webnovel

Andai saja

Malam itu dengan pikiran yang entah dimana Mirella menunggu Daniel kembali. entah mengapa terasa sangat lama Kali ini.

Deru mobil mengembalikan pikiran Mirella. 'akhirnya Daniel pulang' batin Mirella. Tidak berapa lama terlihatlah sosok tampan Daniel menuju tempatnya duduk kini. "Mira...." Sapa Daniel sambil duduk disebelahnya. Daniel terlihat sangat letih. "apa ini Hari yang berat?" Tanya Mirella pada Daniel.

Daniel tersenyum mendengar pertanyaan Mirella. " tidak juga, tapi terima kasih sudah bertanya, bagaimana acaramu dengan sahabatmu?" Kali ini Daniel balik bertanya pada Mirella. pandangan mereka bertemu, dan hal itu membuat Daniel menyadari ada sesuatu yang tidak beres terjadi.

"katakan...Ada apa?" Tanya Daniel tidak sabaran. " ah...tidak apa - apa, semua baik - baik saja kok" kata Mirella lagi.

"Mir....Kita bersama bukan seminggu dua Minggu namun sudah hampir satu tahun, jadi aku tahu pasti ada sesuatu yang terjadi,,katakan saja Ada apa?" desak Daniel pada Mirella.

"Sebenarnya aku mau minta maaf" kata Mirella lirih. "permisi den, non...ini Bibi bawakan coklat hangatnya non,,den Daniel mau Bibi bikinkan juga?" Tanya bi Sarti yang muncul disaat yang Daniel rasa tidak tepat. "makasih bi" kata Mirella menerima coklat hangat buatan bi Sarti. "oiya...bi...tolong bikin kan kopi juga cemilan ya, " pesan Daniel lagi. setelah bi Sarti pergi Daniel kembali fokus pada sang istri.

"jadi...katakan saja, dan untuk apa kamu minta maaf segala" kata Daniel agak sewot. "eh...tapi janji lah...kamu jangan marah sama Rio atau Bian" kata Mirella lagi. "Apa....Rio....Rio Mario...yang bawel itu!" kata Daniel. Perkataan Daniel menyulut senyum dibibir Mirella. 'jadi....Daniel juga menganggap Rio bawel', batin Mirella. Sebenarnya Mirella ingin tertawa mendengar sebutan Daniel untuk Rio namun masih ditahannya.

"iya...Rio yang itu,..yang bawel, yang cerewet juga yang rempong itu" kata Mirella menambahkan. "jadi kamu bukan pergi sama Miska seperti ceritamu, tapi pergi sama Rio cerewet itu" kata Daniel dingin. " sebenarnya aku pergi sama Miska, terus Rio sama Bian menyusul" jelas Mirella lagi. " jadi katakan kenapa kamu minta maaf, karena kamu bohong ?" Tanya Daniel lagi.

gelengan kepala Mirella membuat Daniel bingung. "lalu" kata Daniel tidak sabar. "tadi sewaktu kami makan siang, kami bertemu dengan Mika.." kata Mirella lirih diakhir kalimatnya. "Mika...maksud kamu?" Tanya Daniel yang semakin tidak mengerti . " Mika datang ke tempat kami makan, lalu dia mulai mengatakan pada semua orang bahwa dia kekasihmu,,dan....yah...kamu pasti bisa menebak akhirnya seperti apa. " kata Mirella mengakhiri ceritanya.

"maaf....karena tidak terima dengan perkataan Mika, maka ...terjadi adu argument antara Mika dengan sahabat - sahabatku, dan aku yakin Mika pasti kesal dan aku tahu, dia pasti marah sama kamu karena kejadian ini, karena nya aku mohon maaf atas nama sahabatku" kata Mirella mengakhiri ceritanya. "apa yang Mika katakan lagi" kata Daniel terlihat lebih bisa mengontrol diri.

sebenarnya hanya pada Miska saja Mika ngomong, tidak dengan Bian juga Rio mereka tidak tahu" kata Mirella lagi. " apa yang Mika katakan" geram Daniel mengulang pertanyaannya. Daniel tahu pasti Mika mengatakan hal yang menyakiti hati Mirella , kalau tidak, Mirella tidak akan kesana kemari mengulur cerita.

"ini den...diminum kopi buatan Bibi yang Paling Enak dimuka bumi ini, nah...ini cemilan yang Aden minta juga, Bibi permisi dulu ya kalau Ada perlu lagi panggil aja " kata bi Sarti lagi

" ya Tuhan....bibiiiii" teriak Daniel sambil berjalan masuk kekamarnya.

"loh...den....kok kopinya ditinggal, kenapa....den....non kenapa dengan den daniel.?"Tanya bi Sarti pada Mirella. " entahlah bi...mungkin Daniel sedang sakit perut" kata Mirella tersenyum.

次の章へ