"Kenapa harus tutup sekarang?"
"Kami masih belum puas menonton."
Mereka terlalu asyik menonton Fang Qi yang sedang memainkan game The Legend of Sword and Fairy, sampai tidak menyadari kalau warnet sudah mau tutup.
Mereka mau tak mau harus pulang.
Mereka keluar sambil menyaksikan Fang Qi menutup pintu, lalu berpamitan. "Aku jadi ingin sekali menghancurkan warnet ini!" Seru An Cheng.
"Silakan!" Maki Ouyang Cheng lalu tertawa terbahak-bahak, kemudian berjalan pulang.
"Besok aku akan datang lagi." Ujar An Cheng.
"Nona Nalan, aku harap kita bisa menontonnya lebih lama lagi." Ujar Lan Yan saat berjalan keluar. "Pemilik warnet bodoh itu selalu menutup tokonya!"
"Hmm." Nalan Mingxue hanya berhedem singkat, lalu mengangguk dan berkata, "Haruskah besok kita datang lebih awal?"
"Pedang kekaisaran datang bersama dengan angin, membasmi kejahatan dari langit dan bumi. Aku akan berbahagia jika aku memiliki anggur, dan akan menjadi gila jika tidak memiliki anggur. Aku akan meminum danau dan sungai, kemudian menelan matahari dan bulan. Aku adalah peminum yang memiliki pedang abadi, satu-satunya orang yang akan tetap berdiri setelah meminum ribuan gelas anggur!"
Di luar warnet, ada seseorang yang berpura-pura menjadi peminum yang memiliki pedang abadi. Ia menggerakkan kepalanya seraya membaca puisi seperti orang bijak.
"Gamenya luar biasa sekali!"
Mereka pun keluar dari warnet satu per satu. Meskipun warnetnya sudah ditutup, tapi Song Qingfeng dan lainnya masih antusias dengan game tersebut.
"Kira-kira siapakah peminum yang memiliki pedang abadi itu? Sehebat apa dia?" Mereka pun berdiskusi selama perjalanan pulang.
"Kenapa pemilik toko tidak membiarkan kita menonton?" Tanya Lin Shao sambil mengayunkan tinjunya ke udara, untuk melampiaskan rasa kesalnya. "Pedang kekaisarannya bisa terbang ke udara, benar-benar luar biasa."
"Ayo kita coba gamenya besok. Li Xiaoyao bisa terbang dalam mimpinya, kan?" Kata Xu Luo.
Beberapa dari mereka juga ada yang diusir dari warnet karena sudah waktunya untuk tutup.
Malam itu, jalanan menjadi ramai dengan para pemain yang baru pulang dari warnet Fang Qi.
Shen Qingqing memiliki pengendalian emosi yang baik, jadi ia mengalihkan topik pembicaraan, "Bagaimana kalau besok kita belajar teknik pengendalian pedang? Setelah kita pelajari, nanti kita bisa terbang bersama."
"Ide bagus." Kata Lan Yan yang terlihat bahagia. "Setelah semua orang bisa menguasai teknik pengendalian pedang, nanti kita bisa terbang ke luar kota bersama-sama."
"Aku juga mau." Ujar Ye Xiaoye yang segera bergabung dalam kelompok. Walaupun ia adalah kultivator, tapi ia tidak bisa mengendalikan perahu spiritual, apalagi terbang dengan pedang.
"Jangan lupakan aku!"
"Aku juga!"
...
"Kalau para prajurit bisa menguasai teknik pengendalian pedang, bukankah para kultivator akan semakin terancam?" Tanya An Cheng yang merasa cemas.
"Aku rasa tidak juga." Ujar An Huwei sambil menggelengkan kepalanya. "Meskipun para prajurit bisa menggunakan teknik pengendalian pedang, tapi mereka tetap kesulitan untuk mengontrolnya dengan baik. Jika mereka tidak dapat mengontrol dengan baik, mereka akan mendapatkan masalah saat terbang."
"Kultivator seperti kita, memiliki kemampuan terbang yang lebih baik daripada prajurit, sekalipun mereka menguasai teknik pengendalian pedang. Kita bisa mengubah perahu spiritual kita menjadi alat tempur saat menghadapi situasi yang berbahaya. Teknik spiritual seperti itu sudah dikembangkan oleh para kultivator selama berabad-abad sampai menjadi sempurna. Teknik tersebut tidak sebanding dengan teknik pengendalian pedang yang baru dipelajari oleh para prajurit."
"Benar apa kata paman An." Ujar Ouyang Chen yang kembali bersemangat.
"Kalau begitu..." Mereka saling melirik satu sama lain. "Ayo kita pelajari teknik pengendalian pedang besok pagi."
"Ayo!" Seru mereka sambil melakukan high-five.
"Tapi besok warnet tidak buka pukul 8 pagi, kan?" Keluh seseorang.
"Bagaimana kalau kita mencari cara agar warnet bisa buka lebih awal?"
Mereka pun saling berdiskusi sambil berjalan pulang.
...
Malam itu, tak ada satupun yang bisa tidur.
