"Apakah 7 roh kristal itu mahal?" Di layar komputer sedang menampilkan Lin Shao yang baru saja membunuh dua ekor anjing zombie. Ia kemudian memutar matanya seraya berkata, "Bukankah sudah tertulis di papan dekat pintu masuk? Kalau kamu ingin main, mainlah. Kalau tidak, pergilah. Kalau kamu tidak punya cukup uang, ya sudah, jangan ganggu aku. Aku sedang membunuh monster!"
"Sialan!" Wajah Li Kuan berubah memerah karena marah. Ia kemudian membalas, "Orang macam apa ini?"
"Kamu pikir aku tidak mampu membayar tujuh keping roh kristal?" Ujar Li Kuan yang tak terima dipandang rendah oleh anak nakal yang barusan ia tanyai. Setelah berpikir sejenak, ia kemudian memanggil pemilik toko dan menunjuk papan tulis seraya berkata, "Aku akan bermain demi saudara Liang. Jika aku tahu kalau toko ini ingin menipuku, aku akan..."
Fang Qi lalu menyela, "Aku sudah sering mendengarkan perkataan seperti itu, mungkin belasan kali. Kalau kamu ingin mencobanya, coba saja!"
"Ternyata kamu begitu arogan!" Ujar Lia Kuan dengan gusar. Ia kemudian terkekeh seraya berkata, "Kalau begitu..."
"Apa yang harus kita lakukan!?" Beberapa prajurit yang ada di belakangnya terkekeh sambil menggosok-gosokkan tangan.
Li Kuan lalu menggebrak meja sambil berkata dengan keras. "Kalau begitu, mari kita coba!"
".... ." Ucapan barusan membuat para prajurit tersebut membeku.
"Bukankah kita harusnya menghancurkan toko ini?" Tanya seorang prajurit dengan suara pelan.
"Bukankah kamu sudah mendengar kalau pemilik warnet ini sudah bosan mendengar ucapan orang-orang seperti kita? Percuma saja kalau kita terus menuduhnya tanpa membuktikannya secara langsung." Kata Li Kuan dengan suara pelan. "Karena saudara Liang yang merekomendasikannya, maka mari kita akan mencobanya terlebih dulu. Jika tidak puas, baru nanti kita pikirkan apa yang akan kita lakukan pada tempat ini."
"Benar juga."
Kebetulan waktu bermain Lin Shao dan lainnya sudah selesai, dan mereka bisa langsung mulai bermain.
"Apakah ini adalah buatan kultivator?! Benar-benar menakjubkan!"
Mata mereka tampak berbinar kagum. Mereka tak menyangka bahwa tujuh keping roh kristal dapat membuat mereka merasakan keajaiban yang menakjubkan seperti yang ada di dalam game.
"Apakah aku pergi ke dunia lain!?"
"Monster apa ini?!"
"Senjata-senjata ini sangat nyata!"
Tak terasa waktu cepat sekali berlalu, dan waktu bermain mereka sudah habis.
"Apa? Ada batas waktu untuk memainkan game ini?!"
"Apa sudah enam jam? Padahal aku baru saja membunuh belasan zombie, tetapi kamu bilang enam jam sudah berlalu begitu saja?"
"Tidak mungkin. Aku masih belum tahu misteri dibalik kemunculan monster-monster itu! Aku harus bermain lebih lama lagi!"
"Bagaimana bisa aku merasa menjadi semakin kuat setelah memainkan game ini? Tunggu, biar aku coba lagi!"
"Aku punya uang, lalu kenapa aku tidak boleh bermain lagi?!"
Saat itu, ada segerombolan orang yang sedang memelototi tiga orang tersebut dari belakang. Segerombolan orang itu adalah Xi Qi dan teman-temannya.
Mereka tahu Xi Qi dan lainnya bukanlah orang-orang berstatus rendah, dan tiga orang itu merasa merinding saat Xi Qi dan teman-temannya menatap mereka dengan tatapan tajam. Mereka bertiga kemudian melirik ke arah Liang Shi dan bertanya, "Saudara Liang, apa yang terjadi?"
"Saudara Li dan saudaraku lainnya, waktu kalian sudah habis, jadi ayo pergi." Ujar Liang Shi lalu tersenyum pahit saat melihat sekelompok orang yang sudah menunggu di belakang. Ia kemudian menjelaskan, "Orang lain sedang menunggu giliran untuk bermain."
"Menunggu giliran untuk bermain? Apa hubungannya denganku? Mengapa aku tidak boleh bermain lebih lama?" Kata Lian Kuan yang merasa marah. Ia kemudian menambahkan, "Saudara Liang, bukankah kamu mengenal pemilik toko ini dengan baik? Aku bisa bayar dua kali lipat, jadi biarkan aku bermain dua jam lagi!"
