webnovel

Isi Kontrak Pernikahan

Seperti apa yang Reno katakan,jika hari ini pun dia akan pulang larut malam lagi.Dan dijam sepuluh malam,Reno baru membuka pintu apartemennya untuk ia masuki.

Tapi kali ini suasana rumah terasa berbeda,tak ada sambutan hangat yang Reno terima dari sang istri walaupun,Reno hanya disambut dengan kesunyian rumah yang seakan akan tak ada penghuninya.

''Lina sayang....''panggil Reno begitu merasa tak ada tanda tanda Lina akn menyambutnya.

''Aku pulang sayang....''ucap Reno sambil melangkahkan kaki menuju dapur untuk mengambil minum.

Dari dapur Reno beralih menuju ruang televisi yang terliht menyala.Reno tersenyum senang karena ia tau sang istri pasti selalu setia menunggu kepulangannya.

Reno mendapati sang istri yang tengah meringkuk disopa kecil didepan tv berselimutkan selimut tebal.

Reno mengerenyitkan dahinya heran,karena biasanya Lina tak suka berselimut selain dicuaca yang dingin seperti di Bandung kemarin.Bahkan tidurpun Lina bukan orang yang suka memakai penutup tubuh.

''Lina...'' panggil Reno mendekat. Enthlah melihat Lina yang seperti ini membuatnya berpikir jika sang istri sedang tak baik baik saja.

''Ya ampun...''Reno terkaget begitu mendapati suhu tubuh Lina begitu tinggi.

''Lina,bangun sayang...''Reno mengguncang tubuh Lina untuk menyadarkan sang istri yang terlihat sangat lemah.

Akhirnya Reno menggendong Lina kekamar dan membaringkannya disana dengsn perlahan.

''Tunggu sayang,aku akan kembali secepatnya...''Reno bergegas kembali meninggalkan apartemennya dan menuruni lantai demi lantai gedung apartemenny untuk menuju sebuah unit yang dihuni temanya yang seorang dokter.

Reno memencet bel apartemen dokter tu dengan tidak sabar,mengingat dia sangat khawatir akan kondisi sang istri.

''OH Reno,ada apa....''tanya seorang pria muda dengan seorang bayi digendongnnya.

''Istriku sakit cepatlah....''tanpa basa basi Reno langsung menarik tangan sang dokter.

''Ya tunggulah sebentar....''dokter itu kembali masuk kedalam rumhnya untuk menyerahkan anaknya kepada sang istri dan mengambil peralatannya.

''Ayolah...''paksa Reno lagi menarik tangan sang dokter untuk mengikuti langkahnya yang sedikit berlari.

''Tenanglah dia hanya demam biasa,tapi apa dia selalu seperti ini...''tanya sang dokterbegitu selesai memeriksa keadaan Lina.

''Badannya sangat lemah,walaupun dia hanya demam.Aku rasa,sakitnya Lina timbul karena dia terlalu stress....''jelas dokter itu.

''Dia akan baik baik saja,tenanglah...''sambung dokter itu menenangkan Reno yang terlihat begitu cemas.

''Sungguh dia baik baik saja....''Reno memastikan sekali lagi. Karena melihat istrinya terbaring lemah seperti ini membuatnya takut.

''Ya panasnya akan berangsur turun,tapi aku sarankan dia harus banyak beristirahat dan jika kalian ada masalah cobalah untuk membicarkannya secara baik baik....''saran sang dokter yang memnag tau Reno itu orang seperti apa.

Reno hanya mengangguk lemah.

''Baiklah kalo begitu aku permisi dulu.Besok pagi aku akan berkunjung kembali....''pamit dokter itu kepada Reno.Dokter itu hampir seumuran dengan Reno tapi ia sudah memiliki seorang anak yang masih bayi.

''Maaf....''ucap Reno lirih serya terus menggenggam tangan sang istri yang belum juga sadar.

Reno tak pernah menyangka jika sang istri akan sampai seperti ini.Reno tau jika istrinya sampai seperti ini karenanya.

''Maaf...''air mata Reno mulai jatuh.