Saat ini, Song Qingfeng dan lainnya sudah berdiri di depan warnet Fang Qi, padahal sekarang masih pukul lima pagi, dan matahari baru terbit. Ada lingkaran hitam di bawah mata mereka.
"Bukankah kita datang terlalu awal?" Ujar Lin Shao sambil melirik pintu yang masih ditutup dengan sedih.
Shen Qingqing menguap dan muncul dari ujung jalan. Ia terkejut saat melihat Song Qingfeng dan lainnya. "Kenapa kalian datang pagi sekali?"
Meskipun bangun lebih awal itu baik, tapi bukankah sekarang terlalu pagi untuk pergi ke warnet?
"Apakah warnetnya tidak bisa buka lebih awal? Aku sama sekali tidak bisa tidur." Ujar Song Qingfeng yang merasa kesal.
Mereka tidak bisa tidur karena ingin segera mempelajari teknik pengendalian pedang, agar bisa segera bisa terbang ke angkasa.
An Huwei, An Cheng dan lainnya juga datang lebih awal.
"Kita pasti pelanggan pertama yang datang. Apakah warnetnya sudah buka?" Tanya An Cheng yang berjalan di paling depan. "Kalau belum buka, percuma saja kita datang pagi."
Ia belum selesai berbicara, tapi mereka sudah dikejutkan dengan banyaknya orang yang berkumpul di depan toko Fang Qi.
"Kenapa kalian datang pagi sekali?" Tanya An Cheng.
"Aku ingin segera bermain The Legend of Sword and Fairy agar bisa mempelajari teknik pengendalian pedang." Jawab Song Qingfeng. "Bukankah lebih baik kalau datang lebih awal?"
An Cheng kira, dirinya adalah pelanggan pertama yang datang, tapi ternyata sudah ada pelanggan lain yang datang.
"Lalu bagaimana caranya kita masuk?" Tanya Ouyang Cheng sambil menunjuk pintu warnet yang masih tertutup.
"Sepertinya pemilik warnet tidak akan membuka warnetnya sekarang." Ujar Nalan Mingxue dengan wajah datar, sambil berjalan menuju kerumunan tersebut.
"Kalau sudah tahu begitu, kenapa kamu datang juga?"
"Bukankah kita bisa memanggil pemilik warnet untuk bangun, dan membuka warnetnya?" Ujar Nalan Mingxue.
"..."
Jika sekarang sudah pukul tujuh lewat tidak apa-apa.
Tapi sekarang masih pukul lima pagi, jadi mana mungkin mereka berani membangunkan orang untuk membukakan pintu?
Semua orang langsung memasang ekspresi muram.
"Atau kalian ada ide lain?" Tanya Nalan Mingxue.
Mereka semua menggelengkan kepala.
"Kalau begitu... apakah kita benar-benar harus berteriak untuk membangunkannya?" Tanya Song Qingfeng yang merasa gugup, mengingat sekarang masih pukul lima pagi.
"Kalau kita tidak teriak membangunkannya, apakah kalian mau menunggu dua jam di sini?" Tanya Lin Shao sambil memegang lehernya yang kedinginan karena hembusan angin pagi.
Berdiri di luar selama dua jam sampai masuk angin, atau berteriak di pagi buta, keduanya bukanlah pilihan yang bagus.
"Siapa yang mau mulai duluan?" Mereka semua saling melirik satu sama lain.
"Kita teriak sama-sama." Ujar Lan Yan sambil mengeluarkan artefak spiritual yang berbentuk seperti mutiara, dan berkata, "Mutiara ini dapat mengumpulkan suara kita, lalu mengirimnya ke kamar pemilik toko."
"Haruskah kita melakukannya?" Semua orang terlihat masih ragu.
"Apakah ada cara lain?" Tanya An Cheng sambil tertawa. "Ini ide yang bagus. Kita kan tidak melanggar peraturan warnet, jadi pemilik warnet tidak bisa mengusir kita."
Mendengar hal itu, Ouyang Cheng pun mulai bersemangat. "Benar juga. Kita kan tidak membuat onar di dalam warnet, jadi pemilik warnet tidak bisa menghukum kita."
"Benar juga." Semua orang memiliki anggapan yang sama.
Langit sudah mulai sedikit terang, tetapi Fang Qi masih tertidur lelap.
Lalu tiba-tiba ia melompat dari atas kasurnya, karena mendengar suara teriakan.
"Bos Fang Qi!! Bangun!! Bukakan pintunya!"
Teriakan tersebut nyaris membuat Fang Qi terjatuh dari kasurnya.
"Sialan! Apa yang sebenarnya sedang terjadi?" Fang Qi yang masih mengenakan piyama, berjalan ke arah jendela. Dari kamarnya yang berada di lantai dua, ia bisa melihat sekumpulan orang-orang yang sedang berdiri di depan tokonya. Mereka berteriak menggunakan sebuah pengeras suara yang terlihat aneh. Teriakan mereka sukses membuatnya terbangun.
Ia kemudian melihat langit yang masih tertutup mendung, sekarang masih pukul setengah enam pagi!
"Sialan!" Maki Fang Qi.