webnovel

Ditonton

編集者: Wave Literature

Sebenarnya murid-murid Sekte Lautan Awan tidak menghilang. Saat ini mereka sudah berada di Tristram dalam game Diablo. Yun Lian menggosok dagunya sambil berpikir, ia terlihat muram. "Berlatih bersama satu tim dapat meningkatkan pengalaman bertarung, dan bisa semakin memahami satu sama lain. Walaupun sekarang Dajin masih damai, kita tidak tahu akan seperti apa masa depan nanti."

"Sekarang murid-murid di sekte terlalu lemah, dan mereka tidak bisa melakukan perjalanan jauh untuk berlatih. Mereka terlalu nyaman di zonanya, dan membuat mereka tidak memiliki pengalaman. Aku khawatir mereka tidak bisa menggunakan seluruh kekuatan mereka saat bertemu dengan bahaya."

"Tetapi dengan permainan ini, mungkin kita bisa mengubah situasi."

"Senior! Ada monster di depan kita! Kenapa Senior diam saja?!" Teriak salah satu murid saat Yun Lian merenung.

"Aku datang!" Ujar Yun Lian dan segera berlari ke arah mereka.

"Biarkan aku terbiasa dengan game ini dulu. Lalu aku akan melaporkan hal ini pada Ketua Sekte." Gumam Yun Lian sambil berlari ke arah timnya.

"Senior, apakah kita tidak pergi?" Tanya Ye Xiaoye yang menghampiri mereka.

Pertanyaan tersebut membuat ekspresi Yun Lian berubah menjadi muram. "Biarkan aku... mendalami game ini dulu."

"Aku harus menyelesaikan misi ini."

"Baiklah kalau begitu." Balas Ye Xiaoye sambil mengangguk, lalu melihat para Seniornya sudah membiasakan diri dengan game Diablo. "Aku akan menonton permainan orang lain."

"Ah…." Ekspresi Yun Lian semakin suram. 'Kenapa ia tidak menonton permainan Seniornya ini? Apakah permainan orang lain lebih menarik?'

...

Sejak orang-orang menikmati menonton permainan Sorceress An Cheng, hiburan menarik para pemain di dalam warnet adalah, menonton permainan orang lain.

Setelah mempelajari gaya permainan orang lain, seperti gaya permainan Fang Qi yang meningkatkan skill Blessed Hammer milik Paladin, para pemain menemukan manfaat dari menonton permainan orang lain.

Karena itulah, walaupun waktu permainan mereka sudah habis, tetapi mereka akan berdiri di belakang pemain lain untuk menonton permainan, bahkan hingga berkerumun. Mereka sangat menikmati kegiatan ini.

Dan kegiatan tersebut mulai populer di kalangan para pemain di warnet Fang Qi.

"Ayo ayo! Sekarang bos Fang Qi sedang mencari item yang lebih bagus, jadi untuk sementara waktu, ia tidak bertarung melawan Duriel. Ayo kita bermain dulu!" Seru Nalan Hongwu sambil memberikan isyarat pada An Cheng, lalu mereka duduk di kursi masing-masing.

Saat ini An Cheng, Bu Che dan Ouyang Cheng berada di level 19, sedangkan Nalan Hongwu dan tetua Fu hari ini baru naik ke level 18.

"Aku harus mengganti poin skillku dulu." Setelah menyelesaikan misi di Den of Evil, semua pemain mendapatkan satu kesempatan untuk mengganti poin skill mereka. Walaupun Nalan Hongwu tidak memahaminya, tapi ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Sekarang ia tahu bagaimana mengatur skill pointnya, jadi ia memutuskan untuk mengubahnya juga.

"Tetua Fu, apakah kamu tidak mau mengatur ulang skill poinmu?" Nalan Hongwu dan An Cheng adalah pemain yang dianggap sudah ahli, karena mereka paling jago bermain di antara pemain Diablo lain yang ada di warnet. Karena itulah banyak pemain lain yang menonton permainan mereka.