Rasa bersalahnya mendalam,begitu ia ingat dulu sang istri juga pernah sakit sakitan dan sekarang Reno lupa akan itu.

Lina pernah berkata jika dia terlalu stress,dia akan mudah jatuh sakit.Apalagi dia tak mempunyai kesibukan untuk mengalihkan rasa stressnya itu,dan dulu alasan Lina berjualan kue ya karena ia tak ingin terus merasa kesepian dan mengingat semua hal buruk yang terjadi dihidupnya.

Sekitar pukul jam tiga pagi,Reno yang tidak bisa tertidur dengan lelap,merasakan tangan Lina mulai bergerak dan itu membuatny benar benar terbangun.

''Apa kamu minum...''tawar Reno begitu melihat mata Lina mulai terbuka.

Lina mengangguk lemah.Reno dengan sigap membantu sang istri untuk duduk dan bersandar.

''Apa sudah merasa lebih baik...''tanya Reno seraya memeriksa suhu tubuh Lina yang sudah turun tapi masih terasa sedikit hangat.

Lagi lagi Lina hanya menggangguk lemah.

''Maaf....''Reno memeluk Lina.

Memeluk tubuh Lina yang lagi lagi tersakiti olehnya.Walaupun jujur saat ini dia tak pernah bermalsud untuk menyakitinya apalagi membuatnya merasa tersiksa sampai seperti ini.

Lina tak menjawab dia hanya bisa terisak didalam pelukan Reno yang kin rasanya sama seperti biasanya.

''Hey,jangan menangis ok.Aku tau aku salah,aku minta maaf dan aku bejanji ini adalah yang terakhir ....''ucap Reno yang kini melepaskan pelukannya.

Tapi mendengar itu tangisan Lina bukannya mereda,tapi malah sebaliknya.Tangisannya semakin kencang dan tentu saja itu membuat Reno semakin ketakutan dan khawatir.

''Maaf aku tak bermaksud unt...''ucapan Reno terpotong begitu Lina semakin keras mengeluarkan suara tangisannya.

Reno yang baru kali ini melihat wanita menangis,membuatnya bingung sendiri dan gemas karena tak tau harus berbuat apa.Reno berpikir jika Lina seorang bayi,dia akan tak akan ragu menghiburnya dengan guyonan yang tak jelas artinya.Seperti dulu ketika ia mengasuh keponakan keponakannya sewaktu kecil.Tapi LIna sangat jauh berbeda dari mereka.Jika Reno berkata salah pasti akan memperkeruh suasana.

Cupp....

Karena tak tau apa lagi yang harus dilakukan akhirnya Reno mengecup bibir Lina dengan bertubi tubi sampai tangisan Lina benar benar berhenti.

Ya cara itu nyatanya cukup berhasil.Suara tangisannya berhenti walaupun air matanya masih belum berhenti keluar.

Cupp....

Reno kembali membungkam mulut Lina dengan bibirnya begitu Lina terdengar akan memulai kembali mengeluarkan suara tangisannya.

Kali ini Reno tak hanya mengecup,bibirnya mulai bermain dengan bibir Lina yang kering dan terasa hangat.

''Berhenti atau aku akan melakukan hal itu sekarang....''ancam Reno dengan bibir yang berjarak masih sangat dekat dengan bibir Lina.

Ancaman Reno terasa sangat menyakitkan dihatinya bagaimana tidak setelah semua yang Reno perbuat selama ini,Reno bukan menenagkannya tapi malah mengancamnya.

''Kamu mau kemana...''tanya Reno begitu Lina terlihat berusaha turun dari tempat tidurnya.

''Kamar mandi...''jawab Lina ketus dan berjalan cepat meninggalkan sang suami yang menyebalkan itu.

''Hey,kamu itu masih lemas.Jangan sok sokan pengen lari kayak kucing ngejar tikus...''protes Reno begitu menyangga tubuh sang istri yang akan jatuh.

''Aku ini ada untuk kamu perintah untuk kamu pergunakan...''Reno langsung menggendong Lina dengan gaya bridal menuju kamar mandi.

