi entah di mana. Ia menikam teman-teman saudarinya dan membunuhnya. Semenjak itu ia panik, dan saat itu ayah Yukina datang. Yukina takut jika ia membunuh ayahnya, jadi ia melarikan diri hingga saat ini. Aku mulai memahaminya, aku pasti juga akan merasa sangat benci akan diriku jika aku membunuh ayahku tanpa sengaja. Tapi, membenci diri akan membuat orang-orang yang menyayangi kita sedih dan merasa bahwa cinta mereka pada kita sangatlah kurang. Aku berusaha untuk mengatakan bahwa itu bukanlah salahnya, tetapi ia tetap ingin membunuh dirinya. Akhirnya entah mengapa aku sudah lupa, aku menyadarkannya. Aku mengajaknya untuk masuk ke dalam Kannoya Academy, karena aku yakin ia bisa mengendalikan sihirnya di dalam Kannoya Academy. Jujur ia sangat berbakat dalam sihir, sepertinya itu karena ia sudah berlatih saat melarikan diri, mungkin pikirnya jika ia berlatih itu akan membuat dirinya bisa mengendalikan sihirnya, tetapi itu justru membuat sihirnya semakin kuat dan membunuh orang lain. Ia jadi trauma. Saat itu, karena ia melarikan diri, aku mengajaknya untuk menginap di rumahku, tetapi ia menolak. Singkatnya, sebuah serangan terjadi. Ia yang menyelamatkan kami, dan juga saat itu Ermin berubah menjadi naga, kamu tidak akan menduganya! Aku sudah agak lupa... banyak serangan terjadi karena semuanya tertarik dengan sihir Yukina. Pada serangan kedua, Yukina berhasil mengendalikan sihir ke-1, yah dia memiliki 4 sihir, lebih tepatnya 4 pedang karena ia adalah weaponly elemental 4 wind swords. Ini rumit, tapi biarlah nanti Denzel yang menjelaskan. Serangan ketiga terjadi, Yukina berhasil mengendalikan sihir ke-2. Lalu penyelamatan teman kita, ia berhasil mengendalikan sihir ke-3. Dan serangan ke-3, ia berhasil mengendalikan sihir ke-4. Akhirnya ia dapat mengendalikan semuanya. Ia merasa aman, hingga....
Kita mengalami serangan ke-5 yang sangat berat... Yukina merasa bersalah karena ia merasa ia tidak cukup kuat untuk melindungi teman-teman dan juga karena sihirnya yang unik yang membuat para penjahat ingin mencurinya. Tanpa disadari ia telah menyerahkan diri.
Lalu sampailah kita di sini! "Kata Kurosa.
"Begitu... panjang sekali.." kata Toshiko.
"Oh? Padahal sudah kusingkat!" Kata Kurosa.
"Begitu...." kata Odelia.
"Baik! Bagaimana kalau kita saling berbagi masa lalu?" Tanya Kurosa.
"Untuk apa?" Kejut Asuka.
"Tentu saja, untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya!" Kata Kurosa bahagia.
"Oh... baiklah.." jawab semuanya.
.
"Kalau masa laluku baik-baik saja sih.. tapi.." kata Asuka.
Asuka menunduk dan mengingat Alicia.
"Andaikan aku meluangkan waktu lebih untuk Alicia...." kata Asuka dengan nada pelan.
"Oh, siapa itu Alicia?" Tanya Toshiko.
"Eh? Kamu tidak tahu? Bukannya kalian satu sekolah?" Tanya Asuka.
"Hm... dia ada di kelas mana?" Tanya Odelia.
"Entahlah.. dia tidak pernah memberitahukannya." jawab Asuka.
"Bisa dilihat juga dari seragamnya. Itulah sebabnya warna seragam kita berbeda-beda, agar dapat membedakan kelas. Jika seragamnya didominasi dengan warna biru tua dan keabu-abuan, berarti ia berada di kelas A. Jika seragamnya didominasi dengan warna abu-abu dan putih, ia berada di kelas B atau C. Jika warna seragamnya didominasi dengan warna krem dan coklat, berarti ia berada di kelas D atau E. Jujur saja aku di kelas E." Kata Toshiko.