Saat itu Fang Qi sedang mencari-cari item yang lebih bagus, dan menonton permainannya sedikit membosankan. Jadi para pemain yang sudah mencapai batas maksimal 6 jam seperti Bai Lang dan lainnya menonton permainan pemain lain.

Bai Lang merasa penasaran saat melihat Tetua Fu, yang telah mengerti tentang penambahan poin skill yang tepat, tapi kenapa ia tidak menggantinya?

An Cheng dan teman-temannya tidak memiliki masalah dengan poin skill mereka, karena mereka belajar satu elemen mantra, apalagi karakter kelas Sorceress cocok dengan kehidupan nyata mereka. Jadi mereka bermain dengan sangat baik.

"Untuk sementara, aku tidak perlu dulu." Ujar Tetua Fu sambil mengelus janggutnya. Ia lalu mengklik pohon skillnya, ternyata skill aura serangan Holy Fire miliknya sudah mencapai level 8.

"Pemilik warnet bilang kalau Holy Fire sangat bagus di awal, jadi tidak memerlukan barang bagus untuk menjadi lebih kuat. Jadi aku menambahkan semua skill poinku untuk ini saja. Lagi pula aku akan mengubah poin skillku setelah aku melihat seberapa hebat skill ini."

"Itu ide yang bagus!" Balas An Huwei. Ouyang Zhen dan lainnya pun segera menghampiri mereka.

Tak perlu menunggu lama, sudah ada belasan orang yang berdiri dan mengelilingi kursi mereka.

"Ayo kita pergi ke keluar kota mencari Halls of the Dead." Setelah mereset skill poinnya, Nalan Hongwu kembali ke Lut Gholein.

(Halls of the Dead adalah sebuah Dungeon yang berada di Dry Hills. Dungeon adalah ruangan yang biasanya berada di bawah tanah, dan digunakan untuk bertarung dengan monster-monster, demi mendapatkan barang yang bagus.)

Lut Gholein sering disebut juga sebagai gurun pertama. Tempat tersebut, merupakan sebuah pelabuhan perdagangan utama di gurun Aranoch. Lokasinya berada di antara Western Kingdoms dan Kehjistan.

Pada versi aslinya, Lut Gholein tidak begitu besar. Namun dalam animasinya, para pemain bisa melihat betapa besarnya gurun tersebut. Orang-orang yang berdiri di bukit pasir yang ada di kejauhan, bisa melihat lampu-lampu seperti perhiasan kuning cerah, yang berasal dari rumah-rumah penduduk di kota. Cahaya lampu tersebut menerangi langit malam dan menghalangi cakrawala samudra dari laut yang jauh. Pemandangan tersebut benar-benar indah.

Sekarang Nalan Hongwu dan timnya berada di kota megah tersebut. Tetapi karena level mereka sekarang masih rendah, jadi mereka bermalam di hotel Atma yang berada di pojok kota untuk sementara waktu.

Alasan mereka bisa tinggal di sini adalah, karena mereka menyerbu sarang Radament dan membalaskan dendam pemilik warnet. Mereka merasa puas bisa bermalam di tempat tersebut, karena kemarin mereka hampir tidur di jalanan.

Di dalam hotel juga ada wine, tetapi hanya tentara bayaran di dunia game saja yang bisa meminum wine, yang dibuat sesuai selera penduduk lokal. An Cheng dan lainnya duduk di atas meja yang ada di dalam hotel, lalu berdiri sambil mengambil senjatanya saat melihat Nalan Hongwu masuk ke hotel.

"Ayo ayo!"

Tetua Fu melambaikan pedang yang dipegangnya. "Aku akan mencoba Holy Fire yang baru saja aku upgrade."

Begitu mereka meninggalkan kota, mereka melihat sebuah gurun emas. Lut Gholein dikelilingi oleh gurun di tiga sisi, sedangkan sisi lainnya menghadap ke laut.

Saat mereka belum begitu jauh meninggalkan kota, sekumpulan monster Sabercat dan Scarab terlihat menyerang ke arah mereka.

