Hari keenam pun tiba. Mereka semua belajar bersama dengan baik.
Saat sekolah selesai, Kurosa mengajak mereka semua ke perpustakaan sekolah Kannoya Academy.
"Mungkin kita bisa menemukan hal yang menarik di sana!" Kata Kurosa.
Akhirnya mereka sampai di perpustakaan itu.
"Banyak sekali bukunya." Kejut Yukina.
"Namanya juga perpustakaan." Jawab Ardolph.
Kurosa segera mengelilingi perpustakaan itu.
"Lihat ini!" Kata Yukina.
"Itu adalah buku tentang sihir kuno, kebanyakan dari itu sihirnya sudah tidak ada." Kata Ardolph.
Yukina membuka buku itu.
"Sihir... pemakan sihir?" Tanya Yukina kebingungan.
"Ya, sihir itu masih ada. Tetapi sihir itu sudah jarang. Sihir itu lebih dikenal dengan nama 'magic eater'." Jawab Ardolph.
"Sihir... magic potion?" Tanya Yukina setelah membalik halaman berikutnya.
"Sihir ini sudah sangat jarang. Sihir pembuat ramuan. Sihir ini hanya bisa membuat ramuan, dan juga tidak secara instan. Kemungkinan sihir ini sudah tidak ada karena sihir ini tidak bisa berevolusi." Kata Ardolph.
"Sihir... sulap?" Tanya Yukina setelah membalik halaman berikutnya.
"Aku belum pernah dengar." Kata Ardolph.
"Hoho.." kata Kurosa.
"Kenapa Kurosa?" Tanya Karen yang mengelilingi perpustakaan bersamanya.
"Tidak apa-apa." Kata Kurosa.
Kurosa melihat-lihat buku-buku yang berada di dalam rak. Hingga ia tak sengaja membuka pintu rahasia yang selama ini ada di perpustakaan itu.
"WAAAAH! TEMAN-TEMAN!" Teriak Kurosa.
"Ada apa?" Kejut Yukina.
Mereka semua memasuki perpustakaan. Kurosa, Karen, Yukina, dan Ardolph.
Saat mereka memasukinya, mereka melihat ada rak buku yang kecil, dan hanya berisikan sedikit buku.
Dan di depan mereka, ada sebuah buku yang terletak di atas meja tersendiri.
"Buku apa ini?" Tanya Kurosa.
Ia melihat judul buku itu.
"Kannoya, the adventurer girl?" Tanya Yukina.
"Apa ini?" Tanya Ardolph.
"Buku ini sudah sangat tua.." kata Kurosa saat ia mulai membuka halaman pertama.
"Ya.. tulisannya pun mulai sedikit pudar." Kata Karen.
Kurosa melihat buku itu. Ia membaca sinopsis yang berada di cover belakang buku.
"Kannoya, gadis aneh yang suka bermimpi. Sejak kecil ia memang dijuluki aneh karena mimpi-mimpi yang ia mimpikan tidak ada yang masuk akal, dan mimpi-mimpi itu dianggap mustahil. Hingga suatu saat ia memasuki dark land untuk menyelamatkan seorang anak." Kata Kurosa.
"Entah mengapa sinopsisnya sedikit aneh." Kata Ardolph.
Kurosa membuka halaman pertama, disitu tertera tanda tangan sang pemilik buku itu.
"Tanda tangan siapa ini?" Tanya Kurosa.
"Entahlah.." kata Ardolph.
Yukina melihat ke arah rak kecil yang berisikan sedikit buku.
Yukina mengambil salah satu buku itu, yang berjudul 'Kannoya Academy'
Ia membuka halaman pertama, dan di situ ada beberapa gambar sketsa tentang gedung sekolah mereka.
"Apakah ini perencanaan pertama?" Tanya Yukina dalam hati.
Karena buku itu sangat tipis, ia mengembalikan buku itu. Ia mengambil buku lainnya yang berjudul, 'Kannoya secret magic'. Buku ini jauh lebih tebal.
Ia membuka halaman pertama, di situ tertera logo Kannoya Academy yang berbentuk burung rajawali.
Ia membalikkan halaman berikutnya.
"Kannoya Unity.." kata Yukina.
"Eh.. Yukina? Apa yang kau katakan tadi?" Tanya Ardolph.
"Kannoya Unity." Kata Yukina sekali lagi.
"Apa itu?" Tanya Kurosa sambil berjalan ke arah Yukina.
"Sihir yang menggunakan semua sihir para murid Kannoya Academy. Bisa untuk menyerang, atau melindungi. Tetapi lebih biasa untuk menyerang." Kata Yukina membacakan isi buku itu.
"Aku tidak paham.." kata Kurosa.
"Begitu juga denganku." Kata Ardolph.
"Apalagi aku..." kata Yukina.
Yukina membalikkan halaman berikutnya.
"Kannoya Love?" Tanya Yukina.
"Sihir yang mempersatukan kekuatan sebuah pasangan." Kata Kurosa membacakan isi buku itu.
"Hm.." kata Yukina.
Yukina membalikkan halaman berikutnya,
"Entah mengapa ini kosong." Kata Yukina.
"Mungkin pudar?" Tanya Kurosa.
Yukina membalikkan halaman berikutnya.
"Masih kosong.." kata Yukina.
"Berarti antara itu sudah pudar, atau memang kosong." Kata Ardolph.
Akhirnya mereka mengakhiri kegiatan mereka di dalam perpustakaan kecil rahasia itu. Mereka kembali menutup pintu rahasia itu.