webnovel

Ungkapan perasaan

Hari -haripun berlalu,dan kini zia sudah mulai beraktifitas dengan normal,dia sudah mulai pergi kerja dengan di jemput Riska.kakinya masih sedikit-sedikit ngilu.

kadang sesekali varun menjenguknya,yang membuat zia makin merasakan perasaan aneh yang dia tak tau apa,yang baru dia rasakan setelah bertemu dengan pria itu.

"zi ko bengong gitu,,,?awas entar kesambet loh.kata riska tiba-tiba yang menggagetkan lamunannya.

"Apaan sih,,,nongol tiba-tiba kaya hantu aja.ucap zia pada riska yang tiba- sudah ada di sampingnya.

"Pasti kau lagi mikirin pa varun iya kan,,? kata riska yang hanya menduga duga.Yang membuat zia menatapnya dengan malas.

Memang benar,,akhir-akhir ini zia memikirkan varun yang tidak tau kenapa selalu ada di pikirannya.

"Zi teman aku ke pesta bentar malam ya,,! ucap riska.

"Engga ah,,,aku males keluar,aku juga udah takut keluar malam naik motor,takut kejadian kaya waktu itu lagi.kata zia yang memang sudah takut untuk keluar malam naik motor,setelah kejadian tabrakan itu.

"kau tenang saja,,kita naik mobil,,aku pinjam mobil ka Rehan.Atau aku suru jemput pa varun.ucap riska yamg membuat zia menoleh padanya.

"Kau saja yang pergi dengan pa varun,kalau gitu.ucap zia cuek,dia tidak mau riska tau perasaannya kalau mengingat seorang varun.

Apa cuman aku yang memiliki perasaan seperti itu kepada pria itu.

"Pokoknya aku jemput ya bentar malam,,? kata riska sedikit memaksa menurut zia.ziapun tak bisa berkata apa-apa,dia selalu mengikuti ucapan sahabatnya itu.Zia hanya menghembuskan napas kasar.

******

setelah lelah bekerja seharian,zia membaringkan badannya di tempat tidurnya setelah pulang dari kerja,dia merasa sangat lelah di tambah dengan pikirannya dan hatinya yang tidak bisa tenang,selalu memikirkan pria itu di kepalanya.

"Kenapa sama diriku ini,,? kau harus fokus zia,buang pikiran itu jauh-jauh,jangan terlalu banyak bermimpi,gumam zia pada dirinya sendiri sambil mengeleng-gelengkan kepalanya.

setelah beberapa saat zia sudah selesai mandi,dan juga sudah menunaikan sholat magrib,acara pestanyanya jam 7,jadi zia tidak terburu-buru.sekarang dia sedang memilih baju apa yang cocok buat ia kenakan,karena memang dia tidak memiliki banyak gaun pesta.

setelah selesai memili-mili pakeyan,zia hanya memakai gaun pesta sederhana berwarna marun yang panjang selutut,dengan di hiyasi pita di pinggangx tapi tetap membuatnya terlihat cantik dengan mekup naturalnya yang tak berlebihan,tak lupa dengan mekai high heelsnnya yang membuatnya terlihat makin anggun.

Diapun menunggu Riska di teras rumahnya,tak berapa lama sahabatnya itu sampai dengan membawa mobil.

Merekapun berangkat kepesta itu,setalah beberapa saat mereka sampai di tempat pesta itu.

zia menatap keadaan pesta itu yang menurutnya sangat mewah.

"Ris apa tidak salah alamat pestanya,,? tanya zia yang memperhatikan pesta itu,dia merasa ragu untuk masuk.

"Iya sudah ini,,sebenarnya ini undangan untuk keluargaku,cuman mereka ga sempat datang,ka rehan lagi sibuk dengan bisnis keluarga,makanya aku yang gantikan dengan minta kau temanin.ucap riska menjawab pertanyaan zia.

"Ayo kita masuk,! Riska menarik tangan zia untuk masuk,sedangkan zia merasa ragu.Acara ini begitu mewah sedangkan penampilannya hanya sederhana yang membuatnya sedikit minder.

Zia hanya mengikuti Riska yang sudah menariknya masuk.Begitu sampai di dalam ruangan yang di adakan pesta,banyak tamu yang menurutnya tamu-tamu terhormat.

Di antara para tamu itu zia menemukan sosok yang tak asing yang sudah membuatnya memikirkannya terus terusan,dan membuat jantungnya selalu berdetak tak karuan.

pria itu sedang berbicara dengan seorang gadis yang sangat modis penampilannya dan juga cantik.kenapa parasaanku begitu sakit melihatnya dekat dengan seorang gadis..? pikir zia tak karuan,matanya terasa panas entah mengapa dia ingin menangis melihat itu.

Tiba-tiba saja pria itu melihatnya dan menghampirinya,namun zia sudah buru-buru meninggalkan tempat itu,Karena Riska sedang mengobrol dengan teman keluarganya sehingga riska tidak mengetahui kalau zia sudah meninggalkan tempat acara itu.

Zia duduk di kursi taman yang tersedia di halaman depan rumah tempat pesta itu."Bodoh bodoh,,,ada apa dengan dirimu zia,kenapa kau menangisi pria itu yang dekat dengan perempuan lain,dia bukan apa apamu,,ucap zia pada dirinya sendiri dengan sudah Menangis.

Tanpa zia sadari ada seseorang yang sudah berdiri di belakangnya dan mendengar semua ucapan gadis itu.

Pria itu menyerahkan sapu tangan yang membuat zia terkejut dan menoleh pada orang itu.Zia tidak bisah berkata apa-apa melihat orang itu.

"Hapus air matamu,,,! kau mau bedakmu nanti luntur,? ucap pria itu sambil menatap zia.Dia tidak percaya gadis itu menangisi dirinya karena melihat dia dekat dengan perempuan lain.Apa dia memiliki perasaan padanya,,,? pikirnya dalam hati yang membuat dirinya merasa senang.setelah tidak bertemu selama beberapa hari dengan gadis itu karena ada urusan bisnis di luar kota.

"Kenapa kau menangis,,? tanya varun yang pura-pura tidak mendengar ucapanya kemudian dia duduk di samping gadis itu.

"Tidak kenapa,cuman kemasukan debu aja,jawab zia dengan gugup.

varun hanya menatapnya tajam mendengar jawaban gadis itu."Aku kira nangis karenaku,milihat aku dekat dengan perempuan.

Deegg

Jantung zia berdetak dengan cepat mendengar ucapan pria itu.

"Eh apaan sih,,,ngapain aku harus nangisin kau dekat dengan perempuan lain.kata zia sambil pura-pura tersenyum

varun hanya menghela napasnya,kemudian memegang tangan gadis itu.Zia sangat terkejut atas apa yang di lakukan pria itu.

"Aku dengar semuanya,! kau tak perlu menyembunyikan perasaanmu,karena aku juga memiliki perasaan yang sama kepadamu,sejak kita bertemu aku selalu memikirkan dirimu,kau membuatku tak tenang karena aku berfikir kau tidak memiliki perasaan yang sama terhadapku,tapi sekarang aku sudah mengetahui perasaanmu terhadapku.I love you zia,,,aku menyayangimu,aku sudah mulai menyukaimu waktu pertemuan kita di kafe itu yang tanpa sengaja.ucap varun mengungkapkan perasaannya terhadap zia dengan tatapan mata yang begitu serius.

zia tak bisah berkata apa-apa,,matanya sudah mulai berkaca-kaca lagi atas ucapan pria itu yang mengungkapkan perasaanya terhadapnya.

次の章へ