"Aku berada di kelas C, mungkin dahulu kalian mengira bahwa aku sangat kuat dari perkataan Toshiko. Tapi itu hanyalah bohong, karena saat itu aku dapat mengalahkan Toshiko, bukan berarti aku yang terkuat, entah mengapa pada saat itu Toshiko mengatakan hal itu.." kata Odelia.
"T-Tidak kok! Kamu adalah petarung yang baik!" Kata Toshiko.
".. terimakasih, Toshiko. Aku yakin kamu bisa menjadi lebih kuat lagi." Kata Odelia.
Mereka berdua saling tersenyum.
"Syukurlah... dahulu mereka bermusuhan.." pikir Nera.
"Kalau Albern ada di kelas A, dia cukup pandai tetapi ada yang lebih pandai." Kata Odelia.
"Kalau begitu... Alicia.. berada di kelas A?" Tanya Asuka.
"Waaah! Dia pasti hebat!" Seru Toshiko.
"Benar... sebenarnya dia telah menjadi pahlawan sebelum waktunya... sampai sekarang, hanya dialah pahlawan yang kukagumi." Kata Asuka.
"Benarkah? Loncat kelas?" Kejut Odelia.
"Apakah nama pahlawannya?" Tanya Toshiko.
Kurosa menelan ludahnya, Kurosa tahu bahwa Toshiko dan Odelia salah paham.
".... nama pahlawannya? Ia tidak memilikinya.." kata Asuka.
"A-Apa maksudnya?" Tanya Odelia.
"Ia hanya menyiapkannya, tetapi ia belum menggunakannya..." kata Asuka.
"Eh? Mengapa?" Tanya Toshiko.
"Teman-teman, sebenarnya..." kata Kurosa dengan nada sedih.
Odelia dan Toshiko sedikit kebingungan dengan nada bicara Kurosa yang tak biasa itu.
".... dia sudah tiada. Oleh karena itu Alanis School ditutup. Seharusnya Alanis School bangga memiliki seorang murid yang menyelamatkan satu kota." Kata Asuka.
"Benarkah?" Kejut Toshiko yang sangat terkagum.
"Sebentar... nama panjangnya siapa?" Tanya Odelia.
"Em.... Alicia Emilio." Kata Asuka.
"Bukannya dia adalah murid peringkat 1 terkuat dalam pertarungan?" Tanya Odelia.
"Benarkah? Alicia Emilio?" Kejut Toshiko.
Asuka juga terkejut mendengar hal itu, ia tidak pernah mendengar bahwa Alicia adalah murid peringkat 1.
"Ternyata Alicia Emilio... tentang berita dukanya, aku mengetahuinya...." kata Odelia dengan sedih.
"Benar... karena pemerintah menganggap bahwa murid peringkat 1 saja meninggal, apalagi murid-murid lainnya, jadi ia menutup sekolah kami demi keamanan." Kata Toshiko.
"Begitu.... kalian pasti rindu dengan sekolah kalian.." kata Asuka.
"Tentu rindu... tetapi berada dalam kekeluargaan Kannoya Academy lebih menyenangkan." Kata Toshiko.
"Benar... karena terbiasa dengan persaingan di dalam sekolah Alanis, aku jadi bertindak kasar, maaf. Karena jika seseorang marah, kefokusannya akan berkurang dan ia tidak dapat berpikir dengan jernih, dan dengan begitu aku telah membuka peluang untuk menaikkan peringkat." Kata Odelia.
"Begitu.. tak heran." Jawab Nera.
"Albern juga memakai cara itu. Sebenarnya aku mencuri cara itu dari Albern, karena ia telah membuatku marah sekali pada saat SD, sehingga aku mendapatkan nilai yang sangat rendah karena tidak bisa berkonsentrasi dan hatiku juga sakit. Sakit hati membuat susah untuk berfokus dan kemungkinan sakit akan lebih tinggi. Jadi aku sempat terkena penyakit demam jadi aku tertinggal pelajarannya.... duuh Albern benar-benar licik.." keluh Odelia.
"Ternyata persaingan di dalam Alanis School juga tinggi.... padahal mereka sekolah terbaik kedua, dan karena biasanya seseorang melihat peringkat dan semakin tinggi peringkat sekolah, maka semakin ketat persaingannya.... aku tak bisa membayangkan sebesar apa persaingan di dalam Kenichi Kitaro, sekolah peringkat pertama..." kata Alexa.