"Persetan denganmu!" Maki Xi Qi. "Aku bahkan memberinya lima kali lipat, tapi ia tetap menolak! Cepat minggir! Memangnya kamu pikir kamu siapa, berani menolak setelah ku tawari membayar dua kali lipat, hah?!"
"Apa kamu bilang?!"
Li Kuan pun tersulut emosi dan sudah menyiapkan senjata di tangannya. Hal tersebut membuat Liang Shi menjadi panik seketika. Ia lalu segera melerai percekcokkan tersebut dan berkata dengan nada panik. "Saudara Li, kamulah yang mulai mencari gara-gara, jadi jangan salahkan aku kalau aku tidak membantumu!"
Liang Shi kemudian menunjuk papan tulis kecil seraya berkata, "Di sini memang hanya bisa bermain game selama enam jam. Kalau kamu membuat onar, kamu tidak bisa bermain lagi di sini karena peraturan toko ini sangat ketat. Peraturan ini berlaku untuk semua orang yang datang di sini!"
"Benar begitu?!" Tanya Li Kuan lalu berpikir sejenak. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk meninggalkan komputernya sembari mencibir, "Kalau benar seperti itu, maka aku akan menaati peraturannya! Tapi jika kemudian hari aku mengetahui kalau pemilik toko memperlakukan orang lain dengan berbeda, maka aku akan membuat perhitungan!"
Ucapan tersebut membuat Fang Qi tak bisa menahan tawanya, ia kemudian mengangkat tangannya dan berkata, "Lakukan apapun yang kamu mau."
Li Kuan dan lainnya tidak ingin merepotkan Liang Shi, karena itulah mereka beranjak dari kursi seraya berkata dengan suara tinggi. "Jika pemilik toko ini benar-benar taat pada peraturan, maka aku akan mengikuti peraturannya."
Waktu bermain pria berkumis itu sudah habis, tetapi ia masih ingin bermain lagi. "Pak, apakah saya tidak bisa bermain lagi?" Tanyanya.
Pria berkumis tersebut merasa tertarik dengan barang-barang yang ada di dalam game tersebut, seperti senjata dan virus. Akan tetapi waktu bermainnya sudah habis, karena itulah ia ingin meminta tambahan waktu. Apakah ia tidak bisa bermain lagi?!
Fang Qi hanya tertawa lalu menjawab, "Tak ada pengecualian."
Pria berkumis itu hanya bisa menghela nafas dan melihat sekelilingnya, ada beberapa orang yang sudah mengantri untuk bermain. Ia pun tahu tahu diri dan segera beranjak dari kursinya, lalu menunjuk komputer yang di depannya seraya bertanya, "Aku sangat suka dengan alat sihir ini. Apakah ini dijual?"
Fang Qi membeku sesaat. Awalnya ia pikir orang-orang datang ke sini hanya untuk bermain game, tetapi tak disangka ada orang yang ingin membeli komputernya.
Fang Qi kemudian menggeleng dan berkata, "Untuk sementara waktu aku belum berencana untuk menjual barang-barang ini."
Pria berkumis itu pun tertawa dan membalas, "Sejujurnya aku tinggal jauh dari sini. Akhir-akhir ini aku mendengar tentang tempat ini, dan kebetulan hari ini aku mengunjungi kota Jiuhua."
"Aku sangat tertarik dengan game ini, tapi sulit bagiku untuk sering datang ke sini. Aku tahu benda seperti ini tidaklah murah, jadi mari kita negosiasikan harganya." Ujar pria berkumis tersebut.
Ia kemudian mengacungkan dua jarinya. "Dua ribu roh kristal untuk satu set benda sihir ini, bagaimana menurutmu?"
Mendengar angka dua ribu roh kristal membuat Fang Qi sedikit goyah. Jika ini terjadi sebelumnya, ia pasti sudah menjualnya.
Fang Qi kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, " Tempat ini adalah warnet, dan bukan tokoh yang menjual barang-barang sihir. Jika kamu ingin bermain, maka datanglah ke sini." Fang Qi memutuskan untuk menolak tawaran tersebut karena dengan sebelas komputer yang ada di warnetnya sekarang, ia sudah bisa menghasilkan tujuh ratus keping roh kristal dalam waktu beberapa hari. Itu berarti, ia juga bisa mendapatkan dua ribu keping roh kristal dalam waktu dekat.
"Begitu ya?" Pria itu pun menghela nafas seolah sudah tahu bahwa tawarannya akan ditolak. "Terima kasih, Pak."
