webnovel

Lima

"Oke oke! Kuping gue bisa masuk THT klo lo teriak teriak GIAAA" Fitri mulai berfikir alasan apa yang bisa membuat dia menolak ini semua. Karena dia tidak bisa memdandani seseorang, oh ralat. Untuk dirinya sendiri saja dia tidak bisa.

Lampu bohlam pun muncul di kepalanya "Gue gak bawa make up!" Seru Fitri tersenyum kelewatan lebar

"Tenang. Gue bawa Agus juga bawa" dan jawaban Gia membuat dia diam, yah ini memang nasipnya "kalo kalah jangan nyalahin gue ya!"

"Menang atau kalah bukan masalah" seru seseorang dari pintu

"Bapak ganteng ngapain kesini" seru Agus centil

"Saya kesini cuma mau bilang. Fitri saya yang akan kamu dandani"

"APA!" teriak Fitri kaget

"Pak saya aja ya Fitr ya" seru seru yang lainnya membuat kelas riuh "Ambil sana" seru Fitri memutar bola mata

"Excel?" Sapa Pak Al membuat kita semua menatapnya"Iya pak"

"Yang gantiin kamu siapa?" Tanyanya membuat gue merinding "Fitri pak"

"Ok. Cepet sembuh Cel" "makasih pak" dan panggilan pun terputus

"See. Saya tunggu kamu di perlombaan" dan dengan mudahnya dia pergi

"Para para paraaaa kok bisa sih pit. Lo beruntung banget"

"Beruntung mbahmu" jawab Fitri kesal

"Fitri ini tuh kesempatan besar buat lo deket sama dia di dalam ruang yang sempit" seru Gia membuat Fitri menatapnya bingung

"Sempit?" Tanya Fitri membuat teman temannya mengeleng

"Kardus!!!! Kardus yang ada di lapangan itu lohhh. Itukan buat mereka yang make up pin guru cowo. Para para para" Gia lagi lagi berbicara dengan heboh

"MATI AJA GUE!"

***

"Lomba Mobile Legend di menangkan oleh kelas 12 ips 2!!!!" Hati gue makin ga karuan. Gilaaa ini semua bahaya, fine gue bakalan bolos. Segera gue berdiri dan berjalan menuju gerbang

"Pak saya mau ke indomaret bentar ya"

"Iya neng silak--"

"Jangan izinin pak" suara itu membuat Fitri terdiam. Sialan

"Ayo ikut saya. Kamu mau boloskan" telinga Fitri pun di tarik entah menuju kemana

"Pak sakit pak" rengek Fitri dengan jalan tertatih tatih

"Jadi kamu mau kupingnya saya gigit" Fitri diam, Fitri tau hal itu, biasanya terjadi di adegan se---

"Kenapa diem? Kamu tau? Saya pikir kamu anak yang polos" baru saja ia ingin menyangkal tapi pengumuman di speaker membuatnya mengurung kata kata yang akan dia keluarkan dari mulutnya

"Perhatian untuk seluruh murid di harap kembali merapat di lapangan karena lomba make up akan ssgera diulai di mohon juga untuk peserta make up bergabung di lapangan. Terima kasih"

"Ayo kita kesana" serunya melepas kuping Fitri lalu ganti mengenggam tangan Fitri. Fitri melotot tapi tetap mengikuti langkah guru cabulnya itu

"1,2,3 kurung di kardus!!! Inget ya buat suatu karater!!!" Teriak kakak MC. Fitri pun bingung karakter apa yang harus di buatnya dengan mata tertutup. Ya! Fitri dan murid lainnya yang mengikuti lomba di tutup matanya

Kenapa harus di temoat sesemoit ini yawloh, ini semua karena pak Tatang!Iya ide pake kardus itu berasal dari pak Tatang. Alasannya karena murid murid akan membantu temannya dengan berteriak mana yang belum dan sudah di dandani agar kelasnya menang jadi demi keamanan dan kenyamanan, pak Tatang menyuruh agar anggota Osis mencari kardus bekas lemari pendingin dan menjadikan kardus itu menjadi bagian lomba dan sekarang kardus itu ada di sekeliling Fitri dan Pak Al.

"Mana wajah bapak?" Tanya Fitri meraba raba di depannya namun kosong

"Ini loh wajah saya" dia mengenggam tangan Fitri dan menuntunnya kearah rahangnya

"Pak saya bawa liptint, baby powder sama sisir" seru Fitri meraba raba barang barang yang ada di pangkuannya

"Kenapa sedikit?" "Ketentuannya memang cuma 3 barang. Lagian kayanya kita ga bakalan menang deh pak, saya aja ga bisa liat wajah bapak"

"Saya kan sudah bilang. Menang kalah bukan masalah" Fitri pun tersenyum kecil sambil mengangguk "saya mulai ya pak"

"Hm" Fitri pun menaburkan bedak di seluruh wajah pak Al. Ah sebenarnya Al tidak ingin mengikuti lomba ini hanya saja dia senang berada di dekat gadis ini, gadis yang terlihat polos tapi ternyata tidak.

'Gadis ini menyimpan kemesumannya dengan pintar' pikir Al mengeleng geleng

"Eh pak! Jangan gerak gerak tar cemong" Fitri mengulurkan kedua tangannya untuk membuat kepala Al diam

"Ayo pak tinggal pake liptint rasanya manis banget" seru Fitri riang, menyembunyikan kegugupannya karena tahap ini benar benar membuat detag jantungnya berdebar 2 kali lipat. Fitri pun meraba pelan bibir pak Al dan mulai mengoles bibir tipis itu

"Manis kan pak?" Tanya Futri tersenyum senang

"Manis. Tapi ada yang lebih manis" Fitri menautkan kedua alisnya bingung