"Di sini persaingan paling rendah, tapi saling membantu, aku suka itu." Kata Odelia.
"Padahal dulu kamu membencinya.." kata Asuka sambil tersenyum.
Odelia segera bersujud,
"Maafkan aku, mungkin caraku meminta maaf kurang."
"Eeh?" Kejut Asuka.
"ASUKA! ASUKA JAHAT!" Seru Kurosa.
"Yah... tidak apa-apa, Odelia... maaf juga." Kata Asuka.
.
"Andaikan Alicia mengikuti turnamen, kita pasti menang." Kata Odelia.
"Benar juga.. sepertinya Alicia pada saat itu menolak... dan karena acara itu bersifat wajib, ia sengaja membuat dirinya demam. Dan saat akhirnya dipaksa, ia tidak tampil dengan maksimal. Ia sengaja melakukan hal itu, kenapa ya?" Tanya Toshiko.
"Tapi, meskipun tidak tampil dengan maksimal, ia tetaplah mengagumkan." Kata Odelia.
"Dan kudengar dahulu kepala sekolah Kenichi Kitaro akan mengeluarkan murid yang dianggap lemah... dan ia mengeluarkan salah satu murid karena kalah bertanding. Bukannya itu keterlaluan?" Tanya Toshiko.
"Tetapi kepala sekolahnya sekarang sudah diganti, mungkin di sana sudah damai lagi." Kata Odelia.
"Ya..." jawab Aerum.
.
"Sekarang giliranku, sepertinya kalian sudah tahu masa laluku pada saat aku menceritakan Yukina." Kata Kurosa.
"Ya.." jawab Odelia.
"Baiklah, kita skip saja pada..... juujuuuujuuuuuuuuu!" Kata Kurosa.
"Siapa itu jujuju?" Tanya Toshiko.
"Nah! Toshiko terkena jebakan! Jujujuuuuu! Jika aku berkata begitu, berarti siapapun yang berbicara setelah itu akan mendapat gilirannya!" Kata Kurosa.
"Oh, begitu.." jawab Toshiko malu-malu.
"Baiklah, ayo Toshiko!" Kata Kurosa.
"Yah, seperti yang kalian tahu, aku memang lemah.... semenjak ketiga adikku lahir dan sudah bersekolah, aku yang mengurus adik-adikku karena pekerjaan orangtuaku menjadi lebih berat untuk menghidupi 6 orang. Ibuku yang dahulu hanyalah ibu rumah tangga, mulai mencari pekerjaan dan menemukan sebuah pekerjaan yang cocok untuknya. Ayahku bekerja 3 kali lebih keras. Oleh karena itu, akulah yang mengurus adik-adikku. Semenjak itu aku sering kehilangan waktu bermain, berlatih, bahkan belajar. Jadi aku sangat sering menggunakan sistem kebut semalam atau belajar di sekolah detik-detik sebelum ulangan. PR dan tugas kukerjakan secepat mungkin di sekolah.
Aku sudah diancam tidak naik kelas karena nilaiku yang sangat rendah. Tapi, aku tetap harus mengurus adik-adikku. Aku tidak ingin menyusahkan ibu yang sepulang kerja harus mengurus kami semua. Akhirnya adik-adikku tumbuh dengan baik menurutku, hanya saja sihirnya yang kurang. Aku terkadang melatih mereka, tetapi seorang pelatih yang tidak pernah berlatih tidak dapat mengajar dengan baik..
Tapi, saat aku masuk SMA, pekerjaan orang tuaku menjadi lebih ringan, sehingga mereka bisa mengurus kami, tetapi aku tetap ingin mengurus adik-adikku. Hingga saat masuk sekolah Kannoya Academy, aku masih ingat akan adik-adikku. Begitulah... " kata Toshiko.
"Begitu.. mempunyai 3 adik pasti susah ya... hehehe... apalagi harus berebut makanan." Kata Kurosa.
"Duh! Makanan terus.." keluh Asuka.
"Tidak kok, aku yang memasak, jadi.." kata Toshiko.
"APA? KAMU BISA MASAK? SUDAHLAH! MENIKAHLAH DENGANKU!" Kata Kurosa.