Lalu pria berjanggut itu pun pergi bersama dua orang pengikutnya.
"Kalau dipikir-pikir, aku juga ingin membeli beberapa set barang sihir ini." Xu Zixin menunjuk Shen Qingqing yang sedang bermain. Mendengar percakapan dengan orang tadi, ia pun tertawa seraya bertanya, "Pak, apa benar Bapak tidak ingin menjualnya?"
Fang Qi hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban.
Tetapi Xu Zixin tahu betul maksud dari senyuman tersebut. Lagipula ia juga tidak berharap banyak, karena itulah ia memilih untuk tidak membahas topik itu lagi. "Apakah nanti Bapak akan menambahkan game lain yang lebih mirip dengan dunia kita?"
Pertanya tersebut membuat Fang Qi mulai berpikir. Memang ada sebuah game yang berisi tentang dunia kultivator dan prajurit seperti di dunia ini. Game itu adalah The Legend of Sword and Fairy.
Fang Qi kemudian menjawab, "Mungkin nanti."
.....
Keesokan harinya, Fang Qi melihat panel misinya. Misi untuk bisnisnya kali ini sudah mencapai 763/800.
Itu artinya, sebentar lagi ia akan segera menyelesaikan misinya.
"Mengapa kalian datang ke sini pagi sekali?" Karena takut tidak mendapatkan kursi seperti kemarin, maka hari ini Xu Zixin dan Shen Qingqing sudah datang ke warnet Fang Qi sejak pukul 7:30 pagi. Awalnya mereka mengira kalau mereka adalah yang pertama kali datang, tetapi ternyata sudah ada segerombolan orang yang menunggu di depan toko.
Entah sudah sejak kapan Song Qingfeng dan lainnya tiba di warnet Fang Qi, tetapi kelihatannya mereka sudah menunggu lama.
Hal tersebut membuat Xu Zixin mengerutkan keningnya. "Bukankah akhir-akhir ini toko ini selalu telat buka?"
"Seharusnya tidak." Lin Shao kemudian menjawab dengan nada yang sedikit tidak yakin. "Pemilik toko tidak mungkin menambahkan komputer setiap hari, kan?"
"Pemilik toko bilang hari ini Resident Evil Satu versi film akan rilis." Gamenya sudah mampu membuat banyak orang kagum, apalagi filmnya. Hal tersebutlah yang membuat Song Qingfeng sengaja datang lebih awal. "Syukurlah pagi ini tidak ada kelas, jadi kami bisa segera ke sini untuk melihat filmnya."
"Apakah versi filmnya akan keluar hari ini?" Tanya Xu Zixin sambil tersenyum dan sangat mengantisipasi penayangan film tersebut. "Kalau begitu aku datang di waktu yang tepat."
Lalu mereka melihat pintu toko mulai terbuka.
"Tumben Bapak sudah buka?"
"Kalian juga kenapa sudah datang?" Fang Qi melihat ke arah luar toko dan terdiam sejenak. Ia pikir hari ini ia sudah membuka tokonya lebih awal, tetapi ternyata di luar sudah ada segerombolan orang yang mengantri.
Tetapi yang mengantri hari ini berbeda dengan yang kemarin. Kemarin yang datang awal untuk mengantri adalah Liang Shi dan teman-temannya, sedangkan hari ini adalah Song Qingfeng dan temannya.
Mereka kemudian segera membayar dan bergegas mencari kursi mereka masing-masing. "Pak, bukankah hari ini film Resident Evil Satu akan dirilis? Kami tidak terlambat untuk melihatnya, kan?"
"Tentu saja tidak!"
[Misi: Raih total pendapatan bisnis warnet 800 roh kristal]
[Progres misi: 800/800 (telah tercapai)]
[Hadiah misi: Resident Evil Satu: Versi Film]
Pada waktu yang bersamaan, Fang Qi juga mendapatkan sebuah misi baru.
[Misi baru 1: Menjual 50-100 tiket untuk menonton film Resident Evil Satu: Versi Film]
[Hadiah misi: Diablo 2: VR Remake' (Act 1), Diablo 2: VR Remake' (Act 2)]
(Diablo adalah sebuah permainan dengan tema kegelapan yang dikembangkan oleh Blizzard North dan dirilis oleh Blizzard Entertainment pada bulan Desember 1996).
[Misi baru 2: Tingkatkan warnet]
[Deskripsi tugas: Karena luas toko terlalu kecil, jadi sudah tidak dapat memuat komputer lebih banyak lagi. Di mohon tuan rumah untuk memperluas toko sesegera mungkin]
[Hadiah misi: Akan ada lebih banyak komputer setelah misi selesai]
Warnetnya memang tidak terlalu besar dan di dalamnya ada sebelas komputer. Jika sedang banyak pengunjung, tempat tersebut akan terlihat penuh sesak. Jika warnetnya diperluas, maka warnetnya akan terasa lebih lenggang.
