webnovel

Tak searah jarum jam

ファンタジー
連載中 · 11.6K ビュー
  • 5 章
    コンテンツ
  • レビュー結果
  • N/A
    応援
概要

Azka Cyndria, gadis dengan keluguan dan senyum yang terukir amat cantik. Ia diberi keindahan yang sangat didambakan orang lain. Gadis itu dapat memutar alih waktu dengan sekali petikan jari untuk memperbaiki kepedihan yang telah lalu. Menurut banyak mulut, Jika kita memiliki mesin waktu, maka penderitaan dan penyesalan tidak akan pernah terjadi. Bagaimana dengan azka? Penderitaannya sangat menjalar sampai menyaut jiwa dan raga. Azka mendapat teror kejam yang entah siapa pengirimnya. Berbagai cara sudah ia lakukan untuk mencari sang empu, namu hasilnya nihil. Sampai suatu masa ia menyerah pada takdir, Azka membiarkan waktu merenggutnya dengan rakus. Waktu itu pula, seolah takdir menjadi baik. Ia menunjukan jalannya sampai Azka melihat sendiri apa yang ada di balik alur hidupnya, semuanya sangat pahit. Rasa sesaknya semakin bertambah, ia tak tahu harus menerima seperti apa. Semoga takdir tak membuat ending yang juga menyedihkan.

Chapter 1prolog

Tuhan...

Mengapa hanya nyawa mereka yang kau cabut?

Mengapa aku harus bertahan dengan penderitaan ini?

Aku ingin ikut bersama mereka.

Aku tidak mau sendiri.

Cabut saja nyawaku! Aku pantas.

Gadis kecil itu menangis, meratapi jasad ibu dan ayahnya yang terbaring tanpa nyawa. Ia terus berteriak seakan tak menerima takdir yang telah tuhan tetapkan. Air matanya bercucuran mengiringi kepergian orang tuanya.

Kini ia hanya bisa menatap keduanya lewat batu nissan yang sendari tadi ia peluk. Ajakan semua orang untuk pulang, tak mampu menggoyahkan tekadnya yang memaksa agar nyawa kedua orang tuanya kembali.

"Ini semua gara gara lo! Lo bukan adik gue, lo ancurin semuanya l, dan ternyata gue baru sadar ternyata lo adalah anak pembawa sial!" Bentak sang kakak saat di pemakaman itu tinggalah ia, sang adik dan kakeknya. Ia langsung berjalan pergi dengan perasaan hancur, meninggalkan adiknya yang tak berhenti menangis.

"Iya, ini salah Azka! Azka pembawa sial!" Teriak gadis itu yang langsung mendapat pelukan sang kakek. "Kek, apakah semuanya bisa kembali? Apa waktu bisa diputar? Kenapa harus mamah sama papah yang pergi, kenapa enggak Azka?" Azka berusaha mengelap air matanya, namun seakan sengaja, air itu terus mengalir membasahi pipinya.

"Kamu harus kuat nak, keajaiban akan berpihak padamu."

🔸🔸🔷🔸🔸

Cianjur, 21 Juli 2019

By: irmaalw     

あなたも好きかも

PENDEKAR TAPAK DEWA

Kebiadaban yang dilakukan oleh gerombolan La Kala (Kelompok Merah-Merah) di bawah pimpinan La Afi Sangia makin merajalela. Terakhir mereka membantai penduduk Desa Tanaru beserta galara (kepala desa) dan keluarganya sebelum desa mereka dibumihanguskan. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana yang sebagian besarnya hangus bersama rumah-rumah mereka. Darah Jenderal Hongli alias Dato Hongli mendidih menyaksikan bekas aksi kebiadaban yang di luar batas kemanusiaan itu. Darah kependekarannya menangis dan jiwanya menjerit. Tetapi ada sebuah keajaiban. Di antara mayat-mayat bergelimpangan ada sesosok bayi mungil yang kondisinya masih utuh. Tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sang bayi malang seolah-olah tak tersentuh api walau pakaiannya telah menjadi abu. “Oh...ternyata bayi ini masih hidup,” desah sang mantan jenderal perang kekaisaran Dinasti Ming. Diangkatnya bayi itu seraya lanjut berucap, “Akan kubesarkan bayi ini. Dia adalah sang titisan para dewa. Akan kugembleng ia agar kelak menjadi seorang pendekar besar. Kelak, biarlah dia sendiri yang akan datang untuk menuntut balas atas kematian keluarganya serta seluruh penduduk desanya. Akan kuberi bayi ini dengan nama La Mudu. Ya, La Mudu, Si Yang Terbakar...!” Lalu sang pendekar besar yang bergelar Wu Ying Jianke (Pendekar Tanpa Bayangan) itu mengangkat tubuh bayi itu tinggi-tinggi dengan kedua tangannya. Ia berseru dengan suaranya yang bergetar membahana: “Dengarlah, wahai Sang Hyang Dewata Agung....! Aku bersumpah untuk menggembleng dia menjadi seorang pendekar besar yang akan menumpas segala bentuk kejahatan di atas bumi ini..!! Wahai Dewata Agung, kabulkanlah keinginanku ini...!! Kabulkan, kabulkan, kabulkan, wahai Dewata Agung...!” Sang Hyang Dewata Agung mendengar permohonannya. Alam pun seolah mengamininya. Cahaya petir langsung menghiasi angkasa raya yang disusul dengan guruh gemuruh yang bersahut-sahutan. Tak lama kemudian hujan deras bagai tercurah mengguyur bumi yan

M Dahlan Yakub Al Barry · ファンタジー
レビュー数が足りません
89 Chs