"EEEEH?! YANG BENAR KAMU?!" Kejut Asuka.
Toshiko terdiam kebingungan.
"Tenang saja, dia memang begitu. Ia hanya ingin makanannya." Kata Nera.
.
"Masa laluku baik-baik saja. Hanya saja masa lalu Ardolph lebih rumit. Ardolph terkena bulian juga sama seperti Yukina. Tetapi aku tetap bermain dengannya, meskipun kami dijauhi, kami tidak peduli. Oleh karena itu, Ardolph terkejut saat Yukina dibully oleh saudaranya sendiri." Kata Nera.
"Masa laluku juga baik-baik saja." Kata Alexa.
"Kalau aku juga, tapi Lucianna memiliki masa lalu yang rumit." Kata Aerum.
"Benar juga..." jawab Alexa.
"Ia sangat suka dengan hujan, jadi ia sering sekali membuat hujan di mana-mana. Saat senang, ia membuat hujan berlangit putih, saat sedih ia juga membuat hujan berlangit abu-abu agar ia menjadi senang, saat marah ia menenangkan diri dengan membuat hujan deras, saat ketakutan ia menenangkan diri dengan hujan badai... tapi, karena hujan terus menerus, hujan, hujan, hujan, semuanya jadi menjauhi dia karena anak-anak tidak suka pada hujan. Ia hidup sendiri, tanpa teman. Dan setelah sering membuat hujan, ia menyadari bahwa saat ia mengubah cuaca, bencana terjadi di tempat lain, seperti kekeringan karena saat itu ia mengambil hujannya terus menerus. Dan kota itu jadi sering dilanda banjir karena hujan Lucianna. Semuanya mulai menyalahkan Lucianna, dan Lucianna mulai berpikir bahwa menyukai hujan adalah hal yang buruk. Ia menyadari hal itu pada saat SMP. Terkadang ia memiliki kebiasaan yang susah diubah, yaitu membuat hujan. Pada saat itu aku berada di sana, tempat pendaftaran sekolah baru Kannoya Academy. Lucianna membuat hujan, sehingga membasahi sebagian besar formulir. Seorang lelaki marah padanya dengan besar. Lucianna ingat bahwa ia mengambil hujan lagi. Lucianna menghentikan hujan itu dan membawa angin yang sangat menyegarkan sehingga mengeringkan formulir lelaki itu. Tapi formulir itu sudah luntur, lelaki itu memarahinya lagi. Aku mendatangi Lucianna, ia tampak kesepian jadi aku mendatanginya. Aku bertanya apakah ia yang membuat hujan, dengan sedih ia menjawab benar. Aku mulai terkagum dengannya, lalu dengan begitu aku memujinya dan semenjak itu kita berteman." Kata Aerum.
"Begitu... oleh karena itu Lucianna berusaha untuk tidak memakai sihirnya sesedikit apapun.." kata Alexa.
"Baiklah, selanjutnya jujujuuuuu!" Kata Kurosa.
Semuanya terdiam.
Hingga,
"Uhuk!"
"ODELIA KAMU TERBATUK!" Kata Kurosa.
"Woi! Bukan aku, itu suaramu yang berusaha untuk meniru suaraku." Kata Odelia.
"Ayolah!" Kata Kurosa.
"Baiklah.." jawab Odelia.
"Aku memiliki ayah, dia suka jadi gila karena sihirnya, itu semua karena tegangan listrik yang suka melebihi standar staminanya." Kata Odelia.
"Standar stamina?" Tanya Kurosa.
"Benar, jika kamu menyerap sihir terlalu banyak, kamu juga bisa terkena efek buruk. Standar stamina senilai dengan total stamina kalian. Penyerapan sihir beragam. Seperti jika kamu memiliki sihir yang sama, kamu bisa saling menyerap. Misalnya Rheinalth dan Ermin. Rheinalth dapat menggunakan air, begitu juga dengan Ermin. Jika mereka saling menyalurkan, ada yang namanya standar stamina. Penyaluran itu dapat memenuhi stamina yang terkuras, tapi jika melebihi total stamina kalian, itu tidak akan menambah total stamina kalian, justru bisa berakibat buruk seperti kegilaan sementara atau kelebihan berat badan ataupun kematian." Kata Odelia.
