webnovel

Calon Suami & Calon Istri

Dia tidak terkendali menumpahkan semua rasa lelahnya mengisak dan memukul lebih kejam. Terlalu lelah menghadapi lelaki bermata biru perebut impian-impian masa mudanya. Tiga bulan lalu dia datang membawa perjanjian pernikahan kontrak dan hari ini dia mengutarakan omong kosong bersama perilaku kasar yang dipaksakan.

"Aruna… Sudah.. Sudah!".

"Maaf.. maaf kan aku". Dia sudah terlambat. Gadis ini kehilangan kendalinya.

Sang pewaris tunggal Djoyodiningrat menangkap tangan gadis itu, mencoba membuatnya sadar. Namun si dia sudah kalab tidak mau berdamai dan akhirnya lelah sendiri. Dia capek dan mulai menghapus air matanya.

"Maaf..". Hendra memasang muka bersalah memohon ampunan. 

"Pergilah.. aku muak melihatmu.. aku ingin sendiri..".

Mata biru mengamatinya dari kejauhan, gadis yang mencuri banyak perhatian dan kegilaannya masih duduk disana termenung tidak bergerak.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください

次の章へ