Kenapa Han Jingnian tiba-tiba pulang?
Ketika Xia Wanan masih berpikir, dia mendengar suara langkah kaki di luar ruang makan.
Xia Wanan tidak mau berpikir terlalu jauh. Dengan segera dia mengulurkan tangan untuk mengambil sup yang ditaruh di seberang meja dan meminum setengah isinya. Setelah melihat tidak ada jejak kalau Xia Wanan selalu memasak makanan untuk dua orang, dia segera mengembalikan mangkuk ke meja.
Tepat setelah Xia Wanan meletakkan mangkuknya, Han Jingnian muncul di pintu masuk ruang makan.
Xia Wanan baru saja akan berbalik untuk melihat Han Jingnian. Namun tiba-tiba dia melihat ada beberapa kata-kata yang ditulis menggunakan kaldu di atas meja masih belum kering, dan samar-samar tulisan itu masih bisa dibaca. Kemudian Xia Wanan mengangkat tangan dengan panik dan menghapus kata-kata yang terbuat dari kaldu itu. Dengan tatapan khawatir ketahuan, Xia Wanan segera menunjukkan senyum tenang dan menghadap ke arah Han Jingnian yang sudah masuk ke ruang makan. "Kau pulang?"
Han Jingnian hanya menjawab, "Ya," kemudian tatapannya langsung mengarah ke atas meja.
Han Jingnian melihat ketika Xia Wanan menghapus sesuatu di atas meja dengan terburu-buru. Xia Wanan seperti sedang menyembunyikan sesuatu, tapi Han Jingnian tidak melihat apa-apa di atas meja, kecuali beberapa noda minyak.
Selain itu hanya ada sup yang tinggal separuh mangkuk yang Xia Wanan minum. Tampaknya Xia Wanan menulis satu kata menggunakan sup, yaitu 'Wei'?
Tapi Xia Wanan juga sangat aneh. Kenapa dia memakai dua mangkuk dan sumpit saat makan sendirian?
Xia Wanan yang menyadari kalau Han Jingnian sedang melihat dua mangkuk dan dua pasang sumpit di atas meja, langsung berkata, "Ada sepasang sumpit yang jatuh ke lantai tadi."
Setelah jeda sebentar, Xia Wanan berkata lagi, "Umm, apa kau sudah makan malam? Apa kau mau—"
Belum sempat Xia Wanan selesai bicara, Han Jingnian menyela dengan nada sedatar biasanya, "Aku sudah makan."
"Oh, kalau begitu aku pergi membersihkan ini dulu." Xia Wanan berkata sambil melihat ke atas meja dengan tatapan kecewa.
Setelah menuangkan segelas air, Han Jingnian pergi ke ruang baca.
Selesai membersihkan peralatan makan, Xia Wanan membaca buku sebentar lalu pergi ke kamar tidurnya.
Xia Wanan melihat jam yang masih belum terlalu larut, sehingga dia berpikir Han Jingnian tidak mungkin masuk ke kamar untuk sementara waktu. Setelah mandi, Xia Wanan duduk di tempat tidur dan berusaha keras untuk mengoles obat yang diberikan dokter Xie ke punggungnya.
Dia baru saja selesai mengoles bahu kirinya saat tiba-tiba pintu kamar didorong terbuka, lalu Han Jingnian berjalan masuk.
Meskipun Han Jingnian dan Xia Wanan sudah pernah berhubungan badan, tetapi sekarang tubuh Xia Wanan masih dalam balutan jubah mandi.
Xia Wanan bersiap pergi ke kamar mandi untuk kembali mengoleskan obatnya. Namun ketika dia baru saja bediri, Han Jingnian menghentikannya.
Han Jingnian tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya langsung mengambil obat salep yang yang berada di tangan Xia Wanan, lalu menyuruh Xia Wanan duduk kembali di atas tempat tidur dan melepaskan jubah mandinya. Setelah itu Han Jingnian mengoleskan obat salep ke punggung Xia Wanan.
Xia Wanan begitu gugup hingga membuatnya tidak berani bernapas. Suasana di dalam kamar sangat sunyi dan hanya aroma obat herbal yang mengelilingi keduanya.
Tidak lama kemudian, Han Jingnian selesai mengoleskan obat, namun ujung jari Han Jingnian masih tetap berada di pinggang Xia Wanan, tidak menunjukan tanda-tanda kalau dia akan memindahkan jarinya. Xia Wanan samar-samar menebak pesan yang diungkapkan oleh jari Han Jingnian. Tepat ketika Xia Wanan berpikir untuk bisa lepas dari suasana yang canggung ini, tiba-tiba Han Jingnian yang duduk di belakangnya langsung berdiri dan pergi ke kamar mandi.
Begitu Han Jingnian keluar dari kamar mandi, Xia Wanan sudah mengenakan piyama dan berbaring di tempat tidur.
Dalam dua tahun terakhir, Han Jingnian sangat jarang pulang. Setiap kali pulang, dia pasti menyetubuhi Xia Wanan. Xia Wanan berpikir kalau malam ini pun akan sama seperti malam ketika Han Jingnian pulang. Tapi Xia Wanan tidak mengira kalau ternyata setelah Han Jingnian berbaring, dia langsung menutup matanya selayaknya orang tidur.
Xia Wanan masih tidak menyangka kalau Han Jingnian langsung tidur. Dia lalu menoleh ke arah Han Jingnian. Apa Han Jingnian hanya sekadar pulang untuk istirahat?