''Udah keluar sana...''usir Lina begitu Reno menurunkannya dikamar mandi.

''Aku juga mempunyai keperluan disini...''jawab Reno santai dengan membuka satu persatu pakaian yang membalut tubuhnya.

''Iya nanti aja kalo aku udah...''Lina mendorong tubuh Reno memaksanya untuk meninggalkannya.

Tapi karena keadaan tubuh Lina yang lemah membuat usahanya sia sia saja bahkan tubuh Reno tak bergerak sama sekali.

''Gak,itu akan memakan waktu lebih banyak untuk kita...''keukeh Reno yang kini sudah terlihat polos hanya celana dalam saja yang masih ia pakai.

''Mau sendiri atau mau aku paksa hah...''ancam Reno begitu melihat Lina yang sudah tak tahan menahan hajatnya.

''Ok,OK tapi kamu hadap sana jangan ngintip...''ancam Lina dengan nada lemah.

Reno tak merspon ia dengan cuek membversihkan dirinya disamping sng istri yang tengah pipis.

Kamar mandi dirumah mereka memang tidak besar,bahlan terbilang kecil karena apartemen Reno memang didesain untuk hidup sendiri.Apartemen itu ia beli sejak jaman kuliah jadi wajar apartemennya jsuh dari kata megah bahkan mewah.

Reno memang tidak mandi tapi dia hanya membersihkan bagian tubuhnya yang memang perlu dibersihkan.

''Awas...''Lina menggeser tubuh Reno yang menghalangi jalan keluarnya.

''Sebentar...''Reno dengn cepat menyelesaikan kegiatannya dan memakai handuknya cepat.

''Akhhh kak turunin...''protes Lina karena Reno kembali menggendongnya.Dan rasa dingin yang ia rasakan dari kulit Reno yang basah membuatnya ngilu.

''Kak akh bajuku basahkan....''protes LIna lagi begitu Reno menurunkannya ditempat tidur.

Reno tak merespon,dia terlihat sibuk mengganti bajunya.Dia memakai baju mana saja yang bisa ia raih dan ia pakai dengan cepat arena takut,Lina akan segera turun dari tempat tidur lagi.

''Angkat tanganmu....''pinta Reno yang kini berada diatas tempat tidur tepat disamping LIna yang terlihat kesal.

''Ayolah,demammu itu baru saja turun.Dan aku tak mungkin kembali memanggil Erik kesini....''gerutu Reno dengan mencoba membuka baju sang istri yang menggunakan kaus.

Walaupun Lina sekraang sedang marah,anehnya dia tak bisa mengacuhkan Reno dan tak bisa mengunci mulut dan tubuhnya untuk tak merspon.Seperti sekarang Lina yang biasanya malu untuk terlihat polos didepan suaminya terkecuali sedang berhubungan diatas ranjang,kini menurut begitu Reno melpaskan bajunya dan celananya.

''Pakai daster aja ok,bahannya yang dingin akan membuatmu nyaman.Kamu tak perlu baju tebal untuk menghangatkan,karena ada aku disini....''ceramah Reno seraya memakaikan baju untuk sang istri.

Sedangkan Lina hanya menurut seperti seorang bayi kecil yang mempercayakan sang bundanya.Tapi matanya tak bisa lepas memperhatikan wajah sang suami yang terlihat begitu serius tapi tak terlihat menyeramkan melainkan menyejukan hati Lina yang tadi terasa panas. seperti seorang ibu yang tengah membujuk anaknya penuh dengan kasih sayang.

''Ini masih sangat pagi,lebih baik kembalilah tidur....''Reno membaringkan Lina dan memberinya pelukan hangat.

''Besok akan ada pertunjukan besar,dan akan ada rentetan acara lainnya.Jadi sekarang kamu harus tidur dan bersiap untuk besok...''

Mendengar itu seketika hati Lina berdebar.Rencana apa yang tengah Reno rencanakan dan kejutan apa yang akan ia dapatkan esok.

Apa hal yang lebih pahit dari apa yang ia dapat hari ini ataukah sebaliknya.

次の章へ