webnovel

Tangisan yang Membeku

"... Oni. "

Tetsuya mengucapkan kata itu dengan wajah kosong, ini pertama kalinya ia melihat Oni, sebuah nama` dari suatu makhluk yang sudah sangat sering ia dengar namanya.

Oni atau Iblis merupakan sesosok makhluk mengerikan yang selama ribuan tahun telah meneror kehidupan Manusia.

Hal itu terjadi karena makanan utama dari Oni adalah Manusia itu sendiri.

Melihat Oni itu, kaki Tetsuya gemetaran entah kenapa seluruh inderanya berhenti bekerja saat melihat senyum mengerikan dari Oni itu.

Saat Oni itu dan Shishio masih saling pandang, Oni itu tiba-tiba melirik kearah Tetsuya dengan tatapan penuh ketertarikan.

" Kekekeke. "

Oni itu kembali tertawa dengan gelak tawa khasnya, tawa itu membuat Nanami dan Tetsuya bergidik ketakutan, namun Nanami menyadari sesuatu dari tawa Oni itu, tatapan matanya mengarah kearah Tetsuya, secara tidak langsung Nanami berpikir.

' Apa dia mengincar Tetsuya? '

Pikir Nanami, yang langsung disambut dengan ucapan Shishio kepada Oni itu sambil mengencangkan pegangan pada katana Putihnya.

* Cing *

" Apa yang kau tertawakan? Apakah pertarungan ini lucu menurutmu? "

Mendengar ucapan Shishio, Oni itu kembali tertawa dan menjawabnya.

" Kekekeke, tidak, tidak ada yang lucu... hanya saja... kekekeke "

Walaupun menjawab, namun tetap saja Oni itu tidak memberikan jawaban yang tak pasti, kenapa dia tertawa.

' Cih, Oni ini terlalu menjengkelkan! '

Karena sudah terlalu kesal mendengar suara tawa dari Oni itu, tanpa ragu Shishio melesat kearahny sambil mengencangkan pegangan katananya.

" Mizu no Kokyu, Ichi no Kata. ( Pernafasan Air, Jurus Pertama. ) "

* Splash *

Air mengalir sangat deras mengikuti katana putih ditangan Shishio yang tubuhnya melesat dengan kecepatan tak terlihat oleh mata.

Namun, saat melihat Shishio mendekat kearahnya, Oni itu tidak kehilangan senyumnya, ia malah tersenyum lebih lebar saat matanya memandang suatu hal yang lain.

Taring tajamnya terlihat saat senyumnya melebar ke pipi, ia kemudian merentangkan tangannya dan mengepalkannya, dan verkata sambil tertawa.

" Kekekeke... "

Matanya kemudian memfokus dan berkata.

" Itadakimasu~ "

Shishio awalnya bingung kenapa Ini itu tiba-tiba tertawa kemudian berhenti, kemudian mengucapkan selamat makan, ia sama sekali tidak menyadari itu... awalnya.

Namun... tiba-tiba saja ia menyadari suatu hal.

' Benda hitam, tadi??? '

Dan sekarang ia sadar, Shishio kemudian langsung menengok kebelakang, walaupun ia tidak bisa melihat tapi ia bisa mendengarnya, dan tanpa diperhatikan oleh Nanami dan Tetsuya, Benda Hitam yang membentuk tombak telah mendekat kearah Tetsuya, dan suaranya sampai di telinga Shishio.

Ia mendengar suara gesekan antara benda hitam itu dengan Angin, yang ia sudah hapal suaranya, dan itu tepat disamping suara Nafas Tetsuya berada.

Shishio serentak mengutuk dari mulutnya.

" Sialan... "

Ia kemudian langsung mengehentikan serangannya dan berbalik kearah Tetsuya untuk mencoba menolongnya.

Tetsuya akan tertusuk, dan Oni itu tersenyum lebih dan lebih lebar, karena mangsa incarannya sudah ada didepan mata, didepan kematiannya.

* Fwosshh *

Tombak Hitam itu melesat, dan...

* Crott *

Darah bercucuran ke Udara, Momentum Benda Hitam itu berhenti tepat setelah ia mengenai sesuatu, dan itu adalah tubuh Manusia.

Namun, itu bukan tubuh Tetsuya, melainkan Nanami yang wajahnya terlihat kesakitan saat Tombak Hitam menghujam tepat diperutnya, ia berdiri sambil merentangkan tangannya disamping Tetsuya.

Tetsuya yang akhirnya menyadari itu, setelah seluruh Inderanya kembali aktif dan sembuh dari efek terkejut saat melihat Oni, melihat bahwa Ibunya telah tertusuk tombak di perutnya.

Kemudian, Shishio juga telah kehilangan harapannya saat Melihat Tubuh Nanami tertusuk Tombak.

" Ah... "

Ia hanya bisa mengucapkan sepatah kata itu, saat tangan kirinya yang tidak memegang katana direntakan mencoba meraih suatu yang sudah tidak dapat lagi diraih.