"Begitu.." kata Kurosa.
"Karena ayahku suka menyerap listrik dari stop kontak yang dimiliki di rumah, ia sering jadi gila karena kelebihan standar stamina. Oleh karena itu, aku berusaha mati-matian agar dapat meningkatkan total staminaku sebanyak mungkin sehingga aku tidak akan terkena efek buruk itu." Kata Odelia.
"Begitu.... sepertinya Kurosa pernah mengalaminya, ia jadi hiperaktif, tapi ia justru bertambah kuat." Kata Asuka.
"Benarkah?" Tanya Odelia.
"Ya, itu terjadi saat turnamen." Kata Asuka.
"Begitu..." jawab Odelia.
"Mungkin ada yang efeknya menguntungkan, ada yang merugikan, sepertinya itu tergantung pada setiap orang." Kata Nera.
"Jika sudah terbiasa kelebihan stamina, mungkin ia justru mendapatkan keuntungan." Kata Alexa.
"Begitu, jadi Kurosa sudah sering terkena kelebihan standar stamina dong?" Tanya Odelia.
"Mungkin.. dari kecil ia sudah pernah memakan 5 mangkuk ramen porsi super jumbo." Kata Asuka.
"Ehehe... habis rasanya enak." Kata Kurosa.
"Apa yang terjadi setelah itu?" Tanya Odelia.
"Sepertinya.... kata ibunya, ia jadi sempoyongan dan seperti orang mabuk.." kata Asuka.
"Astaga..." kejut Odelia.
"Mungkin sejak itu ia berlatih dan ia dapat menahan kerugian itu?" Tanya Toshiko.
"Atau staminanya yang terlalu boros, itu bisa jadi." Kata Odelia.
"Benar juga..." jawab Asuka.
"Kalau masa lalu Albern, kamu mengetahuinya Odelia?" Tanya Nera.
"Sepertinya, hanya sedikit." Kata Odelia.
"Albern 5 bersaudara. Seperti yang kalian dengar dari Toshiko, jika salah satu anaknya mendapatkan prestasi yang tinggi, ia akan mendapatkan apapun yang ia mau, jika terendah, ia tidak akan mendapatkan apapun yang ia mau. Albern selalu berprestasi tinggi, jadi adiknya meminta bantuan pada kakaknya itu agar menjadi lebih pintar dan kuat, adiknya juga meminta agar kakaknya mengerjakan PR nya, karena adiknya belum pernah mendapatkan prestasi yang bagus. Albern membantunya. Akhirnya, adiknya bisa melebihi Albern, tetapi itu semua dari kerja kerasnya. Adiknya berbuat curang, terkadang ia mengambil nilai-nilai milik Albern sehingga ia yang mendapatkan apapun yang ia mau. Albern merasa sangat dikhianati, ia sudah membantu, tetapi adiknya justru menjatuhkan kakaknya dengan mengadukannya atau mencuri nilainya. Berbuat baik juga diberi hadiah, dan berbuat jahat akan diberikan hukuman, yaitu, meskipun nilaimu bagus, kamu tidak akan mendapatkan apapun, satu kesalahan satu kehilangan kesempatan untuk dikabulkan permintaanya." Kata Odelia.
"Begitu... jadi ia tidak mau mempercayai siapapun.." kata Nera.
"Ya, dan lagi teman-temannya. Mereka meminta bantuannya, ia pikir bahwa teman-temannya berbeda dengan adiknya. Tapi justru lebih mengerikan. Teman-teman Albern berpura-pura untuk mengajak Albern untuk menyelamatkan seseorang, dan justru dengan sihir kuat Albern, teman-temannya menyalahgunakan sihirnya untuk mencuri. Albern terkejut, dan ialah yang tertangkap. Ayahnya tidak memberikan apapun lagi padanya. Jadi ia merasa kesal sekali." Kata Odelia.
"Begitu..." jawab Denzel.
"Omong-omong tentang Albern... apakah ia akan baik-baik saja pada pertemuan itu ya?" Tanya Nera.
Semuanya terdiam.
Odelia tersenyum,
"Jika memikirkan kepintaran Albern.... aku tidak ragu. Dia pasti akan baik-baik saja." Kata Odelia.