webnovel

Im Fine

.

.

.

.

.

💍💍💍

Jimin memasangkan cincin di jari manis nya Yoona.

Semua tamu begitu bersorak dengan acara pertunangan yang sengaja di adakan di perusahaan.  Jimin dan Yoona sudah resmi bertunangan.

Suasana kantor di dekorasi begitu khusus oleh Ayah nya Jimin.

Kedua orang tua Jimin begitu bahagia melihat Jimin yang resmi sudah bertunangan.

Yoona mengalungkan tangan nya di lengan Jimin, Yoona juga tak tanggung tanggung untuk menyandarkan kepalanya di pundak Jimin.

Suatu kebohongan besar jika Yuura tidak merasa hancur sehancur hancurnya.

Yuura tersenyum kecut melihat pemandangan di depan nya.

Ia jujur dengan dirinya sendiri bahwa Yuura tidak suka dengan apa yang di rasakan nya saat ini.

Yuura memutuskan untuk tidak bergabung saat orang orang mulai menyantap santapan yang telah di sediakan.

Melainkan Yuura pergi menuju rooftop yang berada di lantai atas gedung.

Yuura terduduk di kursi dimana hanya ada dirinya dan angin yang berhembus .

" Apa yang terjadi denganku ? ".

" Apa yang salah denganku ? ".

" Aku tak mengerti ".

Air matanya tumpah begitu saja.

Yuuna mengeluarkan amarah nya dengan menangis.

Dadanya terasa sangat sesak.

" Dasar bodoh ! ".

" Kenapa aku begitu mengharapkan Jimin !? ".

" Kau bahkan tidak lebih dari seorang asisten ".

Hanya kata itu yang Yuura ucapkan kepada dirinya sendiri.

Yuura merasa seperti manusia yang paling bodoh karena memiliki perasaan lebih terhadap manager nya.

.

.

.

.

.

Jimin melihat sekeliling suasana kantor yang di penuhi oleh tamu tamu terpandang.

Tapi matanya tak menemukan Yuura.

" Kemana dia? Apa dia tidak datang ? ".

Jimin melihat cincin yang terpasang di jari manis nya, kini dia sudah bertunangan, tapi di dalam hatinya tidak ada rasa kebahagiaan sedikitpun.

Dia mengingat satu kalimat yang di katakan Yuura padanya.

" Kau menemukan wanita yang tepat untukmu ? ".

Bahkan Jimin tidak bisa menjawabnya.

Entah apa yang membuat Jimin tak bisa menjawab pertanyaan yang Yuura berikan .

.

.

.

.

.

Seseorang datang dan melihat Yuura yang sedang menatap kosong langit lepas.

Pria itu memakai setelan jas abu abu yang rapih.

Sesaat pria itu langsung melepas jas nya lalu memakai kan nya pada Yuura.

Yuura yang menyadari itu begitu sangat terkejut.

" Kau bisa kedinginan, setidaknya kau tidak berpakaian terbuka jika berada di tempat seperti ini ".

Pria itu duduk di sampingnya begitu saja lalu menatap lurus.

" Terimakasih ". Yuura memegang jas yang di berikan oleh nya.

" Aku Kim Seokjin, aku salah satu teman dekat Jimin. Ahh tak kusangka dia sudah bertunangan ".

" Lalu kenapa kau tidak bergabung bersama yang lain nya di bawah sana ? ".

" Aku tak begitu suka dengan keramaian jadi aku

kemari ".

Yuura berbohong.

" Lalu kau sendiri ? ".

" Aku bahkan tidak tau kenapa aku kemari, tapi hanya saja aku cuman ingin menghirup udara segar ".

Seokjin terkekeh sambil melihat Yuura .

" Matamu sembab, kau habis menangis ? ".

" Ahh? Aniyo aku tidak apa apa, mataku hanya sedikit perih ".

Seokjin tau betul jika Yuura habis menangis.

Tapi ia hanya berpura pura mempercayai apa yang Yuura katakan padanya.

" Ikutlah denganku ".

Seokjin menggenggam  lengan Yuura dengan sangat lembut.

Dan Yuura hanya menuruti apa katanya.

Sebenarnya Seokjin adalah orang yang sangat benci dengan kebohongan, tapi karena Yuura seorang wanita jadi Seokjin hanya bisa memahami itu.

Mereka turun dari rooftop lalu pergi menuju lantai utama untuk bergabung bersama tamu yang lain.

Terdengar alunan musik mulai di mainkan, dan Yuura membeku saat melihat Jimin sedang berdansa bersama dengan tunangan nya Yoona.

Yuura bahkan melihat secara detail bagaimana Jimin merangkul pinggang nya dan bagaimana Jimin menatap  kedua mata Yoona.

Apa semua itu palsu?

Apa semua itu benar benar Jimin lakukan?

Dan apa Jimin benar benar bahagia sekarang?

Seokjin reflek merangkul pinggang Yuura dan mengajak nya berdansa.

" Kau hanya boleh menatap ku, kau tidak boleh melihat sesuatu yang lain selain aku ".

" Ap? Apa maksudmu ? ". Yuura tak mengerti

" Turuti saja aku ".

Yuura mengangguk perlahan dan matanya hanya menatap Seokjin .

Yuura melihat Seokjin dengan seksama, mulai dari wajah nya yang sempurna, rambut yang di tata rapih, dan tidak ada yang kurang dari penampilan Seokjin saat ini.

" Kau melakukan tugasmu dengan baik , kita akan selesaikan ini sampai musik nya habis ".

Yuura mencoba mengontrol dirinya sendiri untuk tidak teralihkan pada Jimin tapi tidak bisa.

Yuura menundukan kepalanya , dia tak bisa bertahan lebih lama lagi.

Hal ini terlalu sakit untuk ia rasakan.

" Aku... Aku tidak bisa melakukan nya ".

Yuura melepaskan kedua tangan Seokjin yang merangkul pinggang nya.

Gadis itu pergi begitu saja, tapi Seokjin dengan cepat menahan nya.

" Aku akan mengantarmu pulang ".

.

.

.

.

.

Seokjin belum menyalakan mesin mobilnya, melainkan hanya melihat Yuura yang berusaha menahan tangisnya dengan sekuat tenaga.

" Kau boleh menangis, menangislah jika itu bisa membuat mu tenang ".

Seketika tangis itu pecah mengisi kesunyian .

Seokjin bisa melihat Yuura begitu sangat hancur, ia langsung memeluknya dan Yuura tak menolak hal itu .

Seokjin merasakan tubuh nya gemetar saat Yuura menangis.

" Ssshhh... Gwenchana ".

Bisik nya lembut.

.

.

.

" Kau melihat Yuura? ". Jimin bertanya pada salah satu teman dekat Yuura.

" Aku barusan melihatnya, tapi selang beberapa menit aku tak melihatnya lagi ".

次の章へ