Tetua Fu tidak tahu seberapa kuat skill aura Holy Fire-nya, jadi ia tidak memasukkan terlalu banyak skill poin ke dalam skill aura tersebut. Tetapi hari ini ia memutuskan untuk menambahkan semua skill poinnya ke dalam skill aura Holy Fire.

"Tetua Fu! Ayo kita serang!"

Setelah mengaktifkan Holy Fire, ia langsung bisa membakar seluruh monster yang ada di sekitarnya. Dan belasan monster pun terbunuh seketika. Ia kemudian bergegas melawan sekumpulan monster lainnya dalam kegelapan.

Karena sudah menarik begitu banyak monster, Tetua Fu menggunakan Holy Shield dan cahaya putih menyala di sekitar tubuhnya.

"Aku akan mengaktifkan Concentration, ayo kita bunuh mereka!" Lalu aura sihir yang ada di tangan Nalan Hongwu berubah menjadi Blessed Hammer.

Pada waktu bersamaan, kekuatan Holy Fire menempel ke pedang Tetua Fu. Saat cahaya putih itu menyala, monster-monster itu pun mati seketika.

BAM BAM BAM!

Segerombolan monster akhirnya tersungkur di atas tanah.

Ada begitu banyak monster Scarab yang tak tertembak oleh Charged Bolts, sebelum jatuh ke tanah.

Dan saat itulah An Cheng dan teman-temannya menyusul Nalan Hongwu dan Tetua Fu. Setelah melihat begitu banyak mayat dan dua Paladin di depan mereka, mereka pun berseru. "Ya Tuhan! Kalian berdua yang membunuh mereka semua?!"

"Kalian berdua kuat sekali!"

Para pemain mengerumuni mereka dan menatap mereka dengan tatapan kagum. Kombinasi baru apa ini?

"Kerusakan yang ditimbulkan Holy Fire sangat tinggi." Tetua Fu tersentak kaget. "Dengan kecepatan serangan skill dan digabungkan dengan kerusakan dari aura Concentration. Kerusakan yang dihasilkan, tidak kalah dari serangan Blessed Hammer."

Selain itu, ada keuntungan lainnya yakni, tidak terlalu menggunakan Mana, berbeda dengan serangan Nalan Hongwu yang bisa menghabiskan banyak Mana.

(Mana atau disebut juga dengan Magic Point/MP adalah poin untuk menggunakan skill/merapalkan sihir.)

"Kamu benar, karena kamu tidak mengubah skill poinmu. Jika kita bekerjasama, kita bisa membantai mereka semua." Ujar Nalan Hongwu lalu tertawa terbahak-bahak. 

"Dengan mengaktif Holy Fire, mereka bisa membunuh satu monster dengan dua serangan. Ditambah lagi dengan Blessed Hammer, monster akan langsung terbunuh dalam hitungan detik!" An Huwei dan lainnya berdecak kagum setelah mendengar ucapan barusan.

"Aku jadi ingin memainkan Paladin juga." Ujar Bai Lang dengan muka sedih.

"Taoist Bai, bukankah sebagai kultivator, kita pernah melawan musuh secara langsung?" Tanya Zhan Yan dengan tegas. "Kamu lihat, sebagai Sorceress, mereka bisa langsung menggunakan Teleport untuk pergi ke manapun. Kita memiliki tujuh Sorceress, jika kita semua belajar menggunakan Teleport, bukankah kita bisa lebih cepat daripada mereka?"

"Kamu benar!" Mendengar hal itu, Bai Lang pun menjadi semangat. "Bekerja sama dengan para prajurit hanya akan memperlambat kita. Sebagai Sorceress, kita tak perlu khawatir dengan perjalanan."

"Ya, itu benar!" Sahut Ye Xiaoye dengan penuh semangat. "Meskipun Teleport termasuk Lightning Spells, tetapi kita bisa mempelajarinya secara terpisah."

Ketika mereka menyaksikan An Cheng dan teman-temannya membunuh monster, para penonton berdiskusi dengan semangat.

次の章へ