Tetapi jika ia ingin memperluas tokonya, ia harus membeli toko yang ada di samping. Untungnya ia sudah memikirkan masalah ini, sehingga ia hanya perlu menunggu kabar dari bibi Wang.
Walaupun sistem menyediakan barang yang terbaik dari yang terbaik, tetapi Fang Qi masih khawatir tentang film tersebut, karena ia belum pernah melihat film itu sendiri. Lalu bagaimana ia bisa menjual tiket?
Satu orang hanya bisa membeli satu tiket film, dan sekarang di dalam warnetnya hanya ada dua puluh lima pelanggan saja, padahal ia harus menjual lima puluh sampai seratus tiket untuk bisa menyelesaikan misinya.
"Apakah aku akan berhasil?" Resident Evil Satu versi film, berbeda dengan versi gamenya. Jika di dalam game, pemain harus membunuh monster agar bisa naik level, tetapi di dalam filmnya, mereka tidak bisa melakukan hal tersebut. Selain itu, tiket untuk menonton filmnya juga lebih mahal daripada bermain game. Hal tersebut membuat Fang Qi tidak tahu bagaimana cara untuk menjual tiket film tersebut.
"Barang yang dikeluarkan oleh sistem tak pernah jelek!"
"Apa benar begitu?" Tanya Fang Qi yang merasa sedikit curiga.
Orang-orang kemudian melihat sebuah ikon muncul di layar komputer mereka. Ikon tersebut mirip dengan ikon Resident Evil, namanya [Super Bioskop]
"Super bioskop?" Mereka penasaran dan segera mengklik ikon tersebut. Karakter utamanya adalah Alice yang mengenakan dress merah dan sepatu bot hitam, benar-benar tampak luar biasa. Poster film tersebut berwarna merah darah dan membuatnya tampak horor.
Sayangnya, meskipun wanita itu cantik, tetapi mereka sama sekali tidak mengenalnya.
Selain itu, dibawahnya tertulis harga film [3 keping roh kristal]
Itu berarti mereka harus membayar lagi sebesar tiga keping roh kristal agar bisa melihat film tersebut.
Song Qingfeng yang merasa bingung pun, kemudian bertanya, "Pak, apakah ini novel yang berbeda? Bagaimana bisa karakter utamanya berubah?"
Fang Qi lalu menjelaskan, "Kalian dapat menganggap Resident Evil Satu sebagai novel, tapi game ini memiliki lebih dari satu karakter utama. Kalian bisa menonton film ini melalui VR."
"Lebih dari satu karakter utama?" Tanya mereka dengan nada kecewa. "Apa? Kenapa tak bisa bermain?"
Fang Qi lalu menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak bisa bermain, "ujar Song Qingfeng sambil melihat ke arah Fang Qi dengan tatapan sedih. "Selain itu, karakter utamanya juga berubah. Apa menarik untuk dilihat?"
"Lebih baik aku menyelesaikan game Resident Evil Satu. Aku ingin segera menyelesaikan gamenya lebih awal." Ujar Song Qingfeng yang merasa kecewa. Sebenarnya ia ingin tahu apa yang akan terjadi setelahnya, tetapi apa gunanya menonton versi filmnya, jika karakter utamanya berubah?
Hal tersebut membuat Fang Qi merasa tertekan dan bertanya pada sistem. "Hanya ada satu poster? Tidak bisakah kamu membuat trailer filmnya juga?"
"Itu tidak perlu."
"....." Fang Qi kemudian mencoba untuk meyakinkan sistem. "Pernahkah kamu mendengar pepatah yang mengatakan bahwa, perbuatan yang baik itu mengharapkan pujian?"
"Yang benar adalah perbuatan yang baik tidak mengharapkan pujian'."
"..." Jawaban dari sistem tersebut membuat Fang Qi menjadi semakin tertekan. Sepertinya sekarang sistem tersebut menjadi makin sombong!
"Kalau kalian tidak mau melihatnya, aku akan melihatnya sendiri." Ujar Fang Qi yang sudah tidak punya pilihan.
"Aku juga ingin menontonnya!" Ujar Xu Zixin lalu segera mengeluarkan tiga keping roh kristal.
"Mengapa kamu ingin menontonnya kalau karakter utamanya berubah?" Sebagai penggemar setia game, Song Qingfeng dan lainnya hanya memandang Xu Zixin dengan tatapan jijik.