Perlahan-lahan Tubuh Nanami jatuh ke lantai tepat didepan Tetsuya, dengan tombak Hitam menembus perutnya.

Mulutnya memuntahkan darah, dan Tetsuya yang melihat itu tidak dapat berkata-kata, ia kemudian dengan ekspresi tidak percaya, perlahan-lahan berjongkok.

Matanya tidak berkedip sedetikpun, tangan kecil pucatnya yang dingin dengan ragu menyentuh tangan Ibunya yang telah dilumuri darah.

" Bu... "

Tetsuya berkata dengan nada yang ketidakpercayaan saat melihat ibunya tertusuk tombak.

Mata Nanami yang menyadari sentuhan dingin anaknya, melihat Tetsuya dengan mata lembut dan penuh kasih sayang, walaupun darah merah telah mengalir dari mulut dan perutnya.

Ia kemudian secara perlahan mengangkat tangan kanannya dan menyentuh pipi dingin Tetsuya.

" Tetsu... "

Ucap Nanami dengan lembut dan senyum di mulutnya, Tetsuya yang melihat itu walaupun wajahnya masih tidak percaya, air mata hangat telah mengalir dari matanya.

Dan saat itu mengalir perlahan di pipinya, Air mata itu perlahan-lahan berhenti dan akhirnya menjadi Es.

Ini belum pernah terjadi, karena ini pertama kalinya Tetsuya menangis, walaupun Ekspresinya tidak kelihatan seperti orang yang sedih.

Nanami hanya dapat berpikir pahit saat melihat itu, ia kemudian mengelus-elus pipi dingin Tetsuya sambil berkata.

" Tetsu... jangan menangis, * Cough * "

Saat tengah bicara beberapa patah kata, tiba-tiba Nanami memuntahkan darah, sambil menahan sakit di perutnya.

' Sepertinya sebentar lagi aku akan mati, aku harus segera memberitahu kebenarannya kepada Tetsu. '

Begitulah pikir Nanami, ia kemudian kembali berkata kepada Tetsuya.

" Tetsu... sebentar lagi ibu akan meninggalkanmu, jadi mulai sekarang kita tidak akan pernah bertamu dengan ibu lagi, jadi carilah seseorang yang dapat kau percaya dapat menjagamu, maafkan ibu... Tetsu. "

Tetsuya yang melihat itu, berbicara kepada Ibunya sambil menggengam tangannya dengan erat.

" Tidak Bu, ibu tidak boleh pergi kemana-kemana, jangan tinggalkan aku Bu. "

Jarang sekali Tetsuya berbicara banyak seperti ini, apalagi dengan ekspresi yang lebih kaya daripada biasanya.

Melihat itu, Nanami tidak kuasa menahan tangisnya, dan air mata mengalir dari matanya menuju lantai kayu yang sudah hancur lebur.

' Maafkan ibu Tetsu, Maafkan Ibu... '

Nanami terus mengulangi hal itu dalam pikirannya, sebelum ia kembali menguatkan hatinya dan berbicara kepada Tetsuya.

" Tetsu, ada satu hal lagi yang ingin aku bicarakan... Kau bukanlah anak kandungku, dan ibu kandungmu masih hidup diluar sana, jadi saat aku mati, carilah dia. "

" Aku tidak peduli, kau adalah ibuku, sekarang dan selamanya!!! "

Mendengar itu, Tetsuya sama sekali tidak peduli, ia masih mencoba melepaskan Tombak Hitam diperut ibunya, walaupun itu sama sekali tidak bergeming.

Nanami yang melihat itu, kembali menangis lebih deras dan senyum kepedihan muncul diwajahnya, saat ia kembali berkata dengan nada yang lirih.

" Jadilah Orang yang kuat yang dapat melindungi apa yang berharga untukmu, dan juga... lelaki tidak boleh menangis oke?... Maafkan Ibumu ini Tetsu, dan... selamat tinggal. "

Setelah mengucapkan itu, mata Nanami tertutup dan kepalanya jatuh kesamping, tangannya yang ada di pipi Tetsuya juga jatuh dengan keras ke lantai kayu.

* Tap *

* Drip *

Suasana menjadi hening saat Nafas terakhir Nanami berhembus, Tetsuya langsung berhenti bergerak dan mulutnya menganga, ia mencoba menggerakan tubuh Nanami sambil berkata.

" Bu..., Bu..., kenapa kau diam... Jawab aku Bu!!! "

Namun, hal itu tentu saja percuma, Tetsuya tidak dapat menerima kenyataan, sebelum akhirnya ia menyadari bahwa Ibunya telah mati, tepat didepan matanya.

" *pant* *pant* *pant*"

Nafasnya terengah-engah, dan kemudian Tetsuya hanya dapat berteriak putus Asa dari ujung paru-parunya untuk pertama kalinya dalam hidup.

" Ibu!!! "

次の章へ